Family

214 25 5
                                    

Sabtu sore adalah jadwal Tirta menghabiskan waktu dengan keluarganya. Istilah kerennya adalah quality time, padahal aslinya adalah kegiatan dimana kedua adiknya itu memoroti uang tabungannya.

Orangtuanya kali ini tidak ikut karena mereka ada acara reuni di Cikole. Sudah biasa juga untuk Tirta ditinggal bertiga dengan adik-adiknya.

Orangtuanya selalu punya alasan untuk pergi berdua, katanya bulan madu jilid sekian. Ya, tidak masalah juga sebenarnya, orangtuanya butuh waktu berlibur berdua.

"Chan, cepetan dikit. Keburu macet nanti!!" teriak Tirta dari lantai bawah.

"Masih jam tiga, A. Macet dimana deh?" adik bungsunya balik bertanya.

"Cari parkirannya nanti susah, emang kamu mau ngatur-ngatur pas mobil keluar?"

"Iya terus-terus. Balas kanan, balas kiri, balas chat saya. Iya, stop pak!"

Adiknya meledek sambil berlalu pergi melewati Tirta yang masih duduk menunggu adiknya yang lain.

"Dil, cepetan dandannya. Keburu akhir zaman ini!" teriak Tirta lagi.

"Si Teteh lagi apa emangnya? Bukannya tadi udah rapih ya?" si bungsu menyembulkan kepala dari pintu luar.

"Aa suruh ganti baju, roknya kependekan." jelas Tirta.

"Lama ini mah deh, pasti nyari gamis mama dulu dah."

"Ngomongin siapa sih kalian? Kok kuping aku panas ya?" sahut seorang gadis yang ditunggu kedatangannya sejak tadi.

"Nah gitu kan cantik. Gak pamer-pamer paha." ujar Tirta lalu bangkit membawa kunci mobil.

Tirta dan adik-adiknya lalu masuk ke dalam mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tirta dan adik-adiknya lalu masuk ke dalam mobil. Dengan Tirta yang duduk di belakang, adik perempuannya di kursi kemudi dan si bungsu di kursi penumpang bagian depan.

Fyi, Tirta paling malas menyetir saat malam minggu. Katanya, dosa besar dalam hidupnya menyetir mobil saat malam minggu.

"Gak pake gamis, Teh?" tanya si bungsu yang sibuk memasang seatbelt.

"Mata lo pake gamis." sahut si gadis sedikit sewot.

"Ya biasa aja atuh, galak bener."

"Ngapain pake seatbelt sekarang? Kan pagernya belom digembok?"

"Ya terus? Kudu Echan gitu yang ngegembok?"

"Ya iya lah, kan biasanya gitu."

"Minggu kemaren kan Echan udah gembok pager, gantian lah."

"Teteh kebagian nyetir, kamu kebagian ngegembok pager."

"Gak mau ah, masa Echan terus."

"Yaudah kalo gak nurut berarti Enchan jangan dijajanin, A."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ProfessionalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang