"Gabisa dong pa. Masa main tunda tunda gitu aja, kalo main tunda tundaan ntar malah gajadi gimana? Yang rugi kan juga papa sendiri, gimana si?"
Alleta, tepatnya Alleta Dewi Sasono -Anak kedua dari pasangan Dewi Purbaningrum dengan Hasbi Sasono- tengah mengutarakan ketidaksukaannya pada perintah dari sang papa. Rautnya menunjukkan wajah lelah dan frustasi. Sungguh hari yang menyebalkan bagi seorang Alleta.
"Yauda iya iya, Alleta nurut. Kalo kliennya ngambek. Papa sendiri yang tanggung, Alleta ga ikutan"
Kalimat pemungkas Alleta, mengakhiri perdebatan dari sang ayah dan anak. Walaupun tidak suka dengan keputusan Ayahnya, tapi tetap saja ia harus menuruti perintah ayahnya. Dan pada akhirnya Alleta pun pergi meninggalkan kantornya menuju rumah.
------------- At Alleta Apartemen ------------
"Ini acara santai, bukan formal, pakai kek gini?"
Alleta tengah berada di depan cermin. Mengulang kata kata Ayahnya sambil Mencoba satu persatu dress yangenurutnya cocok untuk acara non formal.
"Yaudah la pake ini aja"
Minat Alleta jatuh pada dress warna biru langit. Alleta pergi ke ruang ganti, dan memakai pakaiannya. Setelah memakai dress itu, Alleta duduk di depan meja rias. Niatnya Alleta ingin memoles wajahnya dengan make up tipis, sebelum Adiknya -Desita Tri Sasono- menelfonnya. Alleta mendekatkan benda persegi tersebut ke telinganya
"Iya halo"
'Duh kakak! Kok lama banget sii angkatnya. Sebel deh, cepetan ke sini. Kan aku yang dimarahin sama Papa nih! POKOKNYA CEPETAN KESINI SEBELUM AKU PENGGAL KEPALA KAKAK'
Alleta kembali menjauhkan ponselnya kembali setelah mendengar teriakan maut dari adiknya. Ia benar benar tak abis fikir dengan sifat adiknya itu. Di keluarga besarnya, tidak ada yang bisa teriak seperti yang Desita teriakkan. Turunan siapa si? Pertanyaan itu yang berada di fikiran seorang Alleta
'KAK JAWAB DONG'
"Iya iya, bentar lagi kakak kesana, Dah jangan telpun lagi, bye."
Alleta memutus telepon dari adiknya sepihak. Bukan apa apa, ia hanya terlalu malas menanggapi ocehan dari adiknya itu. Alleta meletakkan kembali ponselnya di atas meja rias. Alleta menghela nafas sebentar. Alleta bingung, pasalnya ini bukan petama kalinya Alleta di jodohkan seperti ini. Ia ingat betul siapa yang akan di jodohkan dengannya. Seseorang yang telah membuat Alleta merasakan manis pahitnya perjalanan cinta yang telah ia lewati. Laki laki itu pula yang telah membekukan hatinya.
--------------------- At Restourant -------------------
Canggung. Itulah keadaan yang Alleta rasakan. Tidak, orang tuanya tidak merasakan itu. Hanya Alleta. Ingat itu, Hanya Alleta. Alleta ga mau di jodohin sama dia, itu yang ada di pikiran Alleta sekarang. Kenapa Alleta berpikiran seperti itu? Padahal yang akan di jodohkan dengannya adalah seorang yang tekenal di jagat raya.
ARIC DWI MAHENDRA
Tampan, pengusaha muda, kaya, daddyable, tinggi, punya kulit tan, sexy. Semua kelebihan laki laki, ada pada Aric. Satu kata untuk seorang Aric 'SEMPURNA'. Ya, Aric memang sempurna, dan Alleta mengakui itu. 'Dia sempurna dari terakhir kali aku melihatnya' batin Alleta.
--------------------- Flashback ON --------------------
"Eunggghhh"
Alleta merasakan pusing yang teramat, saat pertama kali ia membuka mata. Ia bahkan hampir menutup matanya kembali sembelum suara husky milik seseorang menyapa indra pendengarannya
"Kau sudah bangun huh?"
"Hng?"
"Perkenalkan, aku Aric. Dan kau, Alleta. Ku harap kau tidak lupa dengan namamu sendiri, FYI aku penjaga uks ini"
Alleta masih bingung, ia mencoba mengingat ingat kejadian yang telah terjadi, namun hasilnya nihil, yang ada hanya rasa pusing kembali menyergapnya.
"Kau tau? Tidak baik mengingat masalalu, lebih baik kau memintaku untuk menceritakan apa yang telah terjadi"
"Yasudah ceritakan saja,"
"Sudah ku bilang, tidak baik mengingat masalalu. Terlebih aku sedang malas bercerita, malas mengingat, malas membuka mul-"
"Dari tadi kau membuka mulutmu bodoh"
Alleta menyela perkataan Aric, bukannya apa apa, ia hanya tidak suka dengan seseorang yang bertele tele. Memuakkan. Bukannya diam, Aric malah menunjukkan smirk kepada Alleta dan jujur, itu membuat Alleta sedikit takut dengan Aric. Ingat itu, sedikit takut hanya sedikit.
"Kau tau nonna? Aku tidak suka apabila ada seseorang yang menyela perkataan ku"
Aric mendekatkan wajahnya ke telinga Alleta, hingga Alleta dapat merasakan hembusan nafas milik Aric. Ingin sekali Alleta menahan tubuh Aric, sayangnya Alleta terlalu lemas sekarang, benar benar lemas.
"Aku menyukaimu, Noona"
--------------------- FlashBack Off --------------------
"Menyukai wajah tampan ku noona?"
"Huh?"
Shit! Alleta ketahuan sekarang. Lihat? Alleta sekarang gugup, bahkan dressnya mulai kusut akibat terlalu kuat ia remas. Alleta merasakan rasa hangat menjalar di daerah pipinya. 'Ada apa ini? Bahkan hanya dengan di sapa saja, kenapa jantungku berdegup kencang?'
Sementara itu, Aric hanya ber-smirk ria melihat gadis di depannya. Lihat rona merah di wajahnya, Aric suka itu. Dari dulu, ia suka dengan wajah itu. Sepasang mata dengan bulu mata yang lentik, alis tipis, pipi berisi, dan bibir yang selalu menggodanya.
'Kau masih mencintaiku, dan aku tau itu' - Aric
.
.
.
.
.
.
.
WAHANJER, Akhirnya publish juga ini cerita 😰 Awalnya si ga ada niatan, tapi karena bosen kalo cuma di baca sendiri, ya akhirnya aku bagiin lah buat kalian 😉
Komen disini ⏩⏩⏩⏩⏩
Aku butuh support kalian ges, suka ya silahkan kasih bintang, kalo gasuka ya gausa hujat, simpel kan? 😚 Di tunggu komennya ges 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovee
RandomKali kedua? Pada yang sama? Kek lagunya raisa aja - Alleta Kita ulangi lagi, tanpa membuat kesalahan lagi - Aric Ini murni cerita dari otak saya sendiri, suka ya silahkan di baca, gasuka ya gausah hujat. Jan lupa kasih bintang....