Part 5 - Pasukan

55 8 1
                                    

Di Sabtu pagi yang cerah ini,Kinaya meluangkan waktunya untuk menyiram tanaman di taman belakang rumahnya.

Setelah itu, Ia berniat pergi ke pasar untuk menemani Bi Ijah berbelanja.Ia tak tega melihat Bi Ijah terus-terusan ke pasar menggunakan kendaraan umum dan menenteng belanjaan yang berat itu sendirian.

Kinaya mengeluarkan mobilnya dari garasi dan menempatkannya di depan rumah.Mang Udin sedang diberi libur seminggu oleh Kinaya.Walaupun Mang Udin menolak,tetapi Kinaya tetap memaksanya.

Alasan mengapa Ia memberi libur supir pribadinya itu karena Kinaya tahu bahwa anak Mang Udin sedang sakit di kampung,hal itu membuat Mang Udin kurang fokus bertugas belakangan ini.


Kinaya masuk kerumahnya untuk mengambil handphone yang tertinggal di Kamar.Saat Ia kembali,matanya terbelalak kaget saat melihat delapan pemuda yang sedang mengobrol dengan Bi Ijah di halaman rumah.

Delapan gengs.

Saat menyadari keberadaan Kinaya,mereka sontak melambaikan tangan.Hm...kecuali empat pemuda yang masih diam menatapnya datar.

Kinaya melengos panjang dan menatap malas para pemuda itu "Kalian ngapain?"

"Maennn" Sahut mereka bersamaan.

Kinaya menghembuskan napas kasar
"Yaudah masuk aja.Gue mau belanja." Lalu melangkah menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah.

"Eitsss....Biar gue sama Virga yang nemenin Bi Ijah belanja.Lo di rumah aja." Ucap Demas yang sudah berdiri di depan Kinaya sambil merentangkan tangannya,menghalangi langkah gadis cantik tersebut.

Kinaya mengernyit,menatap tak yakin dua pemuda di hadapannya "Lo berdua mau belanja?Ha Ha..ga yakin gue."

Kedua pemuda itu mendelik,memanyunkan bibir merasa diremehkan "Gini gini,gue sering jadi budak emak gue anjirr.Disuruh bawa belanjaan yang bejibun kek hutang negara." Ucap Demas menggebu.

"Iya anjir sama.Mana kalo ketemu tetangga ngegosip dulu lagi,mending cuma sebentar...inimah berabad-abad sampe pengen kayang gue." Sahut Virga yang sudah heboh sendiri.

"Emang lo dua itu muka muka babu." Celetuk Samudra yang membuat kedua pemuda tampan tersebut mengumpat kesal.

Sontak mereka yang menyaksikan itu tertawa lepas.



"Eh Eh...Kulkas empat pintu ikutan ketawa...." Celetuk Demas yang menyadari empat pemuda yang sedari tadi diam itu ikut tertawa lepas.


Keempat pemuda itu berdehem dan kembali menguasai raut wajahnya masing-masing.


"Udah,sana cepetan ke pasar.Nanti keburu kesiangan." Ucap Kinaya kemudian.Demas dan Virga mengangguk menurut dan masuk ke dalam mobil di ikuti Bi Ijah yang duduk dikursi penumpang.Lalu melengos pergi meninggalkan perkarangan rumah Kinaya.



******

Kinaya sedang menyiapkan minum untuk para pemuda yang bertamu ke rumahnya.Ia mengambil enam gelas dan mulai membuat jus mangga.

"Gue bantuin."

Kinaya tersentak dan menoleh pada pemuda yang sedang menuangkan jus itu ke dalam gelas.

"Eh..makasih,Gas." Ucapnya,kemudian Ia melangkah mengambil nampan yang berada di rak piring

Bagaskara berdehem dan meletakkan blender keatas meja "Lo ga nyaman,ya?" Ucapnya yang masih sibuk menaruh gelas-gelas itu ke nampan.

Kinaya menggeleng cepat "Nyaman kok.Gue malah seneng kalo rumah rame gini."Sanggahnya.

"Ya....walaupun awalnya gue ga mau banyak yang dateng kesini karena nanti mereka tau kalo gue tinggal sendiri.Kaya anak yang ga diperhatiin orang tua." Ucapnya terkekeh pelan.

KINAYA'S CHOICESWhere stories live. Discover now