--Prolog--

19 1 0
                                    

GUBUK DESA


"Malam ini semesta begitu riang, ya?" Pria itu bertanya dengan sedikit menatap dan logat terdengar serak.

"Iya-ya sungguh...sangat".

"Dalam sejuta malam yang berlalu. Kenapa tanpa di sadari ini malam paling yang indah di antara malam yang lalu". Suara yang lirih dan menyentuh.

"Ya, sangat indah. Apa mungkin karena begitu banyaknya dosa kita, sehingga mereka merayakan akhir hidup kita malam ini." Jawab wanita itu dengan penuh penasaran dan terdengar pasrah.

"Coba penjamkan mata kamu."

"Kenapa???"

"Cukup pejamkan mata kamu, dan diam sejenak!!" Pria itu memaksa nya untuk menutup mata dengan bujukan kalem.

"Begitu banyak bintang bertebaran di Angkasa raya yang tinggi, bulan dan bintang gemerlap riang seakan tiada pernah pedih di rasakan.

indahnya ohh... Indah, kita bersenandung kasih dengan penuh harapan yang hanya tersisa malam ini dan tak tau akan hari esok.
Cinta putuskan segala hal yang buruk akan terjadi, cinta pula yang mendatangkan malapetaka. Dalam kesunyian malam yang mencoba menyuguhkan betapa berkesinambungan Bintang dengan keindahan yang selaras dengan hati, kita sambut pula malam dengan senyum dan tawa sebagai tanda syukur

Ketika kedua insan saling bertatap mata dengan penuh kasih dalam Hening nya waktu, tanpa di sadari tatapan hangat itu akan membekukan tempat terindah pula dalam hati mereka

Jika Jiwa gugur dalam perang Cinta, biarlah.....!!
Karena jika perjuangan tanpa ada pengorbanan itu hampa.
Seperti mawar yang tercabut dari Tanah yang subur, cukup biarkanlah!!
Tetapi meskipun demikian percayalah bahwa tanah sudah pernah membiarkan sang mawar itu tumbuh dan berkembang, meskipun pada akhirnya sang mawar tercabut dari tanah..

Untuk Tuhan!

Di gubuk desa ini cerita kita akan hari esok tiada pernah kita tahu, hanya Tuhan lah yang menentukan. Cukup indahkan cerita yang pernah kita lewati dengan penuh keprihatinan. Hidup dan mati cukup kita layangkan pada Tuhan yang ESA, dengan penuh segenap jiwa untuk berserah dan berharap kepada Tuhan." pria itu melantunkan sebuah puisi yang membuat wanita itu meneteskan sedikit air mata.

" senduu..... "

" ya.. Aku tahu, tapi ini malam kita Chelsea. Percayalah".

"ya. Tapi kini harapan usang pun tak lagi ada". Ucap wanita itu dengan wajah sedih.

"Aku mencintaimu!" dengan tegas sang pria mengutarakan perasaannya.
"Dan harapan usang tak ada dalam kamus besar Hidupku".

"apa yang akan kamu lakukan?"

"aku ingin berlayar di antara samudra dan semesta.... bersamamu!" pria itu menatap dengan sorot tegas.
"aku ingin menutup mata dengan ragamu berada di sampingku, untuk selamanya chels". Dengan tatapan yang tak berpaling sedikitpun.

Wanita itu kemudian menggenggam tangan kanan pria itu dengan erat, kemudian ia berbaring menatap indahnya angkasa dengan si pria mengikutinya.

"PULANG!" wanita itu mengucap kata tanpa berpaling melihat bintang, dengan tangan kanannya seperti ingin menjangkau segala isi di angkasa.

Setelah mendengar kata yang di lontarkan oleh wanita itu sontak si pria lekas bangkit.
"Itu akan menjadi janjiku dengan dengan segenap bintang adalah saksi". Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada semesta.

"Aku akan membawamu pulang! Itu adalah tugasku yang kini ku emban".
Ucapnya dengan tegas yang langsung memindahkan kedua matanya menatap si wanita.

"kamu berjanji?"

"Itu bukan lagi janji, Chels. Namun itu akan menjadi riwayat hidupku hingga akhir".

"Bersamaku? ".

"Ya. Ini malam kita dan bukan akhir dari kita".

"Dan aku berjanji untuk tetap berada di sampingmu. Dan aku akan selalu pulang padamu".

Keduanya pun saling tersenyum dan kembali bersama menatap semesta, dengan kedua tangan saling berpegangan hingga akhir malam menjadi awal perjuangan untuk mereka pulang.

SEJATI

Note:

Berjuang demi kemenangan itu hanya sementara dan akan selalu ingat dan di kenang,
Tetapi jika menyerah dalam berperang itu akan terasa menyakitkan dan di ingat selamanya

Wp by Wabkor island

Read....>>

Gubuk TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang