10

1.9K 90 19
                                    

Pagi yang cerah, burung-burung pun berkciauan dan matahari memyinarkan sinar hangatnya yang menembus kaca jendela. Hana, gadis itu tidur terlalu nyenyak hingga lupa dimana ruangan ini. Dia bangun dan mengedipkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk, dia pun melirik ke sebelahnya. Ternyata ada Lay, laki-laki yang beberapa hari belakangan ini membuat jantungnya berdegup kencang.

Tapi kenapa dia ada di sini? Pikir Hana. Setelah melihat-lihat ruangan, Hana baru sadar kalau ini bukan kamarnya. Hana menaikkan selimutnya untuk melihat apakah dia masih berpakaian utuh atau tidak. Saat dia melihat kebawah dan pakaian nya masih utuh, dia menghela nafas lega karena semua yang ada di pikirannya tidak terjadi.

Hana terkejut saat Lay tiba-tiba bangun dan duduk di tepi ranjang. "Hapus semua pikiran kotor yang ada di otak lo soal gue" Kata Lay seperti orang melantur. "Gue mau mandi" Katanya lagi, kemudian dia berjalan ke kamar mandi dengan langkah gontai. Sedangkan Hana, gadis itu masih terpaku dengan pikiranya. Berbagai pertanyaan melintas di otaknya, sehingga dia baru ingat kalau tadi malam ada mamanya Lay dan saking ngantuknya sepertinya dia tertidur.

Dengan mengabaikan semua pertanyaan bodoh itu, Hana segera pergi dari kamar itu dan masuk ke kamarnya. Sampai di kamar Hana, dia mencium bau wangi. Ya! Bau ini sama seperti bau parfum yang di gunakan mama Lay. Indera penciuman nya masih berfungsi normal jadi dia tidak mungkin salah mencium bau ini. Jadi, tadi malam hana tidur di kamar Lay dengan alasan kalau mama Lay menginap di rumah ini.

Hana tak ambil pusing, dia pun segera mandi untuk bersih-bersih. Setelah mandi Hana bingung akan melakukan apa, karena hari ini adalah hari libur baginya. Karena tidak tau mau melakukan apa akhirnya Hana duduk di ranjang dengan memainkan game di ponselnya.

Sudah 2 jam berlalu Hana memainkan game dan Hana mulai merasa bosan. Ponsel Hana di lemparkan didepannya dan dia bersandar sambil menghela nafas lelah. Padahal dia tidak melakukan apa-apa tapi kenapa harus merasa lelah, gerutunya. Hana terkejut saat pintu kamarnya terbuka secara tiba-tiba, menampilkan sosok laki-laki yang membuat perasaanya tak karuan belakangan ini.

"Kenapa?" Kata Hana, kemudian dia berdiri dari duduknya.

"Lo bosen? ikut gue"kata Lay, dia bertanya dan Hana belum menjawabnya tapi Lay sudah seenaknya memerintah Hana untuk ikut dengannya. Lay berjalan begitu saja meninggalkan Hana yang berjalan membuntuti nya karena tertinggal. Mereka berdua menuruni tangga, tapi masih dengan Lay yang berjalan dulu sebelum Hana.

" Bibi, Lay makan di luar" Kata Lay tapi dia tetap berjalan tanpa berhenti dulu baru berkata. Sedangkan Hana dia sedikit berbungkuk dan tersenyum pada bibi, yang di jawab senyuman juga olehnya. Akhirnya mereka berdua sampai di pekarangan, Lay masuk begitu saja di dalam mobil. Sebenarnya niat nggak sih dia ngajak pergi? Ucap Hana dalam hati. Rasanya dia pengen banget ngelempar muka Lay yang datar itu.

"Buruan masuk" Titah Lay tanpa membukakan pintu mobil untuk Hana. Gadis itu berfikir kalau Lay akan membukakan pintu mobil layaknya seorang laki-laki yang membukakan pintu mobil untuk si perempuan. Hana menepis jauh-jauh pikiran itu, ini kehidupan nyata bukan apa yang sedang Hana bayangkan. Hana pun membuka pintu belakang, Lay yang sudah duduk di kursi pengemudi melihat Hana sinis. "Lo pikir gue supir lo apa? Duduk di sebelah gue" Kata Lay.

Hana yang sepertinya serba salah hanya meniup poninya yang turun, "udah lah gue gak mood buat pergi" Kata Hana. Dia pun menutup pintu mobil yang tadi sempat ia buka, kemudian berbalik untuk kembali masuk kerumah.

"Lo lupa gue siapa?" Kata Lay sedikit berteriak. Mendengar itu Langkah Hana berhenti, dia pun segera berbalik dan duduk di kursi penumpang sebelah Lay. "Good girl" Kata Lay tersenyum miring kemudian dia melajukan mobilnya. Entah Lay mau membawa Hana kemana hari ini, yang terpenting Lay berusaha untuk membuat Hana bahagia dengan cara apapun seperti yang di katakan oleh Suho.

Didalam mobil hanya hening karena Hana diam sibuk melihat jalanan dari jendela, sedangkan Lay hanya fokus menyetir. Sudah biasa bagi Lay jika hanya hening di dalam mobil, beda dengan Hana. Gadis itu jika menaiki mobil, entah bus umum, tebengan dari mark, dr. Park, dr. Kim, dan juga jihan selalu berbicara kesana kemari walaupun itu omong kosong. Karena sudah tidak tahan hanya diam, dan rasanya mulutnya ingin benget buat ngomong akhirnya Hana berdeham dan mengubah posisi duduknya agar sedikit mengarah ke Lay.

"Kenapa?" Tanya Lay karena pergerakan Hana di sampingnya itu.

"Mau kemana? " Kata Hana sekilas tanpa menatap Lay, setelah berbicara dengan Lay ia langsung membuang muka menghadap jendela.

"Lo ngomong sama gue? " Kata Lay sinis.

"Emang di dalem mobil ini ada ya selain lo sama gue? " Kata Hana dengan memicingkan matanya.

"Oh.. Bilang aja kali kalo lo ngomongnya sama gue, susah amat" Kata Lay dengan senyum miringnya. Sumpah Hana jengah sekali karena setiap Lay tersenyum selalu senyum miring dan terlihat sadis karena smirk nya itu. "gak tau" Kata Lay dengan wajah bodo amat.

Didalam hati, Hana mengucapkan banyak umpatan menghadapi pria di sampingnya ini. Kenapa pria disampingnya ini begitu menyebalkan? Dingin? Acuh? Dan... Entah dengan kata apa lagi Hana harus mengatakan gambaran laki-laki itu.

"Mending kita balik" Kata Hana kesal.

"Lo marah?" Kata Lay.

"Gak"

"Yaudah, gue terus aja nyetir"

"Gue mau balik!" Kata Hana ketus. Mendengar kata itu, Lay langsung menepikan mobilnya di samping jalan. Hana pun membuang nafasnya kasar, apa yang ada di pikiran Lay sekarang? Dia benar-benar menurunkan Hana di tepi jalanan bak seorang gelandangan?. Hana melirik Lay dengan tatapan tajam, tapi wajah pria di sampingnya itu diam saja tetap datar seperti biasanya.

"apa lo liat gue kayak gitu? Turun gih, lo mau balik kan" Kata Lay tetap menatap ke kaca mobil depannya itu.

"Oke gue balik! " Kata Hana, dia pun turun dan menutup pintu dengan membanting nya. Tega banget sih!  Kata Hana dalam hati, kemudian dia segera pergi dengan langkah yang cepat. Dia menghiraukan suara knalpot mobil Lay yang melaju meninggalkannya.

Sambil berjalan mulut hana tidak bisa diam, dia terus saja mengomel sendiri tanpa melihat orang-orang yang memperhatikannya karena Hana yang ngedumel sendiri.
Cowok sialan!

Anjerr!!  Kenapa juga gue ikut dia pergi yang jelas gak ada tujuan!?

Seenaknya minta gue jadi pacar di depan nyokap nya

Nurunin gue di tengah jalan

Aishh bangsattt!!!  Cowok brengsek!!
Dan bla bla bla bla, terlalu banyak jika di tulis umpatan-umpatan yang keluar dari mulut Hana. Gadis itu berhenti sebentar ia baru sadar kalau jalan yang di lewati dia sekarang sangat sunyi, sepertinya tadi sangat ramai orang, kenapa menjadi sepi seperti ini? Pikir Hana. Dia baru sadar kalau dia berjalan sudah cukup jauh.

Perasaannya menjadi tidak karuan dan tidak enak, dia takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi tempat ini sepi, bisa saja ada perampok, jambret, copet, culik dan apalah yang mungkin bisa terjadi. Langkah Hana melambat dan sekarang berhenti, dia merasa seperti ada yang mengikutinya dari belakang.

Hana melihat sebuah gang yang terletak beberapa meter dari posisinya sekarang. Ia  berfikir mungkin akan lebih aman jika dia bersembunyi disana, dan bisa saja ada orang disana sehingga dirinya aman. Hana merasa kalau dirinya sekarang bodoh, dia menyadari kejadian-kejadian beberapa hari lalu. Musuh-musuh Lay sudah tau jika Hana ada hubungannya dengan Lay, bisa saja kalau ternyata yang mengikutinya itu adalah salah satu dari musuh Lay yang akan menjadikannya tawanan.

Hana masuk ke dalam gang itu, dan bersembunyi di balik kotak telepon berwarna biru. Ia menetralkan nafasnya yang terengah-engah, setelah itu dia menyiapkan mentalnya dengan melepas sneakers yang dia pakai untuk memukul orang yang mengikutinya. Mendengar langkah orang tadi semakin dekat, Hana segera keluar dari tempat persembunyiannya dan..

Bughhh.. 
Hmmm... Lemmmpsmmimmmhh

Mr. Mafia & Mrs. DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang