Prolog

236 43 5
                                    

Typo(s)
Jangan lupa voment guys

.

.

.

"AHHKKK!!"

"Tidakk!!! Berhentii d-diisanaaa!!"

Dorr

Dorr

Percobaan ketiga dan tidak ada peluru yang tersisa di revolver yang dipegang lelaki itu. Ia sudah tidak memiliki harapan lagi sekarang.

"To-tolongg hentikaan"

Jeritan seorang laki-laki tua menjerit-jerit meminta pertolongan, tetapi tidak ada yang mendengarnya. Seluruh rumah itu terbakar dan ia terluka. Seseorang memegang pedang yang berapi-api ditangannya. Segala yang disentuh olehnya akan terbakar. Bahkan 'orang' tersebut tidaklah layak untuk disebut manusia.

Sesosok monster merah dan besar. Memiliki tanduk dan berekor. Kuku-kuku tangan dan kakinya panjang. Matanya berapi-api memandang remeh orang yang tidak berdaya di depannya. Pedang api nya sudah banyak membawa jiwa-jiwa tak suci kembali ke neraka. Dan sekarang, ia akan membawa satu jiwa lagi untuk memenuhi tempat kegelapan itu.

Ia berjongkok, di depan lelaki itu. Lalu menarik rambutnya agar mendongak menatapnya. Ia menyeringai.

"Sttt.. Tidak ada yang akan mendengarmu"

"Ku m-mohonn.. A-akuu memiliki a-anak..uhuk! A--apaa salah, uhukk salah--kku??"

"Salahmu??"

Monter itu mengangkat tangannya dan mengelus sisian wajah ketakutan lelaki itu mengusap keringat dan darah yang bercucuran.

"Tanya pada semua orang yang berdoa menginginkanmu mati. Aku hanya mengabulkan keinginan mereka dan membalaskan perbuatanmu pada mereka."

"AAKHHH!!!" Monster itu menghempas kepala lelaki tua itu ke lantai, menyebabkan genangan darah disekitar kepalanya yang retak.

"Soal anakmu, jangan khawatir. Dia kesayanganku, dan tidak sepantasnya kau memiliki malaikat sepertinya."

"Da-dan, iblis s-seperti muu, jug-gaa tidak pantass, ber-sa-ma nyaa..

Monster itu kemudian menginjak wajah lelaki itu hingga hancur. Darahnya muncrat mengenai wajahnya. Monster itu hanya tersenyum remeh lalu mencicipi darah lelaki itu yang ada di wajahnya. Ia berdiri dan kemudian menusuk tubuh lelaki itu dengan pedangnya kemudia tubuh itu terbakar.

Monster itu begitu menikmati pemandangan tubuh yang terbakar itu, sampai telinga mendengar tangisan anak kecil dari lantai atas. Ia lupa dengan keberadaan kekasih hatinya, ia segera terbang ke lantai dua rumah itu dan menuju pintu kedua sebelah kiri -yang sudah sangat dihafalnya- kemudian mendobrak pintunya.

Dilihatnya seorang anak kecil mungil berambut blonde meringkuk takut dibawah meja belajarnya sambil memegang boneka kelinci berwarna pink kesayangannya.

"Jiminie.."

Anak kecil itu menengok ke sumber suara yang memanggilnya. Mata biru nya berkaca-kaca, seluruh mukanya memerah dan berkeringat karena terlalu lama menangis dan seluruh rumah itu juga terbakar.

"Hikss, hiks.. U-usagi-san?" Tangisnya makin pecah saat anak kecil itu melihat pria itu disana. Tangannya terulur ke depan meminta untuk diselamatkan.

Ya, seorang pria tampan yang memiliki telinga kelinci panjang di kepalanya.

Tiba-tiba saja anak kecil itu merasa tubuhnya didekap erat dalam pelukan pria itu.

"Tutup matamu, Jiminie.."

Anak kecil itu menutup matanya lalu ia merasa tubuhnya melayang dan tidak merasakan hawa panas lagi. Isakannya masih terdengar, ia merasakan puncak kepalanya dicium sayang dan rambutnya diusap lembut oleh pria yang mendekapnya.

"Aku disini, aku akan menjagamu sayang.."

.

.

.

TBC

Usagi-san [KOOKMIN Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang