kosong satu

2 1 0
                                    

Nafas tersengal-sengal keringat pun menetes didahinya dua orang pria itu sudah meninggalkannya berdiri disebuah tembok cukup tinggi. Ia kembali berlari menghampiri dua orang pria itu.

"Lelet banget sih Queen, udah siang juga" omel Omang.

Queen hanya berdecak dan berkacak pinggang. Sama sekali tidak menyesal mengikuti dua orang ini. Menurutnya ini adalah salah satu cara menikmati masa muda.

"Ini kita manjat tembok nih?!" Tanya Queen.

"Iya lah manjat masak mau naik lift!" Sewot si Omang.

"Queen, Lo naik duluan kita bantuin." Suruh Ajun.

"Nggak ah ntar Lo pada ngintip rok gue"

"Siapa juga yang sudi liat cangcut hello Kitty punya Lo!" Lagi-lagi si Omang sewot.

"Gue nggak suka hello Kitty ya! Gue suka ice bear!" Sahut Queen tak terima.

" Queen... Gue nggak perduli apa gambar cangcut yang Lo pake! Yang penting itu dalemnya tauk" jawab Ajun ngasal.

Pukulan dari tangan putih Queen mendarat sempurna di pipi Ajun. Omang yang sedari tadi cekikikan pun tak dapat terhindar dari pukulan tangan Queen.

" Stop-stop! Ayo kita naik sekarang buruan ih!" Perintah Queen.

" Oke. Queen, kalo Lo nggak mau duluan biar gue yang duluan!"

Omang segera naik ke tembok itu dengan cekatan, setelah sampai diatas Omang memberi isyarat agar mereka cepat naik, Omang pun turun ke balik tembok itu. Kemudian Ajun bersiap naik ketembok itu.

" Queen Lo ikutin cara gue naik, gue bakal tunggu Lo dibawah. Soalnya bahaya kalo gue tunggu Lo diatas bisa ketahuan ntar. Semoga berhasil!" Kata Ajun sebelum naik ketembok. Dijawab anggukan dari Queen.

***

Mereka bertiga mengendap-endap setelah perjuangan cukup pelik memanjat tembok tadi. Kelas mereka memang jauh dari peradaban berada di pojok lahan sekolah dekat dengan taman belakang sekolah yang kadang terlihat sepi, namun tidak pernah luput dari segala patroli OSIS. Seperti pagi ini tiga orang sahabat itu tengah menjaga detak jantungnya agar tetap stabil. Kucing kucingan dengan para pengawas memang tidak baik untuk jantung. Percayalah nak.

"Ehh... Mundur guys! Ada anak OSIS didepan!" Bisik Omang.

Dugh...

"Stop! Udah mentok!" Bisik Queen.

"Mentok apaan? Perasaan masih luas dah?" Jawab Ajun.

Queen meraba apa sebenarnya yang ada dibelakangnya. Keduanya temannya telah berbalik badan dengan muka kusut langsung berdiri. Queen menemukan seperti tali sepatu? Dahinya menyerit dan gerakan selanjutnya adalah menarik tali itu dilihatnya benar-benar tali sepatu! Ia mendongak menatap kedua temannya yang telah berdiri memberikan isyarat untuk menengok kebelakang.

Queen menengok kebelakang didapatinya seseorang, dan sudah pasti itu lelaki karena mengunakan celana SMA. Kemudian ia mendongak menatap pria itu dengan cengiran tak berdosa. Pria itu hanya menampakkan muka datar tapi menyeramkan. Pria ini sudah pasti anak OSIS yang sedang berpatroli pikir Queen.

" Umar Arjuna Lo berdua kelapangan!" Kata pria itu dengan datar.

Melihat kedua temannya sudah melenggang  menuju lapangan dan pria itu hendak meninggalkannya juga ia pun bingung mengapa pria ini tidak menyuruhnya kelapangan? Apa nanti dirinya akan dihukum dengan anggota OSIS yang lain? Apa pria itu hanya mengurusi siswa laki-laki? Tanpa pikir panjang Queen menarik lengan pria itu hingga berbalik menghadapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2.23 AMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang