Rinne

38 3 4
                                    


Namaku Eleonor, umurku 15th, anak tunggal dri sebuah keluarga yg supersibuk. 

Saat ini aku sedang berada dlm masa liburan sekolah yg cukup panjang. Aku bosan hanya di rurumah terus dan untunglah tante ku,Lusy mengajakku berlibur ke rumah nya yg memiliki seorang anak perempuan berumur 5 tahun bernama Rinne.

Barang yg kubawa hanyalah tas ransel dengan beberapa baju dan celana secukupnya, uang, hp, charger dan dompet tentunya. Tak lupa kubawa satu novel untuk mengurangi rasa bosanku nanti.

Aku telah siap mengenakan kaus hitam lengan panjang polos, celana jeans hitam, sepatu sneaker hitam dengan jaket hitam bertulisan Be your shelf. Tak lupa aku menggantungkan earphone putih kesayanganku di leher.  Saatnya berangkat. Oh ya aku juga membawa sebuah kater karatan disaku jeketku, untuk jaga jaga.

Rumah Tante Lucy lumayan luas dengan interior rumah yg bagus menurutku.

"Nah, kamu bisa pake kamar atas aja, anggap saja rumah sendiri oke" Tante Lucy menyuruhku istirahat.
Aku hanya mengangguk sopan sambil segera menaiki tangga.

"kamar yg cukup luas" aku segera berbaring di tempat tidur dan ketiduran.

"bangun kau! "seru seorang anak kecil dan ternyata itu Rinne. Aku segera bangun dan sedikit kesal karena ia mengganggu tidur siangku

"ada apa? "tanyaku ketus

"temani aku main,kau harus mau" jawabnya mengancam

"kalau aku tidak mau?" aku mencoba bermain dengannya

"Akan kuadukan kau pada mamaku agar kau diusir dari sini"

"Silahkan saja"orang yg ngajak aku kesini dia, mana mungkinlah dia ngusir aku gitu aja, baka!

Rinne terlihat marah dan kesal, mungkin dia seorang anak yg dimanjakan dan semua apa yg ia inginkan akan dipenuhi oleh orgtuanya. Aku muak dan ingin segera mengakhiri sifatnya itu.

Tiba-tiba ia memukulku dengan tangannya, aku hanya menepismya pelan sambil main hp. Dia malah terus terusan memukulku dan semakin keras pula. Aku mulai menolehkan kepalaku padanya, dan melihat muka memerah dari anak manja itu.

"wanna play with me, little girl? " tanyaku tersenyum sinis

"Okey, i wanna play with you"jawabnya tidak mengerti karena aku kembali terpokus pada hpku lagi.

Dan benar dugaanku, dia kembali memukulku dengan tangannya itu, aku pun langsung memutar lengannya pelan sambil terdengar bunyi "krekk", oh mungkin tulangnya bergeser atau apalah

"kyaaa"ia berteriak

"awas saja ya kau akan kuadukan pada mamaku" ancamnya geram sambil meringis kesakitan.

Aku jadi suka meliha keadaannya tersebut, oke akan kulakukan hal ini sepertinya.

Aku segera mengeluarkan kater dari jaketku, lalu aku segera memegang kepala si manja itu kasar dan langsung memotong rambut indahnya itu dan segera ku masukkan potongan rambut itu pada mulutnya agar ia segera bungkam.

Dan sialnya ia masih meronta ronta, lalu kepegang lengannya dengan kasar dan memutar lengan yg satunya lagi agar ia bisa diam.

Oke sepertinya ia mulai melemah, maka dari itu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu kujalan saja aksiku seperti biasa.

Aku mulai mendudukannya di pojok kamar, matanya masih menatap tajam padaku, tapi kelihatannya ia sudah tidak punya tenaga lagi dan terlihat berteriak tertahan karena mulutnya sudah penuh potongan rambut indahnya itu.

Maka ku mulai aksiku dari sekarang dan aku akan mengakhirinya dengan cepat. Dimulai dengan menusukkan kater karatan ku ke mata kanannya, lalu turun menguliti tangannya yg ia gunakan untuk memukulku lalu berakhir tepat dijantungnya dengan kutusukkan saja agar cepat. Tentu saja ia kesakitan bahkan akan menjerit tapi tertahan.

Ia akhirnya berhenti menjadi anak manja selamanya.

"Sayonara, Rinne, aku tidak akan mengoleksi mayat manja sepertimu dan akhirnya sifat manjamu tidak akan membebani orang lain selama-lamanya"

I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang