Narasi Tanpa Titik

4 0 0
                                    

Dulu setiap apa yang aku jalani semuanya harus sesuai prinsip ku, entah dalam hal apapun termasuk cinta.
Dalam perjalanannya ku mulai dari usia 19 tahun dulu, dimana mungkin usia yang cukup terlambat dikalangan teman-teman sebayaku. Mengapa begitu ? sebab aku termasuk orang yang keras dalam berprinsip, cukup frontal dalam menyatakan ketidaksukaanku terhadap sesuatu.
Hingga suatu ketika ku mengenal seseorang yang awal nya juga tak ku sukai, jangankan mencintai menyukaipun tidak. Tapi yang sekarang ku fikir itu bodoh kenapa dulu aku mau menjalani nya, bukan karena pengaruh teman-temanku. Tapi karena aku menyukai kebohongan yang ia lakukan, aneh sekali memang. Tapi aku tahu ketika itu ia berbohong hanya saja entah kenapa aku menikmatinya, sampai akhirnya aku menjadi bodoh dan menghancurkan semua prinsip diri  yang berusaha keras ku pertahankan dan mulai menjadi seorang pecinta yang lupa cara pulang pada perasaan biasa saja. Ah lucu sekali aku kala itu.
Menikmati hari-hari dengan perasaan jatuh cinta, yang ku rasa berlebihan seperti Novel Romance yang beberapa kali kubaca. Serta hampir mati terbunuh dengan konyol rasanya karena patah hati, yang sebenarnya aku tahu dari awal itu bukan ketulusan. Sekali lagi ingin kutampar diri sendiri rasanya jika ku ingat kembali diriku yang dulu, tapi percaya atau tidak perasaan sakit itu bisa tiba-tiba merasuk kembali dan masih terasa benar sakitnya.
Yang sampai detik ini aku bingungkan adalah kenapa aku sekalipun tidak pernah benar-benar bisa membencinya dari hati ? sekalipun ia menyakiti dengan begitu nyata dan menyakitkan, namun memaafkannya selalu menjadi pilihan pertama, meski sempat ku putuskan mengakhiri dan berpindah hati pada yang lain dengan usaha yang sangat tidak mudah meski hanya untuk sekejap kubunuh saja perasaan padanya. Beberapa waktu ku habiskan hari-hari dan berusaha menumbuhkan perasaan pada oranglain, sebenarnya mungkin saja itu berhasil. Tapi tetap saja aku tak bisa seharipun tak berlaku bodoh, seperti yang kulakukan kala itu dengan memperhatikannya lewat sosial media nya. Yang berbeda hanya saja sakitnya tak terlalu menusuk dan membuatku tak menyukai semua jenis makanan yang ada. Mungkin karena ku punya seseorang yang dapat kuajak melarikan diri dari rasa sakit itu. Tapi kenyataannya lain. Aku tetap saja tak pernah bisa kembali menjadi perempuan waras seperti dulu sebelum mengenalnya dan memilih tetap bodoh dengan plihanku meninnggalkan seseorang yang berusaha mengajakku untuk melarikan diri, dan justru aku memilih kembali padanya disetengah perjalananku melepaskannya. Bisa kalian tebak apa yang kudapatkan? Yaaaaa... celaan dari semua teman, sahabat dan keluargaku yang tahu terpuruknnya aku saat patah hati oleh nya. Daaaaaannnn yang akan membuat semua orang terdekatku ingin mencabik-cabikku adalah aku kembali dilukai dengan luka yang lebih dalam dan aku tetap memilih bodoh sampai saat ini. Hmmmm sunguh memilukan bukan ? banyak sekali yang bertanya-tanya, apa kelebihannya sampai aku menjadi begitu tidak warasnya untuk mempertahankannya. Untuk pertanyaan yang satu ini aku benar-benar tidak punya alasan dan sebenarnya lebih banyak alasanku untuk meninggalkannya dan berlaku sampai detik ini. Tapi dengan apa aku juga harus meyakinkan diri dan logika jika sampai hari ini aku masih tak mau menjadi perempuan waras dan ingin tetap bodoh dengan mempetahankan dan menemaninya. Sebab aku merasa darinya lah aku mampu menampar semua kesombongan isi kepalaku dengan berfikir aku cukup sempurna untuk mendapatkan lelaki yang jauh dari kata biasa saja, tapi harapanku selalu tetap tumbuh, semoga hari ini, esok dan seterusnya atau bahkan suatu hari dia mencintaiku dengan semua bentuk ketulusannya dan mensyukuri kebodohanku yang tetap bertahan Dan menciptakan Narasi tanpa Titik dengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Narasi Tanpa TitikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang