Happy reading and
be a good reader 💙Maaf kalo rada panjangan ceritanya 🙏
.
.
.
.
.
.
.
Sepasang mata hazel milik Hirokawa May sedang terpancang tajam pada keempat sosok makhluk yang hendak menyerangnya. Makhluk yang menyerupai mayat hidup itu mulai bangkit tertatih-tatih setelah beberapa saat lalu sempat jatuh terjungkal akibat perlawanan May.Perempuan berambut coklat panjang itu mengernyit ngeri. Ia melompat mundur.
Satu tangan May mencoba meraih sebuah pistol yang sedang terselip di pinggangnya. Namun ia sempat ragu. Ia tidak boleh menggunakan pistolnya sembarangan. Terakhir kali ia memakai bakat yang dimiliki kaumnya itu adalah saat ayahnya mati. Terlalu beresiko. Meski sedang lengang, namun tempat yang ia pijaki sekarang masihlah pemukimam manusia. Ada kemungkinan identitasnya terbongkar.
May mendelik singkat ke arah atap sebuah rumah. Mata hazelnya menangkap sebuah sosok yang tengah berdiri disana. 'Apalagi oleh makhluk berbahaya seperti dia...' pikirnya.
Sebisa mungkin May harus bertahan melewati pertarungan ini. Mengurungkan niat, diselipkannya kembali pistol itu ke dalam wadahnya.
May kembali memfokuskan penglihatannya ke depan sambil terus melangkah mundur, menjauhkan jarak dirinya dengan kawanan yang bernapsu menyerangnya itu. Namun ia kalah cepat. Satu dari empat makhluk tersebut menerjang May dengan gesitnya. Tangan besar makhluk itu terjulur untuk menyergap May, namun tangan May menangkap lengannya duluan.
Dengan susah payah May mengangkat tangan itu ke atas dan dilontarkannya tubuh tinggi besar tersebut ke udara. Syukurlah fisik perempuan itu cukup kuat. Lalu May segera memutar badan untuk melarikan diri saat terdengar suara hantaman kasar di atas tanah. Perempuan itu tak repot untuk menoleh. Ia harus bisa kabur dari situasi ini.
May terus berlari, namun bunyi keras derap langkah di belakangnya menandakan musuh-musuhnya sedang mengejar. Mereka terus mendekat.
Sementara Watanabe Haruto yang sedang memperhatikan adegan kejar-kejaran tersebut hanya diam sambil merengut.
'Perempuan itu tidak serius melawan, rupanya,' pikir Haruto. Apa dugaannya salah tentang perempuan itu?
Haruto yakin, dengan kemampuan dan refleks gerakan seperti itu, si perempuan tidak bisa dikatakan sebagai manusia normal. Terlebih pergolakan aura yang terpancar dari sosoknya, dan parasnya itu... Kencantikan kuno yang tidak bisa ditemukan sembarangan di zaman ini. Mata merahnya bisa membedakan.
Lantas membuat Haruto curiga.
Namun perempuan berambut pirang tersebut tidak segera menggunakan kekuatannya. Mengapa?
Mata Haruto lanjut menyaksikan.
Tap Tap Tap!
Di jalanan sana May sedang kesulitan. Ia tidak mempersiapkan diri untuk bertarung, sama sekali tak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi. Heels sepatunya sulit untuk diajak berlari kencang. Beruntung, ukuran jumbo mayat-mayat hidup di belakangnya membuat mereka kesulitan bergerak di jalanan sempit gang yang sedang ia dan para zombi itu lewati sekarang.
May terus berpacu, namun... Ah! Permata biru miliknya melebar.
Jalan buntu. Haruto yang sedang memerhatikan pun memicingkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
his witch & her vampire (MAYRUTO)
FantasyMereka saling mencari karena membutuhkan keberadaan satu sama lain untuk bisa bertahan hidup. Tetapi, keduanya saling membenci, akibat dendam yang pernah hadir diantara jenis mereka pada masa lalu.