16. End

17.2K 1.1K 76
                                    

Belva di tuntun oleh Reon melewati lintasan pejalan kaki. Senyum putranya merekah memperlihatkan kedua giginya yang raib karna insiden di malam lalu.

Berniat membawa putranya bermain, Reon malah mengalami nasib malang.

Seorang wanita cantik datang. Memeluk tubuh putranya dengan tiba-tiba, ingin bertanya 'siapa gerangan' namun bibirnya kelu. Sesuatu menahannya.

Sampai saat Belva menoleh kearah Reon dengan senyuman yang masih merekah.
"Papa, ini mama."

Nyut.

Nyeri di ulu hatinya ketika mendengar pernyataan dari putranya. Belva terlihat begitu senang.

Reon menatap wanita dihadapannya.

"ijinkan aku membawa putraku, Reon Arjuna."

Reon murka."Bukti apa yang bisa anda tunjukan jika Belva memang putra anda."

Wanita itu memberikan selembar kertas kearah Reon.

Itu potret wajah putranya ketika bayi.
"Saat malam setelah kelahirannya." Wanita itu menatap Belva, mengelus rambut putranya dengan perlahan."Aku menyaksikan kamu mengambil putraku."

Reon meludah kasar. Air matanya berderai, terluka akibat wanita di hadapannya.

"Lalu kenapa anda membuangnya, jika akhirnya anda akan merebutnya lagi." Terisak pilu, Reon di dekap oleh Belva. Putranya seakan tahu apa yang di rasakan papanya. Setelah bergantian memeluk mamanya.

"Maafkan aku, Re. Ayah Belva tidak mau bertanggung jawab dan orangtuaku mengusirku waktu itu."

"Bangs*t."

Reon menjadi orang yang paling terluka sekarang.

"Mama, Belva ingin papa bukan mama. Belva tidak mau ikut mama."

"Belva mencintai mama, tapi papa lebih Belva cintai."

TAMAT

BelvaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang