10 Februari 20x9Aku terdiam menatap jendela yang di penuhi oleh bulir air yang disebabkan hujan berkepanjangan. Entah hujan ini kapan akan berhenti, langit seperti tau bahwa aku sedang bersedih dan ia dengan sengaja menumpahkan isinya ke bumi untuk menemani kesedihan ku.
Bip.. bip *dering pesan masuk
"Kamu dimana? Aku sudah sampe." Kata si pengirim pesan.
"Aku sudah didalam, masuk saja. Samping jendela seperti biasa." Balas ku.
"Okay." Balasnya.
Syafina POV
Aku masuk ke dalam cafe bernuansa klasik yang menenangkan. Disambut dengan aroma teh hijau, melati dan kopi segar yang menenangkan. Ini adalah cafe langganan ku dan sahabat ku ini sejak SMA. Kita sering menghabiskan waktu disini hanya untuk sekedar ngobrol dan bertukar cerita. Tempat ternyaman kedua setelah rumah, itu menurut kami.
Aku mencari keberadaan sahabat ku yang sudah menunggu ku di meja untuk dua orang samping jendela, katanya. Dia masih sama, sangat suka duduk di samping jendela sambil menatap jalan, di tambah dengan rintik hujan yang bisa membuat siapa saja merasa tenang ketika melihatnya. Dan aku menemukannya, sedang menatap jendela seperti menerawang jauh ke atas awan. Dia bahkan seperti tidak sadar bahwa aku sudah sampai, dan duduk di hadapannya. Aku menjentikan jari didepannya dan dia tersadar, lalu tersenyum tipis, sangat tipis.
"Kamu kenapa sih Sya? Ga cape apa kamu gini terus? Dia bahkan ga mikirin kamu sama sekali. Ayolah Sya ikut aku ya? Kita pindah ke luar kota?" Kata ku pada Resya.
Resya hanya menatap ku dengan mata sendunya. Aku tau dia lelah dengan semua ini, dan aku tau dia tidak bisa berhenti begitu saja karena dia sangat mencintai si br*ngs*k itu.
"Aku gabisa Fin, susah dan entah kenapa aku ngerasa dia ga akan semudah itu melepas aku. Bukan berarti aku terlalu percaya diri, tapi kamu tau kan dia tidak suka dikalahkan egonya. Dia selalu mendapat apa yang dia mau." Jawab Resya dengan putus asa.
Tidak seharusnya memang aku mencampuri urusan mereka. Ini kisah cinta mereka, dan dalam kisah ini mereka yang menjalani nya. Tetapi aku juga tidak bisa tinggal diam ketika melihat sahabat baikku dilukai oleh pria br*ngs*k yang tak punya hati seperti dia.
"Ayolah Sya paling enggak kamu udah ga tinggal bareng dia lagi. Semakin lama kamu tinggal sama dia, akan semakin sering dia nyakitin dan manfaatin kamu. Kamu tinggal dirumah aku aja ya Sya?" Kata ku mencoba membujuk Resya.
"Aku mau Fin, sangat mau, tapi kamu tau sendiri Nando pernah sangat marah cuma karena aku izin menginap di rumah kamu sekali. Apalagi kalo aku izin ke dia buat pindah Fin. Cari masalah itu namanya." Jawab Resya frustasi.
"Lalu aku harus apa Sya, aku bingung mau bantu kamu seperti apa lagi. Semua yang aku coba selalu gagal. Kenapa sih? Kenapa kamu harus terjebak sma manusia tanpa hati kaya dia!." Kata ku kesal.
"Maaf Fin aku selalu menyusahkan mu, merepotkan mu, dan membuat mu sulit. Maaf kan aku." Kata Resya sambil menunduk dalam.
Ku genggam tangan Resya erat.
"Sya kamu tuh ngomong apa sih? Kamu ga pernah nyusahin aku, atau ngerepotin aku, sudah seharusnya aku membantu kamu. Kamu sahabat aku, aku sudah anggap kamu saudara ku." Kata ku menenangkan Resya."Aku sangat bersyukur, aku masih memiliki mu sebagai seorang sahabat Fin terima kasih atas semua nya." Jawab Resya berkaca-kaca.
"Sudah lah jangan menangis, Resya yang aku kenal itu kuat menghadapi ujian yang menimpa dirinya dan selalu tersenyum dalam keadaan apapun." Kata ku memberi semangat.
"Terima kasih Fin, kau yang terbaik." Kata Resya sambil tersenyum.
"Tenang lah Sya aku akan membantu mu keluar dari situasi ini. Aku tidak akan membiarkan kamu terluka lebih dalam lagi." Batin ku.
Flashback
12 September 20x8
Resya POV
Aku merasa haus dan memutuskan untuk keluar kamar menuju dapur untuk minum. Sebelum aku sampai di dapur ada pemandangan yang sangat menyayat hati ku. Disana di sofa panjang depan tv, dia dengan santainya bermesraan dengan seorang perempuan yang aku tau adalah teman dia. Ya benar itu temannya, teman yang sangat dekat dengannya bahkan dia akan lebih mudah mendapat perhatiannya dibandingkan dengan aku yang berstatus sebagai kekasihnya, aku sudah mulai terbiasa melihat pemandangan tersebut tapi tidak dengan hati ku.
Pemandangan ini sudah lama aku lihat, sejak 3 bulan aku dan dia tinggal bersama, yang berarti sudah hampir satu setengah tahun aku bertahan dengannya yang lebih mementingkan 'temannya' dibanding dengan aku.
Aku tau, aku tidak seharusnya diam seperti ini terus. Aku sadar, semakin lama aku semakin tidak kuat jika harus melihat ini terus-menerus. Aku hanya manusia biasa berhati yang bisa saja terluka sewaktu waktu.
Ini bukan pertama kalinya aku melihat nya membawa perempuan lain ke dalam apartemen kami. Aku akui bahwa aku dan dia pun tidak cukup baik karena memutuskan untuk tinggal bersama. Tetapi kami juga punya beberapa peraturan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilanggar, jika dilanggar maka yang melanggarnya harus membayar denda atau menerima konsekuensinya sesuai kesepakatan awal.
Di apartemen ini, ada 2 kamar tidur, satu dapur + ruang makan, 3 kamar mandi, dan 1 ruangan kosong yg kami sepakati sebagai ruang tamu + ruang santai, dan kami sepakat untuk membeli 1 tv agar apartemen ini tidak begitu kosong dan sepi.
Aku berjalan melewati mereka, berusaha acuh dan tidak menganggap mereka ada. Tapi baru saja dua langkah aku berjalan melewati mereka, ada suara yang mengintrupsi ku dan membuat ku berhenti."Sopan banget ya, lewat depan orang gitu aja tanpa bilang permisi." Kata perempuan itu.
"Maaf tapi ini apart saya juga, jadi untuk apa saya mengucapkan permisi diteritori saya sendiri?, dan maaf bahkan kamu masuk apart saya tanpa izin dari saya, jadi disini siapa yang lebih tidak sopan?" Jawab ku sambil menoleh kearahnya.
"Aku bersama Nando dan dia juga pemilik apart ini, jadi aku bebas mau kesini kapan pun itu, iya kan Nan?" Jawab perempuan itu sambil memeluk kekasih ku.
"Hmm." Jawab kekasih ku.
Aku hanya mendengus kasar dan melewati mereka begitu saja. Jujur aku mulai lelah dengan semua ini, aku lelah dengan sikap tidak tegas Nando, dan aku lelah berdebat dengan perempuan itu.
Flashback off
TBC;*
---------------*
Haiiii...
Ini cerita ku yang pertama, udh lama aku simpen di draft tapi blm sempet di publish. Sebelumnya aku udah punya lapak tapi quote yg agak ga jls gitu deh wkwk.Ini cerita murni dari hasil imajinasi aku sndri ya reader, dan sejujurnya ini nyerempet kisah nyata yg pernah aku alami (bukan berarti semua ya tapi nyerempet). Dan maaf klo ada kesamaan nama tokoh, dan latar, tapi itu semata" bukan disengaja karna ini murni aku sndri yaa.
Silahkan dibaca.
Klo mau next komen yaa, vote klo suka:)
Dukungan kalian yg sempet baca ini, sangat berarti buat aku yang sangat kurang PD dalam hal menulis ini.Maaf klo ada kesalahan ketik atau typo, kritik dan saran sangat dibutuhkan.
Oh iya mungkin di next chapter bakal aku kasih tau rules nya apartemen Resha dan Nando dan mungkin aku jelasin cast karakter nya:).
See you next chapter:)
Thankxxrdh
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Randomkamu menyakiti ku (lagi) tanpa kau sadari... don't judge without knowing the contents. Pokoknya baca dulu aja;)