Aku memandang sebuah undangan itu. Ya, undangan peresmian sebuah restoran terbaru di Bandung. Padahal undangan itu hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu di kantor tempatku bekerja. Namun entah aku yang beruntung atau hanya kebetulan saja aku juga diundang dalam acara tersebut karena aku diajak oleh bosku, Pak Aldi untuk menghadiri acara tersebut. Padahal aku ini hanya sekertarisnya saja tapi kenapa rasanya aku selalu saja harus ikut dalam setiap acara resmi. Tapi entah kenapa rasanya aku malas mengikuti ini. Bukan karena sifatku yang emang pemalas, tapi aku tak ingin bertemu dengan lelaki pemilik restoran terbaru di kota ini. Ya, pemilik restoran itu adalah temanku sewaktu aku menempuh pendidikan menengah atas lebih tepatnya ia adalah musuhku. Lelaki yang telah membuat orang memandangku buruk sehingga teman-teman kelasku dulu enggan dekat denganku. Dan anehnya, alasannya melakukan itu dulu karena ia menaruh rasa terhadapku. Aku mengetahui hal tersebut karena teman dekatku yang selalu membaca gerak geriknya. Banyak teman sekitarku yang memberikan aku kode bahwasanya ia memang menyukaiku terlebih teman dekat lelaki itu sendiri. Jujur aku tak tahu mengapa dia memilih melakukan hal konyol seperti itu. Mengapa ia tak terus terang saja pada perasaannya? Walaupun saat itu aku memang tak memiliki rasa padanya dan aku memang terkesan cuek terhadapnya. Dan karena kelakuannya lah aku tidak ingin menghadiri acara ini. Mengingat kejadian dulu, rasanya aku sangat ini menceburkan diriku ke sungai. bagaimana tidak? Bayangkan saja, aku berkelahi dengan lelaki tersebut dan disaksikan oleh semua teman kelasku saat itu juga aku mengeluarkan emosiku terhadapnya. Kalian tau ekspresinya bagaimana? Dia hanya tertawa dan menganggap santai saja tindakan dia mengolokku menjadikan aku objek bullyan dengan menjodohkanku ke teman karibnya. Setelah drama pertengkaran itu berakhir, bukannya orang mendukungku, malah orang mencibirku. Alamak nasibku. Tolong, jangan katakan aku lebay, tapi memang aku orang yang sangat sensitive dengan bullyan. Lebih parahnya lagi setelah kejadian itu ternyata aku tahu alasan dia melakukan itu padaku karena dia memiliki rasa terhadapku! Dia melakukan hal tersbut karena dia berpikir mungkin dengan mengolok dan membullyku aku akan merespon dia dan menjadikan kami dekat. Ya Tuhan! Aku tak tahu lagi jenis lelaki seperti apa dia. Intinya dengan sifatku yang sensitif ini banyak menimbulkan kesalahpahaman. Namun, bukannya malah berenti membullyku dia malah semakin melunjak pada saat itu. Dengan segala sifat dia yang tengil, aku benar-benar membencinya. Semenjak saat itu pula, aku mengibarkan bendera perang terhadapnya. Terserah dengan segala sifat tengil dia, dia menggodaku, menjodohkanku dengan sahabatnya tapi aku seolah tutup telinga karena aku benar-benar membencinya. Dialah yang membuat diriku tak begitu diterima dalam lingkaran pertemanan di kelas. Sampai sekarangpun aku masih heran dengannya. Mengapa cara dia ingin menarik perhatianku seperti itu? Maksudku, dengan membullyku, menjodoh-jodohkanku dengan temannya. Ini sangat aneh, aku baru menemui spesies laki-laki seperti dia. Namun, pada saat kelas 12 dia perlahan berubah tak lagi mengolokku. Ya aku tahu, mungkin dia sudah tak tertarik lagi padaku dan saat itu dia sedang tertarik dengan wanita lain yang saat itu anak kelas lain. Aku merasa sedih? NO WAY! Malah aku merasa bahagia hidupku tak diganggu lagi olehnya. Sampai pada saat terakhir di SMA pun kami tak pernah terlibat obralan panjang. Bayangkan, aku bermusuhan dengannya selama 3 tahun. Rekor terpanjang untuk seorang Alina memiliki musuh selama bertahun-tahun. Dan acara Grand Opening Restorannya ini sepertinya akan menjadi pertemuan perdana kami selama bertahun-tahun tak pernah bertemu. Ahh, rasanya aku tak ingin menghadirinya tapi apa mau dikata Pak Aldi selalu memaksaku ikut setiap acara resmi. Huft, gini ni rasanya jadi bawahan. Hidupku memang begini saja. Hidupku menjadi seorang Alina Anindhita. Wanita 25tahun yang hidupnya abu-abu.
YOU ARE READING
We Back Again
ChickLitSeharusnya ia tidak melakukan itu padaku. Kejadian semasa SMA itu sudah lama terjadi, namun apa jadinya ketika dua orang manusia kembali dipertemukan lewat sebuah acara? canggung? pasti! Namun pertemuan pertama mereka dalam acara tersebut berubah da...