Lembar 02: Alifiara Rasyad Wijaya

3 1 0
                                    

Takdir memang tidak salah. Mungkin kita yang anggap semua itu salah. Semesta memang sedang bermain – main dengan perasaan kita. Atau, mungkin ini perjalanan kita yang belum usai.


KRINGGG KRINGGG

DOR DOR DOR DOR

“ WOY  BANGUN LU, KEBO AMAT SIH LU JADI CEWEK.”

“ FIA BANGUN WOY ”

“ GUE HITUNG SAMPE TIGA, KALAU LO GA BANGUN – BANGUN NI PINTU LO GUE DOBRAK.”

1

2

“ IYA – IYA ELAH, GUE BANGUN NIH.” Balas Fia dengan teriak juga

Tak begitu lama, terdengar kembali suara abangnya. “ Awas, kalau tidur lagi. Gue tinggal lo. 10 menit belum keluar gue pergi.” Ucap sang abang.

“ Iya – iya, udah sana lo pergi,gue mandi dulu.” Sambungnya dengan berjalan kearah kamar mandinya.

Fia buru-buru turun dari kamarnya sambil menenteng sepatunya,  tapi pas sampai di bawah dia tak menemukan keberadaan abangnya itu.  

"maah abang mana? " tanya Fia

"loh abang kamu kan udah berangkat duluan tadi"
"hah?  Gimana-gimana mah, berangkat duluan?  -fia

"iya katanya lama nunggu kamu,  kamu kayak gak tau abang kamu aja " -mama

"ih abanggg ngeselin bangeut,  tadi suruh buru-buru sekarang malah ditinggal " ucap fia dengan mendumelkan sang abang

"udah sarapan dulu,  makan roti sama minum susunya" ujar sang mamah

"aku makannya sambil jalan ajalah mah takut kesiangan, assalamualaikum fia berangkat mah" pamit Fia sambil mencium tangan mamahnya.

“ Waalaikumsalam, hati – hati Fi? Balas sang mamah sambil teriak, karena Fia telah berada di depan pintu

Fia berjalan menuju halte bus, hari ini jalanan terasa ramai sekali,  dikarenakan hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru. 

Halte bus hari ini juga sangat ramai,  Fia terus saja menggerutu karena di tinggal abangnya, awas aja nanti kalau ada di rumah.  Saat sedang menyumpah serapahi abangnya,  tiba-tiba ada yang menepuk pundak Fia hingga membuatnya terlonjak kaget.

"Fia? " tanya seseorang yang barusan menepuk pundaknya

Fia menatap orang tersebut,  wajahnya terasa sangat familiar tapi Fia tidak tahu siapa dan pernah bertemu dimana,  tapi setelah lihat seragamnya, sepertinya orang ini satu sekolah dengan Fia

"haii Fia?" kata seseorang itu lagi sambil melambai-lambai tangannya di depan wajah Fia,  karena daritadi Fia tidak menjawabnya.

"iyaa,  eumm.. Maaf siapa ya" kata Fia canggung.

"hai kenalin gue Fandi, satu sekolah sama lo" orang itu mengulurkan tangannya mengajak Fia bersalaman

"oh yaampun maaf ya barusan gue gak ngenalin lo. " fia bersalaman dengan fandi.
Sekarang Fia ingat,  Fandi ini dulu temannya saat Olimpiade matematika waktu kelas 10.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CongratulationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang