🌸 Prolog 🌸

3.2K 150 35
                                    

Oke... sebelum teman2 semua pada baca, terlebih dahulu saya mau menegaskan kalau cerita ini NGGAK AKAN DI PUBLISH DI WATTPAD!

Ya... sesuai dengan yang saya tulis di deskripsi cerita ini, cerita 'Pesona Pria Senja' hanya akan tersedia dalam versi e-book dan cetaknya. Jadi, karena sudah saya kasih tau di awal, saya harap nggak akan ada yang kecewa dengan keputusan saya ini.

Yang nantinya minat beli, silahkan tunggu aja informasinya dari saya. Untuk kapan tepatnya cerita ini ada di Google Play, Insya Allah, paling lama 8 - 10 hari lagi. Dan, bukan cuma cerita ini saja yang nggak akan dipublish di wattpad, tapi cerita 'Raditya & Sasa' juga hanya akan ada dalam versi ebook dan cetaknya saja.

Jadi, hanya itu saja sedikit pemberitahuan dari saya. Prolog ini saya publish dengan tujuan untuk menggambarkan seperti apa awal pertemuan Arya dan Tari.

🌸🌸🌸

                                                               

Arya baru saja hendak menghidupkan mesin mobilnya saat terdengar pintu di bagian samping kemudi terbuka dan kemudian terdengar suara napas yang terhembus panjang, seakan si pemilik napas itu lega karena telah menemukan tempat untuknya berteduh dari hujan lebat yang membasahi bumi.

Sontak saja Arya mendengus kasar. Niatnya untuk segera pulang untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak semata wayangnya harus tertunda akibat penumpang gelap yang langsung menyelonong masuk ke dalam kendaraan yang menjadi salah satu benda kesayangannya itu.

Dengan mata mendelik, Arya menoleh ke samping seraya berkata, "Jangan main nyelonong saja masuk ke mobil orang bisa, 'kan? Memangnya kamu tidak diajarkan sopan san... " kalimat Arya terhenti dan matanya membesar saat melihat penampilan orang yang seenaknya saja masuk ke dalam mobilnya.

"Maaf ya, om, saya numpang berteduh sebentar. Di luar lagi hujan soalnya. Begitu hujannya reda dan pelanggan yang saya tunggu datang, saya janji bakal segera keluar dari mobilnya om yang mewah ini."

Arya tercengang. Kemarahannya seketika surut saat otak pintarnya dengan cepat bisa mengartikan kata pelanggan yang diucapkan oleh wanita yang duduk di sampingnya itu.

Dengan pakaian kekurangan bahan serta dandanan setebal itu, tanpa harus bersusah payah orang-orang pasti bisa menebak profesi yang dilakoni wanita yang harus ia akui memiliki wajah yang cantik. Tetapi sayangnya kecantikan tersebut ditutupi dengan hiasan wajah yang terlalu tebal.

Dan kalau boleh menebak, Arya memperkirakan usia wanita muda yang tak malu mengatakan bahwa dia adalah wanita penghibur, pasti memiliki usia yang masih sangat muda. Mungkin saja usianya setara dengan cucu dari salah seorang kenalannya yang sudah Arya anggap sebagai saudara sendiri.

Lamunan serta pengamatan singkat Arya terhenti kala mendengar suara ponsel yang berbunyi, lalu disusul dengan desahan kesal dari tamu asing yang sudah seenaknya saja menumpang berteduh di mobilnya itu.

"Seenaknya aja nih si om, ngebatalin janji. Emangnya dia nggak tau apa, kalau aku udah dandan heboh kayak gini. Mana hujan lagi. Awas aja kalau ketemu lagi, aku tendang itu tititnya, biar tau rasa."

Dumelan yang berasal dari bibir berpoles pewarna merah menyala tersebut tanpa sadar membuat kedua sudut bibir Arya tertarik. Senyum yang tak pernah lagi Arya perlihatkan di hadapan orang lain itu terukir tipis di bibirnya.

"Mau ketawa ya ketawa aja, om. Nggak usah pakai ditahan segala. Apalagi pas ketawa gitu, om jadi keliatan jauh lebih muda dan pastinya makin tambah ganteng."

Pesona Pria Senja [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang