Hanya berniat baik

Kenangan Masa Kecil

Disini saya masih menceritakan kisah cinta namun diwaktu kecil, entah kenapa hanya ingin cerita saja. Awalnya dulu suka dengan cewek waktu masih SD yang katanya cinta monyet sih, suka dengan dua cewek namanya Ayu dan Ika. Tapi hanya sebatas kagum kalau menurutku sekarang bukan cinta yang benar-benar cinta. Ada satu cewek yang katanya suka denganku namanya Yunita, entah benar-benar suka atau cuma ingin menggodaku aja. Minimnya pengetahuan waktu kecil menjadikan limitasi untuk memutuskan sangat mudah. Setelah lulus SD dan tak ada yang jadian kan memang masih kecil cupu banget lah pokoknya.

Awal memasuki SMP tak ada yang spesial awalnya karena memang tak berniat pacaran dulu. Setelah memasuki fase kenaikan kelas ke kelas 8 dan 9 mulai muncul lagi rasa yang mungkin cinta tersebut ke seorang cewek bernama Kasiyati. Dengan adanya tugas, PR, dan masalah-masalah lain aku pun dekat dengannya dimana tak terpikirkan niat pacaran. Seiring berjalannya waktu karena terbiasa dengannya memang tidak pernah mengungkapkan niat untuk menjadi pacarnya. Mungkin benar juga cinta karena terbiasa, akhir sekolah SMP pun lulus dan aku berniat melanjutkan sekolah di SMA di kota Ronggolawe. Setelah 6 bulan berjalan sekolah, ternyata dia berkeinginan bekerja di Kalimantan entah ikut saudaranya atau apa aku lupa. Terlihat waktu itu kepikiran karena hal tersebut, namun suatu saat di malam hari bertemu seorang cewek bernama Nurul ketika ada kegiatan organisasi di sekolah. Setelah berbincang sebentar sudah langsung akrab karena memang tomboy si Nurul ini. Memasuki kenaikan kelas 11 ternyata Nurul satu kelas dengan ku, bahagia lah aku kan awalnya cuma sekedar lewat jadi bisa tiap hari ketemu meskipun dia sudah memiliki pacar juga. Oh iya di kelas 11 aku jadian dengan Naili yang waktu itu satu organisasi dengan ku namun gara-gara overprotektifnya aku dan dia merasa tidak nyaman, pun putus juga sebelum kelas 12. Setelah kenaikan kelas 12 pun makin nyaman dengan Nurul, meskipun sama-sama punya pacar. Aku pun memutuskan hubunganku dengan Kasiyati yang memang tanpa sebab yang pasti, meskipun dulu pernah ku lihat pesan di ponselnya bermesraan dengan orang lain yang katanya cuma pelanggannya waktu kerja. Setelah ku putuskan si Kasiyati ini, aku ungkapkan perasaanku ke Nurul waktu itu hari Jumat. Et dah ingat bener masalah ginian, namun dia ada masalah dengan pacarnya yang katanya komplikated. Setelah ku ungkapkan sore harinya dia mengirimi aku pesan melalui ponsel, "Why do you love me?" tulisnya. Aku jawab dong, "Karena aku nyaman denganmu, kamu perhatian dan bla bla bla". Dia jawab begini, "Cinta itu gak butuh alasan, karena kalau butuh alasan bukan cinta namanya tetapi kagum". Dalam hati, "Oh oke, aku di tolak olehnya". Tak lama waktu berjalan dia putus dengan pacarnya Rengga yang dulunya teman SMP ku, dan balikan lagi dengan mantannya waktu SMP Yoga. Seiring berjalannya waktu aku melanjutkan kuliah di Kota Pahlawan, dia melanjutkan kuliah di Bumi Arema dan tak pernah menanyakan apapun tentangnya tanpa rasa benci yang mendalam tentunya.

Awal kuliah aku masih fokus di kuliah dulu, hingga di semester 3 atau 4 aku mulai dekat dengan teman SMP tapi beda sekolah namanya Mursiti. Singkat cerita aku jadian lah dengannya namun hanya 3 bulan dia menanyakan komitmenku untuk menikahinya. Di umur yang dibawah 20 tahun aku belum sejauh itu memikirkan pernikahan, akhirnya pun kandas juga hubunganku. Tapi aku berterima kasih dengan kandasnya hubunganku aku jadi tak mudah berpacaran tanpa komitmen akan menikah. 

Seiring bertambahnya usia  yang dulu pernah berpacaran denganku sudah menikah, Kasiyati menikah dengan tetangga desa ku. Naili mungkin masih bekerja di kota Ronggolawe. Nurul menikah dengan teman kuliahnya mungkin atau teman kerjanya yang jelas bukan Rengga ataupun Yoga. Mursiti menikah dengan orang Kota Soto. Tapi tidak ada kebencian yang timbul antara saya dan mereka, mereka sudah bahagia dengan jalannya sendiri aku pun bahagia dengan jalanku saat ini. Menurutku menikah bukan untuk mencari kebahagiaan tetapi untuk berbagi kebahagiaan, karena jika menikah tetapi menuntut kebahagiaan dari pasangan itu bukan pernikahan yang akan bertahan lama.