1

566 61 122
                                    

-----------------------------------------------------------------








"Myung cepatlah, pesawat akan segera take off"

"Iya,  iya bawel sekali"

Kim So Eun tak berhenti mengomel disela-sela kegiatannya mengemasi barang-barang milik kim Myung Soo kedalam koper dan tas besarnya.

"Sudah kubilang persiapkan apapun sedari malam. Lihat kan, kita hampir terlambat. Belum lagi di perjalanan pasti macet. Kau itu---"

Myung Soo tidak tahan mendengar ocehan So Eun pun segera membekap wajah gadis itu dengan handuk yang biasa dia gunakan untuk mengelap keringat setelah berolahraga.

So Eun menghirup udara sebanyak-banyaknya setelah handuk itu terlepas dari wajahnya, ia memandang jijik kearah handuk putih yang sudah ia lempar ke sudut ruangan. Ekspresinya terlihat sedang menahan mual, ia pun berdiri dan langsung menjambak rambut Myung Soo hingga pria itu terduduk diatas lantai kayu kamarnya.

"Jorok! Jorok! Jorok! Iwh..! Kau gila? Kau mau membunuhku dengan handukmu itu? Apa kau merendamnya dengan bunga bangkai raflesia arnoldi?! Baunya busuk sekali! "

"Enak saja. Keringatku itu wangi seperti bunga kasturi! "

So Eun sudah berhenti menyerang
Myung Soo, dia berjalan menghampiri rak tempat pria itu menaruh skin carenya.

"Hentikan So Eun, pomadeku mau kau apakan! "
tatanan rambut yang sudah dibuatnya susah payah, hancur berantakan karena ulah tangan harimau So Eun. Saudaranya itu sudah seperti super hero wanita yang memakai kostum topeng kucing, apa itu namanya. Ya, cat woman. Persis seperti itu. Sekarang gadis itu mau mengambil gel rambutnya? Tidak boleh!

"Rambutmu kalah klimis dengan Dracoku!" ucap So Eun mengejek, lalu membawa pomade yang ada digenggamannya kearah tong sampah. Ia berani bersumpah Myung Soo tidak akan pernah mau mengambil sesuatu yang sudah masuk tong sampah.

Tetapi tidak seperti dugaannya, justru pria itu mengambil pomadenya dari dalam tong, lalu tersenyum menyeringai. "Kau pikir bisa mengalahkanku? Asal kau tahu untuk membeli pomade ini aku harus rela ikut acara pelelangan"

So Eun memutar bola matanya mendengar penuturan sombong Myung Soo, "Lihat saja nanti aku akan menggantikan pomademu dengan minyak bekas menggoreng ikan asin! " ucapnya ketus. Myung Soo tertawa meremehkan. "Silahkan saja kalau bisa"

Sebelum beranjak soeun mencubit perut Myung Soo dengan sekuat tenaga, cubitan kecil namun terasa perih sampai ke usus halus.

"Shit!! kim So Eun sialan!!" mata Myung Soo menatap horror, jemarinya langsung menyingkap kaos putihnya. Terpangpanglah bekas kemerehan yang sangat kontras. Ia mengaduh beberapa kali sambil mengusapi perut bagian kirinya.

So Eun tersenyum puas mendengar ringisan saudara kembarnya itu, cubitan mautnya memang sangat menyakitkan. Jangan remehkan semut, gajah sekalipun bisa kalah olehnya. Gadis itu semakin menertawai Myung Soo, hingga tak sadar waktu penerbangan mereka sudah semakin dekat.

"YAK KIM MYUNG SOO!!! KITA TERLAMBAT!!!"

So Eun segera pergi dari kamar Myung Soo. Ia berlari kesana kemari mencari barang-barangnya.
Supir taksi yang sudah mereka pesan pun telah menunggu didepan rumah.

"Aduh kameraku dimana---myung kau melihatnya tidak? Bisa gawat kalau hilang"
Panik tentu saja, So Eun terus mencari kamera analognya di ruang tamu. Namun tidak ketemu.

Myung Soo keluar dari kamarnya sambil menyeret koper dan menyampir tas gendong hitamnya. Pria itu terlihat santai, melirik sekilas kearah So Eun lalu melenggang menuju pintu.

My Lovely SiblingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang