Suara dentuman musik yang memekakkan telinga dan ratusan mahluk luar angkasa yang menari di tengah lantai diskotik maupun bertarung sambil bertaruh di sebelah kanan dan perjudian disebelah kiri. Tempat ini begitu kotor. Dirancang dalam satu awak kapal luar angkasa yang besar.
Pria berjenggot tebal dan berambut panjang sampai menyentuh leher, badan besar tak lupa otot disertai tato dan tubuh menjulang tinggi. Siapa yang tidak kenal dengan Arthur. Terkenal dikalangan penduduk kotor luar angkasa karena salah satu bentuk fisiknya yang sempurna dibandingkan dengan yang lain. Pekerjaan sampingannya mencuri dan menjualnya kembali kepada pelelang terkenal di planet-planet sekitarnya.
Dia tinggal di pemerintah planet Xandar entah kenapa tiba-tiba dia berada sebuah tempat antah berantah planet itu yang bahkan dia hanya ingat namanya saja. Dipekerjakan sebagai divisi penjelajah karena dia sudah dilatih bela diri dan persenjataan. By the way sekarang divisi penjelajah diliburkan sampai ada pemberitahuan pemerintah oleh sebab itu dia mencari pekerjaan sampingan demi kepuasan sendiri.
Selain dipekerjakan Arthur banyak mendapat fasilitas seperti kebutuhan dasar hidupnya dan seorang istri. Dikarunia anak yang sudah berusia 12 tahun.
Mengapa sekarang dia berada di tempat diskotik dikarenakan pertengkaran dengan istrinya membuat tidak pulang ke rumah sampai hari ini. Sudah hari ke lima dia tidak pulang dan hanya membalas video call anaknya saja selalu menanyakan kapan dia pulang dan dijawab sibuk bekerja. Maklum Pernikahan ini hanya fasilitas dari pemerintah dan terpaksa demi menjalani hidup.
Gelas besar sudah berjejer dihadapan Arthur. Mungkin ada lima gelas besar beer yang sudah dihabiskan. Sembari meneguk gelas ke enam sebuah tepukan di bahunya segera dia menoleh dengan tatapan sayu.
"Bos ada target baru kalau bos berminat. Pelelangan mahluk lagi sudah lama tidak diakan sekarang ada kembali. Sekarang kategorinya mahluk bisa dijadikan slave or whatever we want. Bos dengar tidak?"
Arthur hanya mengangguk. Bawahan nya berinisiatif memberikannya obat pemulih mabuk.
"Kita harus mencuri mahluk tersebut sebelum acaranya di mulai." Lanjut Julien. Si bawahan setia Arthur.
Julien memiliki fisik berbeda dengan Arthur, di bagian warna kulit julien memiliki warna hijau dengan rambut merah maroon.
"Baik Julien... hah...dimana itu berada pelelangan." Sumpah kepala Arthur masih linglung.
"Di bawah kapal ini bos. Ada aula besar tempat para konglomerat."
Dengan gerakan linglung membuka botol obat pemulih mabuk yang diberikan Julien dan meminumnya sekali tegukan. Arthur langsung berdiri tegak sambil memegang kepalanya.
"Let's go... Hah... Shit pusing sekali!"
.
.
.
.
Julien menatap bosnya khawatir. Jalannya masih linglung begitu. Bodoh nya dia malah menyarankan target pencurian.
"Bos seperti nya tidak usah dilanjutkan. Aku khawatir melihatmu begitu."
Tapi tidak dihiraukan oleh Arthur. Terus berjalan di lorong menuju tempat penyimpanan mahluk itu. Dan pintunya terkunci.
"Hei penyusup!" Teriak seorang penjaga pintu penyimpanan yang baru saja datang. Penjaga itu berlari kearah keduanya.
Dengan santai Arthur mengeluarkan pistol kecil ditembakkannya tepat ke arah dada si penjaga langsung terkapar menjadi keras seperti batu. Arthur malah mendengus jengkel. Salah bawa senjata ini hanya efeknya hanya sebentar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Home
Fanfiction[ Arthur x Jungkook ] Luar angkasa itu luas sangat. Berpetualang dan mencari jalan pulang. I will always be by your side.