Pleasure

68 9 10
                                    

Sudah satu bulan Yenny ada di rumah sakit. Kata dokter yang memeriksa keadaan Yenny, Yenny keracunan makanan dan untungnya tidak sampai menyebabkan kematian. Tapi tetap saja Yenny harus dirawat di rumah sakit untuk waktu yang lama.

Hari ini aku menjenguknya bersama mama. Saat membuka pintu ruangannya, terlihat Yenny yang sedang tertidur lelap.

"Sepertinya Yenny baru saja tidur. Shinta, kamu disini sebentar ya. Mama mau menjenguk teman mama yang kebetulan dirawat di sini juga," kata Mama yang hanya kubalas dengan anggukan kecil.

Saat Mama sudah tidak terlihat lagi, kututup pintu ruangan Yenny. Ku perhatikan Yenny yang sedang tertidur lelap dengan selang infus di tangan kirinya.

"Emm..." Yenny membuat pergerakan kecil, sepertinya dia mengalami mimpi buruk.

Aku berjalan mendekat. Saat sampai di samping Yenny, Yenny tiba-tiba saja terbangun. "Eh, ada kakak. Mama mana?"

"Mama menjenguk teman mama yang kebetulan ada disini."

Kata orang-orang aku adalah anak pemurung. Mungkin mereka mengatakan itu karena aku selalu sendiri dan tidak pernah bersemangat.

"Ka, kata dokter minggu depan aku udah bisa pulang," kata Yenny dengan semangat. Aku yakin dia sangat gembira.

"Oh, syukurlah." Yenny sepertinya tidak memedulikan kata-kataku, terbukti dari wajahnya yang masih memperlihatkan raut gembira.

Aku akhirnya memutuskan duduk di sofa yang disediakan. Masih belum ada tanda-tanda Yenny akan mengakhiri kegembiraannya.

Sepuluh menit kemudian mama datang membawa kantong kresek berwarna putih di tangannya.

"Eh, Yenny udah bangun? Kebetulan, mama ada bawa kue loh." Mama menyodorkan kantong kresek di tangannya pada Yenny.

"Mama dapat kue darimana? Perasaan tadi mama gak bawa apa-apa."

"Mama dikasih sama sahabat mama waktu SMP. Dia bilang awalnya kue ini buat keponakannya yang lagi sakit, tapi ternyata keponakannya udah sembuh dan udah pulang juga, jadi kuenya buat mama deh." Aku diam tidak merespon. Aku tidak perlu meresponnya kan?

Kulihat raut wajah Yenny yang semakin berseri-seri. Aku yakin itu karena kuenya.

Mama membuka kantong kresek dan mengeluarkan kue yang ada di dalamnya. Mungkin itu adalah kue rasa coklat. Diberikanlah kue itu kepada Yenny tanpa bertanya kepadaku apa aku juga mau.

"Kakak mau?" tanya Yenny menyodorkan kue yang sudah dia gigit.

"Gak. Kamu makan aja." Yenny pun memakan kembali kuenya dengan lahap.

Setelah tiga jam di rumah sakit, aku dan mama pulang ke rumah. Awalnya Yenny merengek minta ditemani sebentar lagi, dengan alasan hari sudah malam Yenny akhirnya menyerah dan membiarkan kami pulang.

Jarak rumahku dengan rumah sakit cukup jauh, sehingga saat sampai di rumah jam sudah menunjukkan pukul sembilan tepat.

Seperti biasa, setelah dari rumah sakit aku langsung mandi, tapi kali ini aku hanya sedikit bersentuhan dengan air.

Selesai mandi, aku menyiapkan beberapa barang di ransel kecil coklat milikku untuk dibawa besok saat mengunjungi Yenny. 

|~||~|

"Kenapa kakak jadi sering mengunjungi aku?" tanya Yenny bingung. Wajar saja Yenny bingung, selama tiga hari ini aku terus mengunjunginya, padahal biasanya aku hanya mengunjunginya dua kali seminggu.

My Pleasure [ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang