Capt 18

905 68 1
                                    

Part ini adalah part terpanjang, semoga gak eneg bacanya hehe.
Happy reading!

————————————————————

Yeri sekarang ada di taman kota, duduk di bangku taman dengan tangan yang terkepal kuat. Entah kenapa semua situasi seolah mendukung Yeri dengan keputusannya, sekarang di tempat yang biasanya di penuhi hiruk piruk orang-orang tiba-tiba malam ini seolah menjadi tempat paling sepi.

Yeri menunduk dengan isakan kecilnya, air matanya turun dengan deras. Yeri kecewa, dia kecewa karena orang yang dia percaya ternyata segitu busuknya. Gadis itu marah karena dirinya terlalu bodoh sampe gak bisa bedain mana yang tulus dan enggak.

Yeri memperkuat kepalannya dan memperhatikan sekitar yang sangat sepi, hanya ada Yeri dan motor yang berlalu lalang di luar taman. Yeri menarik nafasnya dan mulai bersuara.

"Kenapa sih gua bodoh banget! Gua bahkan ngerelain orang yang tulus sama gua itu pergi demi orang brengsek kayak dia! Lo bodoh Kim yerim lo bodoh!!" pekik Yeri dengan tangisannya

"Dasar cewek gak tau diri! Seharusnya lo bersyukur ada yang tulus sama lo!!" jerit Yeri sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Lo kemana Jen, gua butuh lo sekarang" suara Yeri mengecil dengan kalimatnya, kepalanya kembali menunduk dan tangannya memukul pelan bangku yang di dudukinya.

Grep!

"Gua disini Yer" tangis Yeri pecah.

Suara ini, suara yang Yeri rindukan selama 2 tahun terakhir. Tangan yang biasanya mengusak rambut Yeri sekarang memeluknya dengan erat. Yeri membalikan badannya dan lari menerjang tubuh cowok yang memakai jaket denim itu.

Yeri memeluk tubuh cowok itu erat yang di bales dengan tak kalah erat. Cowok itu mengelus rambut cewek yang terisak di dekapannya sekarang.

"Jeno" tangis Yeri makin pecah waktu cowok itu mempererat pelukannya.

Ya, Jeno. Cowok itu Jeno, cowok yang 2tahun terakhir pindah menuntut ilmu ke Jerman sekarang udah balik lagi ke Indonesia. Cowok yang di rindukan Yeri selama 2tahun dan cowok yang paling tulus ke Yeri.

"Don't cry my princess" kata Jeno lembut sambil menangkup wajah Yeri, ibu jarinya terulur untuk menghapus air mata yang mengalir di pipi tembem gadis itu.

"Maaf Jen" ucap Yeri pelan.

"Maaf? Buat apa hm?" tanya Jeno dengan senyum manisnya.

"Maaf karena udah gak tau diri, gua ngelupain lo demi kak Sehun. Maaf Jen maaf" Yeri lagi-lagi terisak yang membuat Jeno kembali mendekap gadis itu.

"Gakpapa Yer, gua ngerti kok. Udah jangan nangis terus ntar tambah jelek loh" ejek Jeno yang mendapat pukulan di tangannya.

"Aw! Nangis aja masih sempet-sempetnya mukul orang" adu Jeno sesekali meringis karena tangannya di pukul cukup kuat.

"Jangan tinggalin gua lagi ya Jen" mohon Yeri dengan wajah memelasnya.

"Gua kuliah disini kok, tenang aja. Udah lo jangan nangis lagi, sayang air mata lo kebuang cuma karena cowok brengsek kayak dia" ucap Jeno sambil mengunyel pipi tembem Yeri.

"Udah gak nangis kok! Hih ngapain juga nangisin dia!" kata Yeri yang kini mengusap air matanya kasar.

"Dih, udah dia tadi yang nangis malah sok gak nangis. Dasar bocah" dan selamat buat Jeno karena berhasil dapetin pukulan punggungnya.

"Sakit astaga Yeri! Heran, lo cewek tenaga kuli ya" ringis Jeno sambil mengelus punggungnya yang tadi menjadi sasaran pukul gadis di depannya yang kini tersenyum polos.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dedek gemes >>Kim yerim<<Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang