Prolog

53 6 3
                                    

"Hey, ayo ke kantin belakang. Aku baru saja mendapat uang bulanan" ajak gadis kecil berambut kriting gantung itu ke pada temannya. Kedua gadis kecil itu sudah berteman sejak kecil.

"Ayo, aku juga baru mendapatkannya kemarin. Di sana pasti ada yang lainnya juga" sahut gadis yang di ajak berambut lurus sebahu.

Lalu mereka pergi berdua kekantin. Kedua gadis kecil itu berteman dengan semua anak laki-laki di kelasnya. Tidak jarang anak perempuan di kelas di buat iri oleh mereka berdua dan dimusuhi, karena mudah akrab dengan murid laki-laki. Jadi, mereka selalu berdua saja.

"Hei Zul!! Kembalikan itu milikku" teriak gadis ber rambut sebahu mengejar teman laki-laki nya yang membawa lari hadiah tebak-tabakkannya.

"Aku yang menebaknya" balas Zul tidak mau memberikan hadiahnya.

"Tapi tetap menggunakan uangku" sahut gadis ber rambut sebahu tidak mau kalah

"Baiklah kalau begitu, kita berbagi saja. Setuju?" ujar Zul mengalah

"Oke setuju" gadis ber rambut sebahu itu tersenyum puas.

Gadis itu kembali ke kelas setelah mendapatkan bagian hadiah itu. Ia berjalan sambil sesekali bersenandung. Senyum ceria terukir di bibirnya.

Setibanya di kelas gadis itu harus melewati bangku bagian depan untuk sampai di tempat duduknya yang di bagian belakang.

Saat memasuki kelas gadis itu melirik ke bangku depan itu. Bangku paling depan di pojok samping pintu. Gadis itu melihat satu anak laki-laki di kelas yang sulit di raihnya untuk bermain.

Anak lelaki itu lebih banyak menyendiri, sedikit pendiam, dan tidak banyak bermain dan berteman seperti taman-temannya yang lain.

Selama masuk tahun terakhir sekolah dasar, yang mengharuskan kelas di bagi ulang dan mendapat sekelas dengan anak lelaki itu, gadis ber rambur sebahu itu selalu memperhatikan anak lelaki di pojok depan itu. Andai aku bisa lebih dekat dengannya, pikir gadis itu.

Gadis ber rambut sebahu itu melanjutkan kembali langkahnya kearah bangku tempat duduknya. Setelah duduk gadis itu tetap memperhatikan anak laki-laki itu yang tidak berniat bermain.

Anak laki-laki itu bernama Herdianto. Yang lain memanggilnya dengan nama Dian. Tapi untuk gadis ber rambut sebahu itu rasanya ganjal kalau dia juga memanggilnya Dian. Karena dia memiliki teman perempuan yang juga bernama Dian. Jadi, gadis ber rambut sebahu itu lebih sering memanggil anak laki-laki itu dengan nama Herd.

Gadis rambut sebahu itu paling jarang berinteraksi dengan Herd, paling hanya hal-hal yang mengharuskan atau sekenanya. Tidak sama dengan temannya yang lain, yang kelihatan akrab dengan Herd. Terkadang gadis rambut sebahu itu iri dengan temannya yang mudah berinteraksi dengan Herd.

"Kok susah ya berteman sama dia" gerutu gadis rambut sebahu itu pelan, setelah itu menghela nafas keras-keras, untung gak ada yang dengar.

Andai saja ia punya keberanian untuk berusaha lebih dekat dengan Herd pasti sudah dia lakukan. Tapi, apa boleh buat? Ia hanya gadis kalem yang pemalu dan penakut.

Jadi, gadis rambut sebahu itu hanya mampu memandang Herd dari jauh dan mengaguminya diam-diam.

Dian ~(Mia 3 Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang