Di sarankan yang belum cukup umur untuk tidak membacanya karena mengandung unsur di atas umur (+18). Tapi jika kalian tidak mau mendengarkan saran saya, maka silahkan membacanya.
Ini hanya cerita fiktif, hanya pemikiran penulis semata.
Harap bisa menyaring cerita.
ππππππππππππππππππππππππππππ
Dulu aku pernah berharap sosok seperti dia
Tapi sekarang
Entahlah
Rasanya tidak pantasRambut pirang yang tergerai indah membingkai wanita muda yang memiliki paras yang cukup cantik. Bukan cukup cantik, tapi memang dia cantik. Dengan memakai baju yang cukup mengumbar pesonanya banyak yang tidak bisa berpaling dari paras indahnya.
Punggung yang yang sengaja di umbarkan terpampang indah dan mulus, belahan dadanya yang pas untuk ukuran tubuhnya membuatnya semakin sempurnya sedikit mengintip keluar, dengan jelas menggoda mata pria manapun.
Kakinya yang di silangkan menyingkapkan pangkal pahanya yang putih bersih, hampir memperlihatkan drawstring-nya jika saja kakinya tidak di silangkannya.
Sebatang rokok yang menempel di bibirnya tidak mengurangi pesonanya.
Yah. Itu adalah Miceila Firmanda atau biasa di panggil Misel. Duduk di atas korsi tinggi sembari meminum minuman berwarna biru langit dengan rokok yang tidak pernah lepas dari tangannya.
"Hallo sweety. Apakah malam ini kamu kosong ?" tanya seorang lelaki yang mungkin berumur 35 atau lebih dengan perut buncit yang selalu di bawanya. Misel melirik ke penilik suara ada pandangan tidak suka saat pertama melihatnya tapi itu hanya sekilas sebelum di gantikan senyumannya yang sanggup merusak iman laki-laki.
"Oh sorry uncle Sam. Aku sudak chek in dulu dengan tamuku. Mungkin lain kali kita bisa bersenang-senang" ujar Misel manja sembari bergelayutan dengan Sam. "Mungkin lain kali kita bisa bermain kuda-kudaan. Kau tahu aku cukup merindukanmu" bisik Misel di telinga Sam.
Misel hampir muntah karena jijik setelah mengucapkan perkataannya, tapi dia tidak cukup bodoh menghilangkan pencipta uang baginya. Sam sumringah mendengar ucapan Misel.
"Misel jangan penggil aku paman lagi. Kau tahu aku cukup muda dan juga tampan" ujar Sam sembari merengut manja. 'Oh ayolah dari mana datangnya kamu tanpam' pikir Misel tapi dia hanya tersenyum lalu mendesa manja.
"Oke, jika paman Sam memberiku tip lebih. Aku akan memberi servis untuk itu" bisik Misel manja sembari memeluk leher Sam. Siapa yang peduli apa yang dia lakukan, dalam bar ini semuanya bebas bahkan jika kau menari dengan telanjang. Asal iangan membuat keributan.
"Oke baby" setuju Sam lalu menyelipkan cek berisi 5jt di antara belahan dadanya, dengan tidak lupa tangan itu menjelajah nakal. 'Dasar tua bangka' caci Misel dalam hati. Oh ayolah, siapa yang mau melepaskan cek yang cukup besar tanpa ada maunya.
"Sam Sweetheart, jangan nakal di sini. Atau aku akan marah" bisik Misel sembari menarik tangan Sam yang yang meremas buah dadanya. Sam yang merasakan sedikit kemarahan Misel setuju menekan nafsu liarnya atau dia tidak akan pernah bisa memanjat wanita di depannya ini.
"Oke sayang" setuju Sam dengan wajah layu. "Besok luangkan waktumu sayang. Oke".
"Kau tahu. Aku seorang yang pro-fesional kepada pelangganku. Lagi pula aku tidak mau membuat masalah yang tidak perlu dengan madam Ertina" ujar Misel memupuskan harapan Sam tapi dia tidak menunjukkan jika dia cukup kesal, karena dia tahu mucikari tua itu cukup gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Ahli Surga
Romance"Jika dulu dia hadir dalam hidupku Mungkin Iya. Tapi sekarang Entahlah. Rasanya tak pantas" -Micheila Firmanda *** "Jika setiap manusia memiliki mimpi Maka Kamu adalah mimpi yang selalu aku harapkan menjadi kenyataan" -Fadlan Ahmad Mundzir