01

24 2 0
                                    

"Aku udah didepan" pesan singkat yang entah membuatku kehilangan semangat.

Dengan malas kakiku melangkah, menghampiri seorang pria yang sedang tersenyum manis menyapa. Entah, rasanya aku ingin enyah saja.

"Cantik banget" kecup nya pada dahiku yang hanya kubalas dengan senyum pahit.

"Kenapa hmm?" Reval mengusap kepalaku pelan sembari menatap mataku.

"Yuk berangkat" ajakku menyudahi adegan yang membuatku mual.

Selama perjalanan menuju kantor, kami berdua hanya diam. Dia sibuk mengendara, dan aku hanya diam termenung melihat jalan raya yang lengang.

Sesampainya di kantor, dengan dingin aku memutuskan masuk meninggalkan Reval yang sibuk membenahi rambutnya.

Hari berjalan seperti biasa. Duduk manis menghadap layar komputer dengan jari jemari yang lihai menuliskan arsip penting perusahaan.

Menjadi sekretaris bukan perihal mudah. Mengatur jadwal, menyalin arsip dan lainnya membuat siapa saja ingin enyah. Termasuk aku.

"Sya, ke kantin yuk. Udah istirahat nih" ajak Heera yang langsung aku setujui.

Heera, sahabatku yang duduk di divisi 1. Ya, hanya dia yang paling dekat denganku selain Pak Jang, kepala divisi 1.

Jarak kantor kami dari kantin terbilang lumayan jauh. Kantor kami berada dilantai 9, lantai paling atas. Sedangkan kantin tersedia disemua lantai, kecuali lantai kantor kami. Aneh bukan?

Selama perjalanan, Heera terus berbicara tentang idolanya. Park Chan Yeol, idola Heera yang selalu ia banggakan padaku.

"Oiya sya, uda denger berita ga?" kalimat itulah yang memulai segala obrolan panas namun sayang apabila ditinggalkan.

Apalagi kalau bukan, g h i b a h.

"Hmm?" balasku hanya dengan membulatkan mata menandakan ingin tau.

Bella mendekatkan mukanya sambil berbisik,

"Boss kantor kita, " seketika mataku beralih fokus kepada pria yang tak asing bagiku.

"Bentar bel"

"Loh sya, mau kemana?" dengan cepat aku mengejarnya, meninggalkan Bella sendirian.

"Ya?! Syaa kamu mau kemana! Syasya!" teriak Bella yang jelas terdengar olehku. Tapi kali ini, aku harus bertemu pria itu.

Langkahku terbatas karena selain highheels ku dan juga rok span yang aku kenakan membuatku susah berlari.

"Aish!" Tampaknya, aku gagal. Aku tidak mendapati pria itu. Sepertinya, lain kesempatan aku akan bertemu dengannya, aku harap begitu.

Aku kembali bekerja hingga tepat pukul 18.00 kst, waktu dimana aku menyelesaikan hari berat menjadi seorang sekretaris.

"Sayang, aku tunggu di lobby" begitulah bunyi pesan masuk dari Reval yang hanya kubaca melalui notifikasi tanpa membalasnya.

Dan benar saja, aku mendapatinya di lobby tengah melambaikan tangan ke arahku.

"Bagaimana harimu hmm? Melelahkan bukan?" peluknya sembari mengusap pelan kepalaku.

"Hmm" melepaskan diri dari pelukanya dan masuk kedalam mobil, kurasa itu lebih baik dari pada harus meluapkan emosi disini.

Sama seperti tadi, selama perjalanan kami berdua hanya diam.

"Kenapa?" tanyanya memecah keheningan dengan tatapan tetap fokus berkemudi.

"Ada yang harus ku akhiri"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Temu -PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang