Chapter 1

2.8K 216 122
                                    

*
*
*
*
*
*
*

Saint POV

"P'Perth, aku ke toilet dulu na." pamitku.

"Krub, Nong Saint. Hati-hati na. Atau mau kuantar?" tanyanya.

"Oih tidak perlu, 'P. Aku bukan anak kecil yang harus kau antar kemana-mana. Lagipula toiletnya kan dekat." jawabku.

"Tapi kau terlalu manis, Nong Saint. Aku takut akan ada yang mengganggumu." sahutnya lagi.

"Cie... cie... Kalian romantis sekali... Segeralah jadian! Kalau terus kau tunda nanti keburu ada yang mengambilnya, Nong Saint." Mean, salah seorang sahabat dari P'Perth bicara padaku.

Aku hanya tertawa menanggapinya lalu buru-buru berlalu dari sana untuk pergi ke toilet dalam cafe ini. Setelah menyelesaikan urusanku aku segera mencuci tangan dan kembali ke mejaku tadi. Namun, belum juga sampai di meja yang terletak di sudut itu aku mendengar mereka bicara sambil menyebut-nyebut namaku. Karena penasaran aku jadi mengendap-endap dan bersembunyi di dekat pilar untuk mendengarkan pembicaraan mereka.

"Hei Perth, ini sudah lebih dari satu bulan. Kau bilang bisa menaklukkannya dalam seminggu." suara P'Mean terdengar.

"Krub, kalau sampai besok malam dia masih belum menjadi kekasihmu kau kalah, Perth. Segera siapkan uangmu, Bro." kali ini suara P'Jo.

"Hei, tenang sajalah kalian. Masih ada waktu sampai besok malam na. Aku yakin Saint akan menerima cintaku malam ini. Tunggu saja." P'Perth menjawab.

"Kau yakin, Perth?" suara P'Jo terdengar lagi.

"Tentu saja yakin, Jo krub. Aku hanya perlu sedikit sentuhan akhir untuk mendapatkannya. Saint itu tergila-gila padaku hanya saja ia sedikit jual mahal." jawab P'Perth.

"Hahaha... Perth Si Playboy kelas kakap harus menunggu cintanya diterima oleh bocah polos yang lugu. Bodoh sekali kalau ia benar-benar menerima cintamu yang palsu itu, Perth." kata P'Mean lagi.

"Nong Saint yang manis akan jatuh ke pelukan seorang laki-laki brengsek sepertimu, Perth. Tapi harus ku akui kalau pesonamu itu tidak terbantahkan. Hahaha..." tawa P'Jo.

"Sst, jangan keras-keras, Saint bisa kembali kapan saja." kata P'Zee yang sejak tadi diam saja.

"Hahaha... Krub, Zee..." jawab mereka bersamaan masih sambil tertawa.

Tanpa kusadari air mataku sudah turun sejak tadi mendengar semua itu. Hatiku terasa sakit. Sudah cukup apa yang kudengar. Jadi, akhir-akhir ini P'Perth mendekatiku hanya karena taruhan.

Aku memang menyukai laki-laki ini, sudah sejak pertama aku melihatnya di saat acara hazer-ku tahun lalu. Aku hanya selalu melihatnya dari jauh. Aku cukup tahu diri kalau cintaku hanyalah cinta sepihak. Bagaimanapun aku ini laki-laki seperti dirinya. Yang kulihat selama ini P'Perth selalu berkencan dengan gadis-gadis cantik yang memiliki tubuh seperti model.

Tidak terpikirkan sedikitpun kalau dia akan membalas perasaanku hingga beberapa minggu lalu tiba-tiba saja P'Perth menyapaku di saat kami bertemu di kantin kampus. Kau tahu, 'P? Dadaku berdebar kencang melihatmu tersenyum padaku. Sejak hari itu kau selalu menemuiku, bicara padaku, bahkan mengajakku jalan. Kau juga mengenalkanku pada semua sahabat-sahabatmu. Ternyata ini semua hanya olok-olokan bagimu. Aku sangat kecewa padamu, 'P. Aku mencintaimu dengan tulus tapi aku cuma jadi mainan untukmu.

Dengan kasar aku menghapus air mata dari pipiku, sedikit berlari kembali ke toilet untuk membasuh wajahku agar tidak terlihat jika aku baru saja menangis. Lalu seolah tidak terjadi apa-apa, aku kembali ke meja mereka. P'Perth menyambutku dengan senyuman lebar.

My Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang