7. Jung Hoseok

821 80 7
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

Typo is my style

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Park Soo!"

Sooyoung memutar bola matanya jengah, ia tahu betul siapa yang memanggil namanya seperti itu karena hanya dia lah satu-satunya orang yang memanggil namanya hanya dengan 'Park Soo' saja.

"Gue berangkat sama si Jimin! Lo deluan aja!" siapa lagi kalau bukan Jung Hoseok, temen kecil sekaligus tetangga Sooyoung 17 tahun belakangan ini.

Dirinya sudah terlalu mengenal Hoseok yang tiap pagi akan mampir kerumahnya sekedar menawari tumpangan pada Sooyoung yang akan selalu ditolak gadis itu.

"Jimin udah berangkat tadi sama Seulgi! Ayok naik! Mumpung motor gue masih bersih baru dicuci!" bukannya menjawab ajakan Hosoek, Sooyoung masuk kerumahnya. Mengecek garasi sekedar mencari Jimin, saudara kembarnya.

Yang dikatakan Hoseok benar, sosok Jimin benar-benar sudah menghilang dari rumahnya. Sialan, Jimin tak bisa diharapkan!

Tak ada pilihan lagi, akhirnya Sooyoung menerima tawaran Hosoek. Memakai helm hitamnya sedangkan si empu tak memakai helm. Helmnya cuma satu, jadi demi keselamatan si pujaan hati, Hoseok rela menomorduakan keselamatannya sendiri.

"Jangan macam macam lo!" ancam Sooyoung sembari naik ke motor Kawasaki Ninja 250R milik Hosoek. "Lo punya motor gini banget sih! Nempel banget jadinya gue ke lo!".

Hoseok cuma ketawa doang dengerin ocehannya Sooyoung. Memang ya, gadis itu suka sensi ke dia. Padahal Hoseok rasa dia gak pernah berlaku buruk ke Sooyoung. Paling yaa cuma jailin Sooyoung sampai ia pernah menangis.

Bukan karena apa, Sooyoung cuma heran aja. Sebulan belakangan ini Hoseok rajin banget singgah kerumah dia setiap pagi cuma nawarin tumpangan ke sekolah doang. Sooyoung jadi berpikir macam-macam. Karena memang sejak kecil, ia tak pernah akur dengan anak tetangganya itu. Jimin saja yang mau berteman baik dengan biang kerok seperti Hosoek.

Sooyoung tak akan pernah melupakan kejadian saat ia duduk di bangku satu Sekolah Menengah Pertama dimana ia menolong Hoseok yang menangis di atas pohon karena tak bisa turun, dan ketika Sooyoung naik berniat membantu eh bocah laki-laki itu turun dengan mudahnya meninggalkan Sooyoung di atas pohon yang tak tahu bagaimana caranya turun ke bawah. Dan dengan teganya, Hoseok pergi meninggalkan Sooyoung di atas pohon dan berakhir menangis minta tolong pada siapapun yang lewat dari taman belakang sekolah mereka.

Makanya, rutinitas Hoseok menjemputnya tiap pagi itu membuat Sooyoung parno. Takut dikerjai oleh lelaki itu. Bisa saja kan, Hoseok membawanya ke tempat yang ia tak tahu dimana dan meninggalkannya disana. Membuat Sooyoung tak bisa pulang?

Karena Hoseok memang suka keterlaluan kalau sudah bercanda.

"Udah sampai, Park Soo! Gak mau turun nih? Mau sama Bang Hosoek terus?"

Sooyoung tersentak, tangannya refleks naik dan memukul kepala Hoseok. "Kepedean lo!", lalu turun dan memberikan helm yang ia pakai pada Hoseok.

"Park Soo!" Sooyoung menghentikan langkahnya, menatap malas pada Hoseok yang berjalan menyusul dirinya. "Bilang makasih, kek".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JoytoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang