1. Nafas Terakhir Sang Ibu

233 16 17
                                    

"Aku janji, hiks.."

Seseorang tengah duduk di kursi pengunjung yang tersedia di ruangan ICU milik Neandro Hospital, salah satu rumah sakit termegah di kota London. Dirinya tidak sendirian, di belakangnya ada seorang pria berseragam dokter dengan dua perawat cantik tengah berdiri menunduk seolah tidak ada niatan sama sekali untuk menguping pembicaraan pasiennya.

"Ibu akan ikut bahagia kalau kamu juga bisa merasa bahagia tinggal bersama mereka," ucap wanita paruh baya yang tengah berbaring lemah di ranjang sempit khas rumah sakit, digenggamnya erat tangan anak tunggal kesayangannya dengan penuh harap, beliau sempat mengeluarkan pesan terakhirnya sebelum nyawanya benar-benar diangkat Tuhan, "Setelah Ibu tiada, Ibu hanya minta satu hal, Ara. Dimana pun kamu berada, dimana saatnya diri kamu membuka lembaran baru, tolong jangan sampai lepaskan mahkotamu yang berharga itu, biarkan hanya seorang suami dan anak-anakmu kelak yang dapat melihat isi dari jilbabmu, yakni ribuan helai rambut yang kau jaga untuk diri kamu sendiri, bukan untuk dipamerkan kepada orang lain," jari jemarinya mengusap lembut punggung tangan putrinya yang bergetar hebat menahan tangis, beliau tahu, Arabella adalah sosok perempuan yang kuat, menjadi seorang wanita yang tangguh adalah prinsipnya dari dulu setelah ia merelakan kepergian Ayahnya yang amat sangat ia sayang.

"Ara, Ibu mohon dengan kamu menuruti pesan terakhir Ibu, kamu juga jangan lupakan soal prinsip hidup kamu, selalu ingat pesan terakhir dari Ayah, 'Jadilah Wanita yang Tanggung', nak."

Arabella sudah tidak bisa menahan isakan tangisnya, air mata yang terus memberontak ingin keluar dari matanya sudah mengalir deras membanjiri pipi merahnya, ia menangis tersedu-sedu dengan membenamkan wajahnya di punggung tangan sang Ibu, mengecupnya berkali-kali sambil terus bergumam "Aku janji."

THE EMERALD HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang