Disebuah club malam dikawasan London, terlihat seorang lelaki tampan yang tampilannya sangat kacau, sekacau dan sekalut hati dan perasaannya. Rambutnya menjadi acak-acakan tak beraturan karena sedari tadi diacak dan ditariknya. Wajahnya kusut dengan tatapan mata kosong. Tidak dipedulikannya para wanita yang sedang bergelayut manja dilengan kekarnya. Pikirannya terbang melayang ke gadis, mungkin tepatnya mantan.
Zayn Javvad Malik, nama yang sekali sebut saja sudah membuat berpuluh-puluh wanita meneriakannya. Sifatnya yang terkenal badboy dan juga wajahnya yang seperti malaikat yang turun dari surga membuatnya selalu dipuja kaum hawa.
Ditenggaknya botol minuman keras ditangannya dengan sekali tenggak bahkan sudah habis tak bersisa. Bungkus rokok dan juga beberapa botol minuman tergeletak dihadapannya. Entah sudah berapa botol dan rokok yang ia habiskan. Semuanya bahkan tidak cukup untuk meredakan perasaannya. Semua karena Carolline Weasley.
Gadis cantik dengan sejuta pesona yang dia punya telah memikat dan menaklukan hati sang badboy pujaan semua wanita. Gadis dengan tinggi semampai, kulit putih bersih, rambut blonde sepinggang membuat penampilannya terus memukau semua mata para adam.
Zayn ingat kejadian beberapa jam yang lalu, yang membuat hatinya bergemuruh dan juga gigi yang bergeletuk keras.
***
“Tapi kau tidak bisa meninggalkanku, Carol.” Ucap Zayn dengan nada yang hampir membentak tetapi juga dengan tatapan sedih, sakit, dan kecewa dalam waktu bersamaan. Gadis didepannya hanya menatapnya tak kalah sedih.
“Maafkan aku Zayn, aku harus ke LA untuk melanjutkan karirku disana. Kau tau kan aku ingin menjadi model terkenal,” kembali dilanjutkannya memasukkan semua pakaiannya kedalam kopernya.
“Tapi kita akan menikah 2 bulan lagi, dan kau ingin meninggalkanku? Dimana hatimu, Car?”
“Sudah kubilang, aku ingin menjadi model terkenal Zayn!! Dan ini saatnya, maafkan aku. Pesawatku take off 2 jam lagi,”
“Tapi—“
“Maaf, aku harus segera pergi. Selamat tinggal Zayn, hubungan kita cukup sampai disini.”
***
Dengan sekali sentakan wanita yang bergelayut dilengannya langsung terkaget karena sentakan yang mendadak. Dengan amarah yang sudah sampai puncaknya, Zayn melemparkan botol yang ada ditangannya hingga pecah berantakan dilantai. Semua orang menatapnya bingung sekaligus takut.
“Apa yang kalian perhatikan??!” bentaknya marah.
Tak akan ada yang bisa menganggu seorang Zayn Javvad Malik. Orang tuanya, Yaser dan Tricia adalah orang terkaya didaerahnya. Tak aka nada yang bisa membantahnya.
Zayn keluar dengan badan sempoyongan akibat efek minuman yang dia habiskan –entah berapa banyak-. Memori diotaknya kembali berputar saat dia mengenalkan Carolline kepada keluarganya dan ditolak dengan keras karena perbedaan agama keduanya.
***
“Aku tidak akan pernah merestuimu, terkecuali kau menemukan wanita yang satu kepercayaan kepada kita.” Ucap Yaser kepada anaknya dengan tegas.
“Tapi Dad, kepercayaan adalah urusan tiap manusia, semua punya hak untuk memilih kepercayaan. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan pernikahan,” bantah Zayn tak kalah tegas.
Ayahnya mendengus, “Aku menyesal tidak memasukkanmu kesekolah agama, ilmu pengetahuanmu cetek sekali.”
“Apa maksudnya?” tanya Zayn tak mengerti.
“Jika kau menikah dengan yang tidak satu agama itu sama saja zinah, dan itu sangat dilarang oleh agama.” Jelas Yaser.
“Aku tidak peduli dengan dosa, itu urusan nanti. Yang jelas aku mencintai Caroll dan aku akan menikah dengannya.” Ucap Zayn sambil melirik kearah Caroll yang berada dibelakang punggungnya ketakutan.
