Ada seorang anak lelaki bernama Tommy. Dirinya baru saja mendapat amukan dari ibunya karena nilai rapotnya merah, ini membuatnya dihukum untuk tetap diam di rumah selama akhir pekan. Saat sedang menjalani hukumannya, ibu Tommy menyuruhnya untuk membeli hati sapi untuk makan malam.
Ibu Tommy menginginkan makanan lezat untuk menyambut CEO perusahaan dimana suaminya bekerja. Dirinya harus membuat kesan baik di kunjungan pertama sang bos besar. Tommy pun segera membelinya, namun saat dalam perjalanan, ada teman Tommy yang mengajaknya bermain kasti.
Tanpa pikir dua kali, Tommy mengiyakannya, padahal Ibunya sudah memperingati untuk tidak mampir kemana-mana dulu. Namun Tommy melanggarnya, 'kalau hanya telat 15 menit saja, ibu tidak akan marah' pikirnya.
Tak terasa, Tommy sudah telat setengah jam dan belum membeli hati sapi yang diminta oleh Ibunya. Panik, Tommy pun mengayuh sepedanya ke pertokoan terdekat. Sayang, seluruh toko sudah tutup. Tommy bingung bukan kepalang.
Dia tidak mau lagi dimaki oleh Ibunya karena ini. Pikiran licik Tommy pun muncul. Dia ingat kalau beberapa hari yang lalu, Kakeknya baru saja meninggal; Tommy ingin mengambil hati kakeknya saja untuk mengganti hati sapi yang lupa dibelinya.
Lantas, ia mengendap kerumah, mengambil cangkul dan pergi ke kuburan Kakeknya yang masih basah. Setelah berhasil menggali dan menemukan mayat Kakeknya, Tommy segera mengoyak badan Kakeknya itu sehingga dia bisa mengambil hatinya. Berhasil! Tommy akhirnya pulang ke rumah, memberi 'hati' sapi pada Ibunya.
Tak selang berapa lama hati sapi pun selesai dimasak dan siap dihidangkan. Seluruh anggota keluarga mulai makan malam bersama dengan bos besar Ayah Tommy. Rasa hati sapi buatan Ibu Tommy diacungi jempol oleh semuanya. Kecuali Tommy yang enggan memakannya.
Setelah malam mulai larut, Tommy pun tidur. Dalam tidurnya, Tommy samar-samar mendengar suara rintihan 'dimana hatiku? Dimana hatiku?' terus menerus. Saat Tommy membuka mata, alangkah terkejutnya dia mendapati Kakeknya ada di depannya dengan isi perut yang terburai dan mengeluarkan bau busuk.
Tommy tidak bisa menjerit saking takutnya. Kakeknya pun bertanya sekali lagi, 'dimana hatiku?', lantas dengan terbata-bata, Tommy menjawab, 'kami memakannya...' Malam pun berlalu. Tiba-tiba keesokan paginya, suara melengking terdengar nyaring dari kamar Tommy. Ibu Tommy menemukan anaknya sudah terbujur kaku dengan perut terkoyak dan hatinya sudah hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Urban Legend & Creepypasta Story
Horror"Bukankah orang yang banyak bicara seharusnya dipotong lidahnya?". "Apa maksudmu?" ucapnya dengan nafas tersengal-sengal. "Ahaha~, tidak bibi. Aku hanya mau lidahmu agar tidak membicarakan seseorang tanpa mengetahui kebenarannya, seharusnya lidahmu...