Happy reading😊
🌼🌼🌼
Tenyata yg datang adalah...
.
.
.
Ketiga orang ini langsung masuk, bahkan sebelum Jessy mempersilahkannya.
"Hallo... Neng Njes syanteeq, lo knp? Baik-baik aja 'kan? Apa yang sakit? Badan lo? Kepala lo? Hati lo? Jantung lo? Atau lo lagi demam?" tanya salah satu orang.
"Busyet dah. Kaya petasan rentengan kalo nanya panjang bener, lagian kalian ngapain kesini?" jawab Jessy
"Ya elah... Ya mau jengukin elo lah beb, emang lo gak mau apa dijenguk sahabat lo sendiri" ucap dua orang lainnya.
.
Ternyata yang datang adalah sahabatnya yaitu Talia, Thisa, Wina. Mereka kenal sejak masuk SMA karena mereka sekelas yaitu di kelas 11 IPA 2.
"Iya iya gue canda, uuh...bebeb bebebkuuh...cocwit deh.." gemas Jessy.
"Emang lo kenapa bebeb Njes?" tanya Thisa.
"Gak papa, ya udah duduk dulu yuk" ajak Jessy.
Lalu mereka duduk di sofa ruang tengah, dan ikut menonton tv.
"Kalo mau minum ambil sendiri di dapur ya, kayanya Bi Inah lagi keluar deh" ucap Jessy
"Oke..beb" kompak ketiganya
"Eh li belum jawab Njes, lo kenapa kok gak masuk? Kata Alien lo sakit. Apanya yang sakit? Perasaan lo baik-baik aja deh" tanya Talia.
"Iya gua baik-baik aja kok. Bang Ale aja yang lebay. Orang cuma keseleo doang suruh gak berangkat sekolah" jelas Jessy.
"Oh...gitu tho, ya lo 'kan adik dia satu satunya, kesayangan dia pula, jadi ya wajar kalo dia khawatir" ucap Wina.
"Lagian enak juga 'kan lo dirumah gak sekolah. Hari ini 'kan ada jamnya Pak Heru. Tadi aja gue ditimpuk penghapus gara-gara molor dikelas" jelas Thisa.
"Haha...mampus lo. Udah tau Pak Heru killer, ehh masih aja lo molor" ejek Jessy.
"Ya elah Njes, gue 'kan tadi malem abis gadang nonton drakor, lagian nanggung tinggal adegan ciuman 'kan mubazir kalo dilewatin. Pak Heru 'nya aja yang gak pengertian" bela Thisa.
"Terserah lo ae deh.." ucap Jessy.***
Waktu menunjukkan pukul 19.00, sahabatnya sudah pulang dari tadi. Namun bang Ale belum juga pulang. Sebenernya bukan Bang Ale yang ia tunggu tapi ice cream yang tadi ia janjikan.
"Bang Ale mana siih...belum pulang juga, mana Bibi udah pulang lagi...duh tmbah sepi dah ini rumah" gumam Jessy.Memang Jessy hanya tinggal bersama Abangnya saja dirumah, dan Bibinya hanya akan datang jam 6 pagi untuk beres-beres rumah dan pulang jam 5 sore. Lalu dimana orang tua mereka? Jessy dan Abangnya sudah terbiasa ditinggal oramg tuanya karna urusan pekerjaan, dan sekarang mereka sedang berada di Bangkok mengurusi bisnisnya. Karena saking lamanya menunggu Ale,akhirnya Jessy tertidur di sofa.
"Abang pulang bawa ice cream pesenan ade.." teriak Ale ketika baru sampai. Namun ia menemukan adiknya yang sudah tertidur pulas disofa.
"Kasian incessnya abang pasti udah lama nunggu ya? Maafin abang ya. Jadi gak tega ngebanguninnya" gumam Ale. Akhirnya ia memutuskan untuk memindahkan adiknya ke kamarnya dengan mengendong ala bridle style. Toh ini juga sudah terlalu malam. Ia takut adiknya malah akan sakit jika makan ice cream malam malam.
***
Clekk...
Bi Inah membuka pintu kamar Jessy.
"Non Jessy bangun sudah pagi, ini bibi bawakan sarapan" ucap Bi Inah membangunkan Jessy.Sreek...
Bi Inah membuka gorden di kamar Jessy. Akhirnya Jessy bangun, karena cahaya dari jendela menyilaukan matanya.
"Bi, Bang Ale mana?" Tanya Jessy, sambil mengucek matanya.
"Mas Ale sudah berangkat tadi jam 6 Non. Tadinya mau pamit ke Non Jessy tapi katanya gak tega ngebanguninnya, jadinya titip pesen ke Bibi" jelas Bi Inah.
"Oh gitu. Ya udah aku mau mandi dulu ya Bi. Terus baru sarapan. Kaki aku juga udah mendingan, jadi nanti aku mau berangkat sekolah," ucap Jessy.Memang Bi Inah sudah ia anggap seperti orang tuanya sendiri karena Bi Inah sudah mengabdi kepada orang tuanya sejak Bang Ale masih bayi. Jadi Bi Inah paham betul segala sesuatunya tentang keluarga ini.
🌼🌼🌼
Sebelum dan sesudahnya aku monmaaf kalo ada typo dan kesalahan nama, yaa maklum baru pertama kali mwehehe😹
To be continue🍃

KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Of Dean
Teen FictionAudri Jessy Putri Cantika a.k.a Jessy adalah gadis cantik, cerewet, bandel dan selalu ceria. Tapi, siapa sangka dibalik itu semua ia menutupi sebuah kesedihan dan luka yang teramat dalam. Untung saja ada sahabatnya yang selalu mensuportnya. Mereka a...