Keanehan Pak Aldi

5 0 0
                                    

Dan tibalah saatnya. Hari yang membuatku malas dengan segala aktivitas. Ya, apalagi kalau bukan hari grand opening restaurant lelaki tengil tersebut. Seminggu belakangan aku sibuk berdoa agar dia melupakan wajahku bahkan namaku. Jujur saja aku tak ingin lagi membuka lembaran lama yang sudah lama ku buang. Lembaran yang dimana memberikan efek yang sangat dahsyat kepadaku. Efek dimana aku merasakan trauma akibat dijadikan objek bullyan. Di umurku yang 25 Tahun ini aku sudah banyak berubah. Dulu semasa SMA dan Kuliah mungkin aku terlihat egois, tidak sabaran dan sedikit kekanakan. Namun sekarang aku sudah berubah menjadi seseorang yang dewasa. Walaupun dengan perubahan pada diriku, sampai sekarang ini aku belum memiliki pasangan. Aku begini bukan karena tidak laku ya.., tapi aku hanya merasa tidak cocok setiap kali pria mencoba mendekatiku. Rasanya sungguh aneh dan asing dan tak ada kesan nyaman yang diberikan kepada laki-laki kepadaku. Aku bukan orang yang pemilih dalam hal pasangan. Hanya saja aku ingin menemukan sosok laki-laki yang bias membimbingku dan bias membuatku menjadi lebih baik secara terus menerus dan itu tak pernah ku dapatkan selama aku dekat dengan beberapa laki-laki belakangan ini. Omong-omong soal pasangan, aku rasa si lelaki tengil itu sudah memiliki pacar. Aku tahu itu karena saat itu temanku sekaligus sahabatku Ghina memberi tahu ku bahwa dia telah memiliki pacar. Waktu itu jamannya kuliah dan mungkin hubungan mereka terus berlanjut sampai sekarang. Namun, sahabatku ghina memberitahuku bahwa pacarnya tersebut hanya dijadikan pelampiasan saja oleh si lelaki tengil tersebut. Karena dari yang Ghina amati dia amat sangat menyukaiku. Aku sih bodo amat, lagian juga perkataan Ghina belum sepenuhnya benar. Ghina ini juga orangnya terlalu pede sih jadinya setiap kali dia berkata demikian aku hanya jawab "hmmm yayaya" dan hal itu sukses membuat dia kesal. Memikirkan hal tersebut tanpa sadar Pak Aldi selaku Bossku memanggilku untuk menghadap keruangannya.

Pak Aldi: Alina, apakah kamu sudah mempersiapkan gaun yang akan kamu gunakan untuk ke acara grand opening tersebut?

Jujur, aku binggung dengan pak Aldi. Ini pertama kalinya beliau bertanya tentang kesiapanku dalam menghadiri acara terlebih soal pakaian

Alina: Saya belum kepikiran untuk mempersiapkannya. Nanti sepulang dari kantor saya akan mempersiapkannya pak, tenang saja.

Pak Aldi: Nanti jam istrirahat kamu balik ke ruangan saya lagi! Kita akan sama-sama pergi membeli pakaian untuk acara tersebut

Alina: Ehh, tidak usah repot-repot pak! Saya ada gaun yang bisa dipakai kok untuk acara nanti malam. Lagian juga kerjaan saya masih banyak yg belum selesai.

Pak Aldi: Saya tidak menerima penolakan kali ini. Nanti jam istirahat temui saya! Ya sudah kamu balik ke ruanganmu dan selesaikan tugas tugasmu!

Alina: Kalau begitu saya permisi dulu pak(dengan nada sedikit kesal)

Dasar Pak Aldi. Mentang dia boss di perusahaan ini seenaknya saja dia memperlakukan karyawan. Sudah kaku, dingin pula jadi manusia. Gak heran sih mantan pacarnya meninggalkan dia dan memilih lelaki lain. Tetapi tetap saja dia menjadi idola kaum hawa di kantor ini. Wajahnya yang tegas, mata elang, hidungnya yang mancung badannya yang tegap dengan kulit yang coklat membuat ia dikagumi oleh kaum hawa di sini. Namun, akhir-akhir ini kelakuannya padaku membuatku heran. Dimulai ia pernah mengantarkanku untuk pulang, ia mengajakku untuk makan siang dan yang lebih parahnya ia mengajakku dalam grand opening restaurant ini padahal aku ini hanyalah karyawan biasa yang sehari-harinya berkutat pada keuangan kantor. Ya aku seorang financial analyst di Adhyaksa Company.

Setelah aku berkutat di depan computer maka tibalah saatnya jam istirahat kantor. Segera aku bergegas ke ruangan pak Aldi dan meninggalkan kubikelku. Saat aku akan pergi tiba-tiba Varell dan Raina mengintrupsiku

Varell: Buru-buru amat Al. Mau kemana lo?

Raina: Iya, buru buru amat. Pasti dipanggil pak Boss ya?(dengan nada genit)

Belum sempat aku menjawab Varell yang emang dasarnya raja kepo dan gossip tiba tiba nyeletuk

Varell: Emang Alina sama Pak Aldi ada apaan? kayanya nih gue ketinggalan gossip

Akupun menjawab

Alina: Kalian apa-apaan sih. Gue dipanggil sama beliau cuman urusan kerja doing kok

Lea yang sejatinya ada disamping meja Varellpun ikutan nimbrung

Lea: Masa sih Al. Jangan-Jangan pak boss suka kali sama lo! Soalnya gue perhatiin nih dia kayanya sering ganggu Alina deh. Biasanya kan dia bodo amat sama karyawannya.

Raina: Bener tuh! Mana lagi lo dianter pulang kan sama pak Boss malem malem tuh abis lo lembur

Varell: Serius loh? Sumpah? Wahh, parah nih si Alina! Pantesan cinta si Arkan anak divisi pemasaran gak dibales ternyata Arkan terhempaskan oleh Pak Boss(dengan nada mendramasir)

Fyi, Arkan adalah karyawan dari divisi pemasaran. Ia memang terang-terangan menunjukkan rasa tertariknya padaku bahkan sering mengajakku dinner hanya saja aku merasa tak cocok dengan dia.

Alina: Yaampun kalian kok jadi gini sih. Si Pak Aldi nganterin gue kemarin karena udah malem banget dan gak ada lagi ojek yang bias gue pesen. Lagian untuk masalah Arkan gue gak mau sama dia karena gue rasa dia gak cocok sama gue(Balaskudengan nada sedikit kesal)

Lea: Eh tapi gak papa kali Al lo sama Pak Aldi. Cocok kok. Lagian Pak Aldi gak tua-tua amat. Diakan 32 Tahun, umur mateng tuh. Banyak pengalaman(sambal mengedipkan sebelah matanya)

Varell: Hahahahaha iya bener. Cocok sama lo yang minim pengalaman

Akupun tak menggubris omongan mereka dan aku langsung bergegas pergi menuju ruangan Pak Aldi

Alina: Gue pergi dulu ya guys. Nanti takutnya Pak Boss marah gara gara gue kelamaan

Raina: Dahh Alinaaa. Semoga berhasil!

Varell: Nanti gimana-gimana, ceritain aja ya kalian ngapain aja di dalam ruangan

Memang Kamfret si Varell! Otaknya gak jauh dari hal yang berbau mesum

Akupun melanjutkan langkahku ke ruangannya pak Aldi dan setelah ditiba di depan ruangannya Andini selaku sekretaris Pak Aldi mempersilahkanku untuk masuk ke ruangannya

Pak Aldi: Sini Alina! Kebetulan saya barusan sudah memesan makanan. Sebelum kita pergi mencari pakaian kita makan dulu di sini ya

Alina: Ehh, tidak usah pak! Bapak saja yang makan, saya lebih baik tunggu di luar saja pak(segera aku ingin melangkahkan kakiku ke luar ruangan)

Pak Aldi: Saya tidak menerima penolakan Alina! Temani saya makanan hari ini. Bukankah saya Bossmu? Kenapa perintah saya kamu tidak ingin laksanakan?(dengan nada yang dingin)

Alina: Ehhhh, baik pak. Mari makan(dengan nada yang sungkan)

Siang itu Alina dan Aldi habiskan waktu dengan menikmati makan siang diruangan Aldi sebelum mereka pergi ke butik.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

We Back AgainWhere stories live. Discover now