masa kuliah

1.1K 50 7
                                    

Sebelum membaca vote juseyo....
Masih perlu saran dan kritik dari para pembaca
Bagi yang sudah vote makasih semoga berkah😁

Sudah sekitar empat bulan aku menjalani statusku sebagai seorang mahasiswa. Aktivitas yang kulakukan tak jauh berbeda dari SMA, berangkat ke kampus naik angkot, belajar, bergaul dengan teman, pulang ke rumah dan belajar lagi. Maklum, aku masih mahasiswa baru, jadi kegiatanku masih sebatas itu saja. Aku tinggal sendiri di sebuah rumah kecil yang dibelikan oleh orangtuaku, karena rumah asliku sangat jauh dari kampus.

Suara alarm handphone-ku berbunyi yang menandakan ini adalah awal dari rutinitasku. Kubuka pintu rumah dan kuhirup udara segar pagi ini.
“Ahh, senangnya hari ini cerah ”

Dengan semangat, aku bergegas ke kamar mandi. seperti biasa, setelah mandi, aku menyiapkan sarapan dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.

Tak seperti kebanyakan temanku, yang ke kampus naik motor sendiri ataupun dijemput sang pujaan hati. Aku memilih diantar oleh angkot untuk ke kampus. Sementara dalam perjalanan, aku teringat sesuatu.
“Oh iya, hari ini kan mau beli bahan untuk mading” lalu seketika aku tersentak teringat seseorang.
“Ahh, mana aku sekelompok lagi sama dia” keluhku, yang sekelompok dengan cowok yang ku sebut bad boy itu.

Cowok itu memang tidak seburuk yang dipikirkan. Dia tampan, tinggi, dan sebenarnya tidak begitu banyak bicara. Terkadang dia bersikap konyol saat di kelas. Tapi, kusebut dia bad boy karena dia smoker dan kadang dia suka menggombal, tidak di kelas ataupun di sosmed.

Sesampaiku di kampus, aku bertemu dengan ketua tingkatku yang kebetulan anggota mading juga.
“Namjoon hyung, hari ini jadi beli bahan mading kan?” Jujur aku semangat dengan mading ini, karena sebelumnya aku tidak ikut kompetisi mading.
“Jadi kok, kookie. Nanti sehabis kuliah, kita ke toko bareng-bareng” aku berharap jimin bawa motor hari ini.

Jam kuliah pun berlalu. Dengan penuh harapan, aku menghampiri jimin hyung dan bertanya pada dia.
“jimin hyung, kamu hari ini bawa motor?” tanpa basa-basi, aku langsung menanyakannya.
“Nggak. Soalnya, namjoon hyung yang memboncengku” seketika aku tak bergeming.
“Trus, aku perginya sama siapa?”
“Ya, pasti sama taehyung dong” skak mat.

Percuma saja aku bertanya lagi, kenyataannya kita hanya ada empat anggota, namjoon hyung sama jimin hyung dan aku sama tae'hyung.

Entah berapa menit aku bergelut dengan pikiranku dan tak menghiraukan ajakan jimin hyung.
“jungkookie!!!” teriakannya memecah lamunanku.
“Ahh, sorry. Jadi gimana?” dengan polosnya aku bertanya.
“Ya udah, kita cari mereka berdua. Ini udah sore loh”kata jimin hyung dengan melupakan pikiranku tadi, aku mengikuti ajakan untuk mencari namjoon hyung dan tae'hyung.

Ternyata mereka sedang menonton akustik. Kucoba untuk mengalihkan pandanganku dari si bad boy itu. Aku tidak mau dia mengira kalau aku benar-benar mau dibonceng sama dia. Langkah kami semakin mendekati mereka.
“namjoon hyung, tae, udah hampir sore nih. Kalian nggak lupa kan, kalau kita mau beli bahan?” kata jimin hyung

Aku hanya diam. Kubiarkan jimin hyung yang memanggil mereka. Akhirnya namjoon dan tae'hyung beranjak dari tempat mereka. Sialnya, si bad boy itu jalan lebih dulu dan dia sekarang tepat di depanku.

“Ayo” dengan wajahnya yang sok cool atau kenyataannya memang cool, dia hanya mengatakan hal singkat itu padaku.

Aku terdiam beberapa saat. Menatapnya tanpa merespon apapun dari ajakannya. Tapi, aku kembali sadar dan mengikutinya dari belakang. Sampai di parkiran kampus, aku pun naik ke motornya.

“Jangan lupa pegangan” kata taehyung tanpa berpikir panjang, aku memegang punggung tasnya.

Selama perjalanan, tak satupun dari kami yang mengeluarkan kata apapun. Keheningan terjadi sepanjang perjalanan. Hanya hembusan angin yang membawa aroma parfum yang dipakai si bad boy ini.

BAD BOY taekook OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang