INTIMIDATE

230 30 4
                                    

Malam ini cuaca agak mendung, mungkin sebentar lagi hujan akan turun. Dan lelaki kesayangan kita sedang menonton bulan yang perlahan hilang di langit.

Min Yoongi merasa malu pipinya yang bulat merah karena dia menampar pipinya sendiri setelah ketahuan oleh pemilik akun lelaki yang dikirimkan Seokjin tadi siang ditempat gym.

Astaga mimpi apa Yoongi sampai seberani itu. Yoongi yang menjunjung prinsip sebagai dominan orang yang menusuk bukan ditusuk.

Tapi kenapa dia punya 2 kepribadian seperti itu. Yoongi mengigit jarinya lebih dalam

"apa dia seorang pengidap kepribadian ganda", Ucapnya bermonolog sendiri.

Astaga mengerikan sekali. Dia sampai bergidik membayangkannya. Lalu melanjutkan acara melamunnya yang tertunda.

Drrrtt drrrtt

Siapa lagi mengganggu acara galaunya.

"Hello min yoongi jjang jjang", Terdengar suara lelaki yang tak asing di telinganya.

"Hello babi, ada apa?", Ucapnya agak kesal.

"Kau diapartemen?", Sang lelaki kembali menyahut.

"Tentu saja, kau pikir aku pindah ke rumah keong !", Astaga gara gara memikirkan lelaki bernama Jimin tadi membuat amarahnya mudah sekali terpancing.

"Yak ! Kenapa kau marah marah, aku kan cuma bertanya apa salahnya !", Ucap lelaki ditelefon tanpa mau kalah.

" Hah sudahlah mungkin kau sedang mengalami mens"

"Hei Seokjin apa pantatmu pernah merasakan ditusuk vacum cleaner? Kalu belum kemarilah ku tusuk pantatmu yang kau banggakan itu", berbicara pada Seokjin memang membuat selalu naik darah.

"Hei, aku lebih suka ditusuk sesuatu yang lebih nyata dari pada itu. Ah sudahlah kenapa malah membahas itu. aku menelfonmu karena ingin mengajakmu pergi ke bar, aku sudah dalam perjalanan ke rumah. Mungkin 5 menit lagi sampai"

"Aku tidak mau hyung", Ucap Yoongi sambil menggerutu.

" ayolah yoongi dunia ini luas dan besar, sebesar dadamu itu bukan sesempit lubangmu itu. Kau harus sering sering bergaul, sudah kututup bye"

" Yak ! Hyung hyung", Hyung sialan memang.

****

Entah arwah apa yang tengah merasukinya.

Aku tak tahu dia benar-benar gila dengan vulgar mengatakan itu kepadaku. Dadaku memang besar dan tubuhku kecil tapi tolonglah aku ini lelaki dan seorang dominan. Benarkan ? Aku kemarin baru saja pergi ke gym walaupun hari ini aku tidak pergi dengan alasan sakit, ya aku berbohong soal ini.

Pertama kali dalam hidupku pergi ke sebuah bar, aku terbiasa pergi ke minimarket terdekat langgananku. Karena cuma kasir disana yang tau kalau aku sudah dewasa karena banyak yang salah faham dengan mukaku yang terlalu awet muda sehingga orang menganggapku masih SMA.

Mungkin dengan setelan baju putih polos dan celana belel ditambah coat berwarna coklat peninggalan kakakku sebelum pergi ke Kanada kurasa cukup pantas pergi kesana. Jam menunjukkan pukul 11 malam. Lalu lihat siapa yang telat kali ini, benar benar tipikal Seokjin sekali telat tak tau suasana. Padahal dia sendiri yang mengatakan akan datang 5 menit lagi.

Tak lama terdengar seseorang menekan sandi pintuku, tidak perlu menebak siapa dia.

"Holla yoongi-ssi", ah si pembual yang kita bicarakan datang. Ya seokjin dengan segala macam omong kosongnya dan terus mengatakan bahwa dadaku tumbuh besar karena aku minum pembesar payudara.

Dia menyeretku yang sudah setengah mengantuk, 30 menit bukan waktu yang sebentar untuk menunggu seseorang.

"Hei pelan-pelan kau merusak dandananku", kataku sambil melepaskan pelukannya.

"Hei kau sudah cukup cantik untuk menarik para seme ganas disana, nanti ku kenalkan pada laki laki yang kemarin aku kirimkan fotonya padamu", katanya sambil berjalan dan tertawa.

Hidupnya memang selalu bahagia tapi terkadang aku bingung membedakan antara dia memang gila atau moodnya sedang baik.

Tunggu sebentar lelaki yang dikirimkan fotonya, jangan bilang Jimin yang itu.

Astaga bagaimana ini?

******

Suasana bar semakin ramai padahal sudah menunjukkan hampir tengah malam, aku hanya memandangi sekeliling dengan takut. Tentu saja harusnya aku takut kalau seseorang di gym mengenaliku, karena aku beralasan sedang sakit.

Aku memandangan segelas vodka di depanku, bulir bulir embun menetes semakin banyak meninggalkan jejak di bawah sisi gelas kaca. Kuminum seteguk untuk mengurangi rasa gugupku, astaga aku tidak sedang menghadapi wawancara kerja.

Tanganku semakin berkeringat banyak, akhirnya aku memutudkan untuk pergi toilet bar.

Astaga sepanjang jalan banyak sekali orang bercumbu disana-sini, dengan berbagai gaya intim

"Wow, amazing", ucapku sambil menutup mulutku yang ternganga lebar melihat sekelilingku.

Inikah yang namanya kehidupan malam, kurasa aku memang anak yang hidup di goa. Tapi tanpa hidup di goa kehidupanku tidak sebaik sekarang.

Aku membuka toilet lelaki yang berada diujung ruangan, dan kurasa tak seburuk yang pikirkan. Ya meskipun di beberapa bagian kerak kerak menempel disana-sini, tulisan-tulisan nakal dan jorok terpampang nyata. Lalu tergambar kelamin pria dengan dilapisi, hmm apa ini? Oh kondom ya? Mungkin iya entahlah apa itu aku tak perduli.

Aku mencuci mukaku dengan kasar, tetesan air mengalir disetiap sisi wajahku. Aku benar benar bingung bagaimana cara melarikan diri dari Seokjin agar tidak dikenalkan dengan lelaki bernama Jimin itu. Ditengah lamunanku satu pintu toilet terbuka, muncul lelaki tegap dengan tatto di tangan kirinya ikut membasuh muka disampingku.

Tapi dia tak kunjung pergi juga selama 5 menit, dan aku bertanya apa yang dia tengah pikirkan.

Dia nampak tak asing bagiku, mengingatkanku pada seseorang tapi kurasa dia berbeda dengan lelaki ini mungkin hanya wajahnya yang mirip.

Astaga Jimin, ada apa dengan rambutnya yang di tata dengan memperlihatkan jidat kebanggaannya itu. Dan bau minyak rambut yang segar dan memberikan candu untukku.

Aku pergi dengan diam-dian namun saat aku menegakkan tubuh, wajahku berjarak satu centi dari wajahnya yang rupawan itu.

"Astaga", Ucapku terkejut lalu menjauhkan diri darinya, namun tangan kanannya menahanku dan membawaku mendekat kembali. Tentu saja aku langsung menutup rapat mataku. Tapi ini tidak seromantis yang kalian kira dia menjambak rambutku yang berharga untuk membuatku menatap matanya. Dan aku meringis menahan jambakannya yang bila saja dia melakukannya agak serius rambutku kupastikan botak di tempat jambakannya.

Dosa apa ini? Kenikmatan yang mana lagi yang belum aku syukuri?

Ini bukan saat mengagumi wajah Jimin yang indah, tapi ini penyiksaan. Mama Yoongi pengen nangis.

"Hei, kuperingatkan jangan mendekati Namjoonku. Atau kau yang kuperkosa lebih dulu dan tak akan melihat dunia lebih lama dari yang otakmu perkirakan. Kau kira aku tak tau, kalau kau menatapku di gym dengan pandangan tidak suka dan mengumpatiku dalam diam? Tatap aku dengan seperti itu lagi, kupastikan penisku ini bukan hanya menghajar lubangmu yang sempit itu tapi sampai masuk ke dalam usus 12 jarimu", Ucapnya lalu meninggalkan aku sendiri di toilet.

Tbc..

Maaf ya cuma segini, nanti aku lanjut lagi dichapter depan terima kasih yang masih setia sama cerita ini. Pengen kau kasih hadiah roti goreng satu satu deh hehe.

Bye bye

MENOLAK UKE ~( M.Y - V.K - N.J )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang