"I was made the wrong way
Won't you do me the right way?
Where you gonna be tonight
'Cause I won't stay too long?"
Sebuah lagu terdengar melantun dengan merdu dari arah sebuah danau yang tidak begitu ramai. Dua orang pemuda terlihat sedang menikmati indahnya hari ini. Pemuda dengan rambut hitam berantakan dengan kacamata bulat bersender di sebuah pohon rindang, sedangkan seorang pemuda lagi dengan surai pirang platina terlihat dengan posisi tidur dengan kepala di pangkuan pemuda satunya lagi, membaca buku dengan memperlihatkan mimik datar.
Lantunan lagu itu terus terdengar dari bibir sang pemuda berambut hitam, Harry Potter. Matanya tertutup, menikmati hembusan angin sejuk yang ada di sekitarnya. Tangannya terus membelai helaian rambut pirang platina milik pemuda yang masih nyaman berada di pangkuannya, Draco Malfoy.
Siang ini matahari bersinar tidak begitu terik. Mungkin disebabkan oleh banyaknya awan yang hadir mencoba menghalangi jatuhnya sinar matahari ke bumi. Indahnya hari ini ditambah dengan semilir angin yang bertiup dengan sejuk, membuat orang-orang merasa sayang untuk menghabiskan waktu hanya di dalam rumah saja, apalagi hari ini adalah akhir minggu, waktu yang tepat untuk bersantai.
"Ayolah, Draco, kau harus ikut bernyanyi bersamaku," bujuk si pemuda berkacamata bulat itu yang ternyata sudah membuka matanya, memandang lawan bicaranya dengan kilau emeraldnya yang bersinar memohon.
Draco yang mendengar permohonan kekasihnya itu, mengalihkan pandangannya dari bukunya, berbalik menatapnya dengan kilau kelabu miliknya dan menjawab, "Tidak."
"Kenapa tidak?"
"Aku tidak tahu lagu apa yang sedang kau nyanyikan. Lagipula aku tidak bisa bernyanyi."
"Tidak usah berbohong, Draco, aku tahu kalau kau tahu lagu ini."
"Tidak."
"Jangan bohong."
"Aku tidak bohong."
Pertengkaran kecil diantara mereka membuat mereka tidak menyadari bahwa cuaca di sekitar mereka sudah berganti. Matahari yang tadinya dikelilingi oleh awan putih, kini berganti dengan hadirnya awan hitam yang bahkan jumlahnya lebih banyak daripada awan putih tadi. Angin yang berhembus pun semakin kencang. Dan beberapa detik kemudian, titik-titik air pun turun membasahi bumi.
"Oh sial," rutuk si pemuda pirang platina itu sambil segera berdiri, kemudian menarik tangan pemuda di sampingnya untuk segera berdiri juga.
"Pakai jaketmu," perintah Draco sambil memayungi kepalanya dan kepala Harry menggunakan jaketnya.
"Tapi bagaimana denganmu, Draco?"
"Aku tak apa-apa. Ck. Hujannya deras sekali."
"Bagaimana ini, Draco? Bagaimana cara kita pulang?" tanya Harry sambil memandangi rintik hujan yang turun dengan ganasnya.
Bunyi petir bersambaran, membuat pemuda berambut hitam merapatkan tubuhnya dengan kekasih disampingnya yang tubuhnya berukuran lebih besar, mencari sedikit kehangatan dari jarak mereka yang berkurang. Draco yang merasakan pergerakan tubuh Harry, mengerti dan kemudian melingkarkan tangannya di bahu Harry, berbagi kehangatan.
"Kita tunggu sampai hujannya berkurang, lalu kita berlari ke rumahmu," putus Draco.
"Hmm.. Baiklah, tidak mungkin juga kita menembus hujan selebat ini," jawab Harry, memandangi hujan yang masih turun di hadapannya.
Harry kembali bersenandung kecil untuk mengurangi dingin yang mengelilinginya. Walaupun Draco sudah merangkulnya, namun dingin yang menyertai hujan yang turun terasa mulai menusuk. Draco yang merasakan tubuh pemuda di sebelahnya mulai menggigil, merapatkan tubuhnya dan mempererat rangkulannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Of Me
RomanceHarry ngambek hanya karena Draco tidak memberinya ciuman perpisahan. Apa yang akan dilakukan Draco ya supaya kekasihnya yang sedang sakit itu ga ngambek lagi? Slash Drarry. Another re-upload from ffn