1

178 15 11
                                    

Hari masih terlihat sama. Tak ada yang berubah. Masih berjalan sebagaimana mestinya. Jeongwoo, si manis yang duduk menunggu. Cukup lama untuknya berdiam disebuah kursi taman menunggu kekasihnya, teman hidupnya yang lima tahun ini selalu menemani Jeongwoo dimanapun dan kapanpun.

Haruto satu nama yang membuat harinya jauh lebih berwarna. Pria tampan,kaya,pintar,baik dan sempurna bagi si Tan itu. Jeongwoo merasa beruntung memiliki haruto, jeongwoo tau dan mengerti bahwa diluar sana. Semua orang mendamba haruto. Maka dari itu Jeongwoo berusaha membuat haruto selalu melihat kearahnya.

"Kenapa lama?menyebalkan!" Ujar Jeongwoo menatap haruto yang sepertinya kelelahan.

"Kau tau sendiri aku sibuk. Seharusnya kau bersyukur aku masih memprioritaskan dirimu dari semua hal penting dalam hidupku." Jawab haruto seraya mendudukan diri disamping Jeongwoo.

"Baik ini salahku. Maaf,"

"Jadi kenapa memanggilku kemari?"

"Aku hanya ingin memastikan sesuatu. Benarkah dikantor, kamu sedang dekat dengan seseorang." Jeongwoo menatap Haruto penuh selidik. Hembusan nafas kesal terdengar lirih ditelinga Jeongwoo

"Kamu memanggilku hanya untuk ini? Berhenti mendengarkan gosip tak penting dari temanmu itu. Seharusnya kau mempercayaiku." Ujar Haruto jengah.

"Aku hanya takut kehilanganmu. Kau taukan." Jeongwoo menunduk dalam. Akhir - akhir ini Jeongwoo tau jika Haruto sedang banyak di gandrungi pria dan wanita ditempat kerjanya. Jeongwoo sudah berusaha untuk percaya pada Haruto. Namun kembali rasa takut itu menghantui saat Haruto jauh dari jangkauan matanya.

"Aku disini. Aku sudah beratus kali bilang padamu. Aku tidak akan meninggalkanmu. Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Jeongwoo terlihat menimbang - nimbang.

" Jauhi temanmu yang bernama Doyoungi itu aku tidak suka. Dia sepertinya suka padamu."

"Hey dia sahabatku." Jeongwoo menunduk. Haruto mengalah.

"Baik,aku akan menjauhinya. Kau bahagia? Mmm" ujar Haruto seraya mengusap lembut surai Jeongwoo. Baginya Jeongwoo adalah segalanya. Sebisa mungkin, jika dia bisa dia akan melakukan apapun yang diminta.

"Benarkah? I love you. Hmm mau permen?" Haruto tersenyum mendengar jawaban Jeongwoo Mereka menghabiskan sore itu bersama.

Dihari - hari berikutnya Jeongwoo merasa dia kurang menjaga Haruto dengan benar. Dia benci bagaimana haruto menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang lain dari pada denganya. Tanpa Jeongwoo sadari dirinya memang terlalu mengekang Haruto dalam penjaranya.

" Haruto! Pulang tepat waktu. Kamu taukan aku selalu menghawatirkanmu. Aktivkan juga handponemu. Jawab telpon dan pesanku. Oke!" Haruto hanya mengangguk dan memberikan senyum paksa pada bibirnya.

Awalnya dia senang dengan seluruh ke protektipan Jeongwoo. Namun satu tahun ini dia merasa benar - benar jengah,kesal dan penat. Jeongwoo tidak pernah mau mengerti jika Haruto juga butuh sedikit waktu untuk bebas.

"Jangan khawatir. Aku akan pulang tepat waktu." Jeongwoo tersenyum ceria. Mereka memang memutuskan untuk tinggal satu atap saat aniv yang ke 4,tahun lalu.

"Baiklah aku pergi, sampai bertemu." Ujar Jeongwoo lalu memberi kecupan manis dibibir Haruto Lalu beranjak meninggalkan Haruto yang hanya termenung dalam semua fikiranya.

.

.

.

Setelah berpisah dengan Haruto. Jeongwoo segera melangkahkan kakinya ketempat dimana dia menuntut ilmu. Yah ia masih menjadi seorang mahasiswa disebuah universitas diKorea. Dia hanya mempunyai seorang kakak bernama Yoshi yang memutuskan untuk menetap di Jepang. Sedangkan Jeobgwoo masih bertahan di Korea karena Haruto.

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang