P R O L O G

73 21 27
                                    

Hello guys! Ketemu lagi dengan gue di cerita gua yang ke duaaaa setelah GAITR (Go About in the Rain) . Yuhuuuu akhirnya tercetuskan juga ni cerita.

Semoga kalian suka dengan kisah Kelvin, REAMUR, serta Fahrenheit dan pasti kalian juga nanya kan Celciusnya kemana? Kalau penasaran ikuti kisahnya sampai akhir ya!

Enjoyed and happy reading guys!










Ngegombalin cewek sampe merah macem tomat itu membuat kebahagiaan tersendiri buat gue.Sudah banyak cewek yang jatuh namun tidak ada satupun yang melekat di hati gue. Apalagi sampe buat gue ngestuck di satu cewek doang. Tapi biarin lah, mungkin ini rezeki gue buat di kerubungin banyak cewek.

-Kelvin Azzriel Wijayanto

***

  Seluruh murid SMA Cakra Buana 12 sedang berkumpul di tengah lapangan. Dengan sinar matahari yang mulai terik membuat keringat mengalir di pelipis mereka. Sudah banyak mulut yang mengaduh akan panasnya matahari namun tidak bisa untuk beranjak seperti cinta yang menyakitkan namun kita tidak bisa meninggalkannya karena sudah terjatuh terlalu dalam.

  Kelvin, anak yang terkenal receh dengan gombalan khasnya membuat dirinya cukup terkenal di sekolahnya.Terutama kaum hawa,banyak yang sudah masuk ke dalam pesonanya hingga terjatuh terlalu dalam.Namun,siapa sangka,pemuda yang satu ini masih menjomblo di karenakan tidak ada yang melekat pada hatinya untuk stuck dan bertahan kepada satu cewek saja. Kelvin bersama Darren sedang meneduh di bawah pohon, padahal upacara sedang berlangsung. Dengan santainya mereka mengipas ngipaskan topinya dan kaki yang terlipat ke atas.Seolah olah tidak ada yang akan menyidukkan mereka, tapi siapa sangka. Fahrenheit, sang ketua OSIS sekaligus sang abang melihatnya. Ia sedang berkeliling untuk mengkondusifkan suasana upacara dan menyisir sudut demi sudut lapangan agar siswa tertib dan disiplin. Fahrenheit mendekati mereka lalu melemparkan sebuah pulpen yang sedari tadi ia genggam di dalam jasnya.

"Aduh." refleks Kelvin yang menerima lemparan pulpen.

"Siapa si yang lempar lempar pulpen ke gue, mau gue pacarin tu orang?" gerutunya kesal.Setelah itu, Kelvin pun mengadahkan kepalanya dan melongo antara takut dan juga malu terhadap abangnya.

"Hehe abang" cengirnya, lalu menyikut Darren dan berbisik. "Baris cuk."

"Hehe abang abang. Baris lo. Ketauan sekali lagi lo gak disiplin, gue lapor ke bunda biar di sunat lagi lo buat ke dua kalinya. MAU?" Ancam Fahrenheit seraya menatapnya dingin. Ancaman yang seperti itulah yang berlaku kepada Kelvin, kalau yang lainnya? Tidak akan di dengarkan. Paling masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

"Iya bang, ini gue mau baris, tepatnya udah." sahut Kelvin lalu memasangkan topinya.

"Ancaman lo gak lucu bang, sekali kali kek kasih ancaman kalo lo mau ngasih gue cewek atu." celetuknya lalu berdiri dengan tegap.

Darren yang tepat berada di samping Kelvin pun menginjak sepatu Kelvin, lalu membekap mulutnya, agar tidak terdengar berisik saat ia mengaduh kesakitan. "Diem aja bego, bang Faren kalo udah marah bisa abis lo."

"Tau nih, apa susahnya si lo diem. Untung gue gak ikut ikutan bareng lo." ucap Satria berbisik

"Ba—"

"Haha iye gak lucu, pikiran lo cewek mulu. Kasian noh cewek cewek yang lo gombalin tapi gak ada yang lo akuin satupun. Bisa kena karma lo mainin anak orang tanpa kepastian." ucap Fahrenheit lalu meninggalkan Kelvin yang sudah merubah raut wajahnya. Sementara Darren san Satria? Justru mereka menahan tawanya, karena ucapan panjang milik Fahrenheit yang cukup menyelekit hati Kelvin.

Kelvin mengelus dadanya pelan "untung abang gue, coba kalo cewek. Gue pacarin tu anak."

"Tapi masa iye gue bisa kena karma? Pan gue gak mainin anak orang. Merekanya aja yang jatuh ke pesona gue yang terlalu tampan. Dikasih dikit gombalan aja tomatnya udah muncul di pipi." tanya Kelvin kepada dirinya sendiri.

"Makanya jangan ngegombalin cewek mulu, itu sama aja ngemainin mereka. Ada saatnya gombalan yang lo lemparin ke cewek cewek kagak mempan." ucap Satria lalu menarik nafasnya pelan. "Ada saatnya juga cewek gak mau sama lo sampe lo ngejar ngejar dia tanpa ampun."

"Gak mungkin, itu gak bakal terjadi bro. Udahlah, gue mau nyimak amanat pak Eko aja siapa tau bisa masuk lambung gue. Kan lumayan buat ngirit uang, karena gue udah kenyang duluan."

***

Gimana prolognya? Kasih commentnya dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana prolognya? Kasih commentnya dong. Gue tunggu ya!

Oh iya kalimatnya nyambung gak sih? Dilema nih gue wakakak.

Makasih buat kalian semua yang ngebaca cerita ini, maaf kalau ada typo atau bahasa kasar. Semoga kalian suka dan ikuti kisahnya sampai selesai ya!

Buat work yang di sebelah jangan lupa baca oke😉

Salam
-Khalishahumrh_

KELVIN REAMUR & FAHRENHEITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang