Min Yoongi, awalnya ia kira musim semi tak akan pernah mucul di hidupnya. Tapi ternyata itu salah, musim semi yang ia impi-impikan datang juga. Di tempat yang tak disangka-sangka. Bahkan orang yang tak diduga.
Bingung? Oke, ayo kembali ke waktu dimana hal ini bisa terjadi. Tepatnya 2 jam yang lalu.....
"Yoon!"
Yoongi berbalik, menatap seorang lelaki tampan juga tinggi tengah terengah-engah setelah kegiatannya mengejar Yoongi yang terlihat terburu-buru.
"Sungmin?"
"Mau kemana?"
Yoongi memakai hoodie putihnya, kemudian melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan Sungmin.
"Yoon!"
"ck! Kenapa sih?"
Oke, Yoongi mulai emosi
"kenapa buru-buru sih?"
"terserah ku lah! Apa pedulimu?"
"ck, sinis"
"biar"
"aku ikut"
"apasih?"
Sungmin mendekati Yoongi, membuka hoodie yang menghalangi wajah cantik sang rival yang selama ini Sungmin gilai. Oke, Choi Sungmin. Ia senior Yoongi dijurusannya. Music Major dan Sama-sama mengambil Piano untuk konsentrasinya. Awalnya Sungmin biasa saja terhadap Yoongi, tapi karena Yoongi orang yang giat dan berbakat (serta cantik), mau tak mau Sungmin jatuh cinta walau sebenarnya mereka itu rival.
"jangan terus memakai hoodie, sayang wajah cantikmu kau tutupi"
"kenapa sih suka mengatur?"
"yaa, aku tak suka saja!"
"cih! Pulang sana!"
"mau kemana dulu?"
"mau pergi"
"kemana? Dengan siapa"
"pertandingan kendo, dengan Namjoon. Puas kau? Aku pergi"
"NAMJOON? YOON! JANGAN PERGI DENGAN DIA. DIA MASIH SUKA KAU!"
Sabodo dengan teriakan Sungmin yang menggema, yang jadi fokusnya sekarang hanya Namjoon yang pasti sudah menunggunya di parkiran kampus sejak 15 menit yang lalu.
"maaf aku telat" Yoongi masuk ke mobil hitam yang terlihat mahal namun mana Yoongi perduli. Yang ia perdulikan hanyalah kursinya empuk dan nyaman.
"tidak apa-apa, maaf mengajakmu mendadak begini"
"santai saja, lagipula kalau dengan ini hutang budiku padamu bisa lunas aku mau saja"
Namjoon menghela nafas
"Ya ampun Yoon kan sudah kubilang waktu itu aku ikhlas mengantarmu pulang. Lagipula mana tega aku membiarkanmu mendorong vespa bututmu"
Yoongi menatap Namjoon tajam
"Bilang apa tadi?"
"hehehe maaf, lupakan saja"
"yasudah ayo pergi"
Mobil Namjoon melaju, sebelumnya mari berkenalan dengan Namjoon atau nama lengkapnya adalah Kim Namjoon. Seangkatan serta dijurusan yang sama dengan Yoongi namun berbeda Konsentrasi. Namjoon mengambil Konduktor Musik sebagai konsentrasi yang ia minati. Hubungannya dengan Yoongi? Hmm...bagaimana menjelaskannya ya? Sebut saja ia mantan yang pernah mengisi hari-hari Yoongi namun tak pernah mengisi hati Yoongi hehe
"aku tak menyangka kau berminat dengan Kendo"
Yoongi tiba-tiba bersuara membuat Namjoon tersenyum senang
"sebenarnya tidak, aku hanya ingin menonton sepupuku bertanding"
"sepupu? Kau punya sepupu?"
"tentu saja, Park Jimin namanya dan ia juga satu kampus dengan kita kalau kau tidak tahu"
Yoongi mengangguk pelan, sepertinya ia tahu siapa orang yang namanya disebutkan Namjoon tadi. Bagaimana tidak, orang itu wajahnya muncul dimana-mana sebagai juaranya kampus di bidang Kendo.
"ah...aku baru tahu dia sepupumu"
"yaah...hanya segelintir orang yang tahu"
"baiklah...."
Hening tercipta kembali hingga tiba ditempat pertandingan. Cukup ramai, bahkan wajah yang tidak asing banyak sekali berlalu lalang. Bagaimana tidak, Yoongi tahu sekali pasti Park Jimin banyak sekali fansnya. Bahkan wajah ketua kelasnya saja bisa ia lihat tengah duduk disudut bench dengan banner "Fighting Park Jimin" tertulis disana
"pft, bucin"
Yoongi berbisik yang masih bisa didengar Namjoon yang duduk disebelahnya
"bucin? Siapa?"
Yoongi menoleh kepada Namjoon kemudian hanya tersenyum malas
"kau"
"aku?"
"ya"
"ya, aku memang bucin. Padamu"
"hentikan"
Namjoon tak membalas lagi. Hanya tertawa gemas melihat tingkah Yoongi
Pertandingan pun dimulai. Yoongi memang sama sekali tak paham tentang kendo, tapi jujur saja ia cukup menikmati. Bahkan saat Jimin memenangkan kejuaraan ia ikut tepuk tangan, karena memang Jimin pantas mendapatkan kemenangan itu. Namjoon dan Yoongi yang duduk di kursi yang cukup dekat dengan tempat beristirahat peserta cukup membuat mereka berdua leluasa melihat Jimin bahkan Namjoon dengan santainya berteriak memanggil nama Jimin dan tentu saja Jimin dapat mendengarnya. Ia menoleh, membuka Men (Pelindung kepala) nya, melambaikan tangannya dan tersenyum manis kepada Namjoon.
Disaat itu pula tiba-tiba angin musim semi datang, menghantam Yoongi dengan kelopak bunga sakura dengan lembutnya. Jantungnya berdegup kencang, wajahnya memerah, nafasnya tercekat. Ia tidak bodoh dalam hal ini. Yoongi tahu ia sedang jatuh cinta. Dan kata-kata terakhirnya kepada Namjoon membuktikan segalanya
"Namjoon, ternyata Jimin ganteng ya"