~ Aku dan Hujan ~

18 1 0
                                    

" bunda rain datang.."

Hening..
Raina tersenyum masam,lalu menghampiri bunda nya yang terbaring lemah dikasur rumah sakit.

" bunda gak terasa ya rain udah mau lulus sekolah loh, dikit lagi rain jadi generasi putih abu "

Rain menundukan kepalanya, tiba-tiba dadanya terasa sangat sesak, cairan bening pun lolos keluar dari mata indah milik rain.

" bun, bunda kapan sadar? Raina rindu bunda,raina kesepian bun raina mau ada bunda di wisuda nanti, raina mohon buka mata bunda "

raina menangis semakin menjadi, tubuhnya tak lagi kuat semua terasa lemas seketika, hidupnya terasa gelap. Sudah enam bulan bunda nya terbaring tak berdaya di rumah sakit, semenjak kejadian itu raina kehilangan semuanya.

Raina bangkit dari tempat duduk lalu pergi keluar. Menyenderkan badannya ketembok lalu duduk dan memeluk dirinya sendiri.

" tuhan kenapa harus bunda yang merasakan semuanya,kenapa bukan raina saja yang ada di posisi bunda, raina sayang bunda tolong sadarkan bunda tuhan, raina gak sanggup tuhan,raina mohon tuhan sadarkan bunda dari mimpinya yang lama itu, raina rindu lengkungan manis dari bibirnya. raina rindu bunda raina butuh sosok bunda tuhan "
~batin raina

Semua benar-benar terasa gelap. Raina tidak tahu harus jalan mana yang harus raina lewati, semua terasa gelap seakan raina buta dalam jalan hidupnya.

" sampai kapan anak ayah nangis seperti ini "

Suara bariton itu, ya raina sangat kenal pemilik dari suara itu. David  adalah ayah raina, david sangat sayang pada putri kecilnya ini.

Raina mengangkat kepalanya lalu tersenyum kepada ayahnya. Davin ikut duduk di lantai lalu langsung menarik raina kedalam pelukannya, david tahu putri kecil nya sedang hancur sekarang.

" rain tau kan,bunda gak suka lihat rain nangis itu buat bunda juga ikut sedih, rain mau lihat bunda sedih? "

Jelas david sangat lembut, tidak ada jawaban dari raina, hanya saja pelukan raina sangat erat seakan melarang david untuk melepaskan pelukannya.

" udah hapus air mata rain, sekarang kita pulang kerumah, rain harus istirahat. Inget dikit lagi rain akan ujian jadi rain harus jaga kesehatan gak boleh sakit nanti bunda sama ayah tambah sedih "

Raina langsung melepaskan pelukan david dan mencium pipi david. " makasih yah, selalu kuatin rain "

David tersenyum lalu membalikan badan dan menawarkan rain untuk di gemblok olehnya.

" gak mau malu, rain sudah besar "

" rain tetap putri kecil ayah,ayo naik " tawar david lagi. Dan rain pun dengan sigap langsung memeluk david dari belakang dan david pun langsung bangun lalu berjalan menuju parkiran mobil.

Sepanjang perjalanan menuju tempat parkir, rain melihat seseorang keluar dari ambulance, sepertinya habis kecelakaan. Rain bergidik ngeri melihat darah nya yang sudah menutupi wajah orang itu.

" yah... "

" ya kenapa rain? "

" ayah kalau kendarain mobil hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut "

david tertawa kecil " bukan nya rain suka protes kalau ayah bawa mobil nya pelan "

" hehe... Mulai detik ini rain gak akan protes lagi yah, rain takut kayak orang itu "

Tunjuk rain ke aras seseorang yang kecelakaan itu.

" rain gak perlu khawatir "
" ya ayah.. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKU DAN HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang