Chapter three

822 180 12
                                    

Yoongi terduduk lemas dikursi pianonya, mulai mengoceh macam-macam kepada Latte karena sejak seminggu terakhir usahanya tak membuahkan hasil.

"Jimin batu! Tapi entah kenapa aku suka" omelnya kepada Latte tanpa menyadari seseorang sedang memperhatikannya sedari tadi

"Lattenya sedang tidur, mengapa kau ajak bicara?"

Yoongi terperanjat kaget, mendapati Namjoon sudah berdiri disampingnya

"ah, hai Namjoon"

Sapanya dengan lemas

"kenapa? Ada masalah dengan latihanmu?"

"kau lupa aku genius? Bukan itu masalahnya"

"jadi? Kenapa kau terlihat frustasi?"

"sepupumu"

"siapa?"

"siapa lagi?"

"Park Jimin?"

Yoongi mengangguk

"aku menyukainya"

Namjun tersedak ludahnya sendiri

"APA??? DENGAN MUDAHNYA KAU MELUPAKANKU YOONGI?"

Yoongi menghela nafasnya

"aku kan tidak pernah menyukaimu"

"Raja tega!"

"itu masalahmu"

Namjoon yang memang dulu pernah bucin akan Yoongi hanya bisa menerima semua kata-kata tajam Yoongi, karena memang dulu Namjoon yang memaksa menjadikan Yoongi sebagai pacarnya tanpa persetujuan Yoongi.

"lalu? Kau pasti ditolak Jimin kan?"

Yoongi membolakan maniknya

"bagaimana kau tau?"

"dia itu sepupuku kalau kau lupa"

Yoongi kemudian mengangguk pelan, mendengarkan dengan khusuk kata-kata Namjoon selanjutnya

"sebelumnya aku ingin tanya, bagaimana caramu mendekatinya?"

"selama seminggu ini aku berusaha mengajaknya makan bersama hanya untuk berkenalan"

Namjoon tersedak lagi

"kau? Melakukan itu?"

"ya, kenapa?"

"kau tidak pernah melakukan itu padaku!"

"yah karena aku tidak pernah mencintaimu dan KEMBALI FOKUS NAMJOON!"

"ah maaf, aku lupa kalau kau bahkan menamai piano yang kau cintai dengan Latte"

"hei! Apa masalahnya dengan itu? Itu lucu"

"oke-oke, KEMBALI FOKUS YOONGI!"

"ah iya maaf"

Namjoon tertawa kecil, ternyata Yoongi yang sedang jatuh cinta sungguh menggemaskan. Jadi tidak ikhlas melepaskannya :"

"kau salah kalau kau fikir mengajaknya makan itu cara yang benar. Yang ada kau akan dikatainya sebagai penguntit"

"jadi, aku salah?"

"ya, terkhusus untuk Jimin yang sedang kau dekati cara itu sungguh sangat salah"

"jadi, aku harus bagaimana?"

"mau bantuanku?"

"tidak, terimakasih"

"yakin?"

"boleh deh"

Namjoon menatap Yoongi dengan tatapan malasnya

"tidak gratis tapi"

"baiklah, sebutkan saja kau ingin apa"

"aku tidak ingin uang atau makanan. Tawarkan aku sesuatu yang lain"

Yoongi kemudian berfikir, tak lama ia tersenyum mengeluarkan hpnya dan menunjukkan foto seseorang kepada Namjoon

"dia Single, Jurusan Perfilman. Mau?"

Namjoon ternganga melihat foto seseorang dilayar hp Yoongi, kemudian mengajak Yoongi berjabat tangan

"OKE DEAL!" ucapnya tegas

"tapi bagaimana caranya?"

Namjoon terlihat berfikir sebentar

"kau lakukan saja seperti biasanya, sisanya aku yang urus"

"kau tidak akan melakukan hal-hal yang aneh bukan?"

"tenang saja, aku hanya akan bertindak sebagai perantara. Sisanya tetap bergantung kepada perasaan kalian masing-masing"

Yoongi mengangguk pelan

"dan jangan lupakan deadline kita!"

"tenang saja, aku masih dalam masa pengerjaan. Percaya padaku untuk yang satu itu"

"aku selalu percaya padamu sayang"

"mau mati?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 02, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LUCKY MEWhere stories live. Discover now