Jakarta
Di sebuah jendela kamar terlihat seorang anak permpuan yang tengah melihat sekeliling halaman rumahnya, anak itu berusia 17 tahun. Dia Maurin elisya perempuan cantik, baik, dan membuat orang lain terpesona tetapi ada di bagian dirinya yang membuatnya jengkel, dan menutupi kecantikan dan kebaikannya selama ini.
Maurin elisya yang akrab di panggil elis dia hidup dengan keluarga yang sangat milyader.''Elis"terdengar suara perempuan dari arah pintu yang sudah terbuka
"Ya ampun elis jam segini kamu belum siap siap, ini sudah jam berapa" ucap perempuan itu
Ya perempuan itu adalah kakaknya elis yang bernama Maurel khasandra biasa di sapa sandra.
"Kamu itu dengar atau memang kamu tuli ha,aku tadi bilang apa"ucapnya membentak
" iya aku dengar,aku akan siap siap"ucap elis
Sandra pun pergi meninggalkan elis yang tengah bersiap siap.
Tak lama kemudian elis pun turun kebawah menuju meja meja makan.
"Elis lama sekali kamu ini " ucap laki laki itu yang tengah melihat elis dari meja makan
Dia chandra wijaya mahendra seorang pengusaha kaya tajir melintir di indonesia perusahannya ada di mana.
"Pagi papa" sapa sandra
"Hai sayang pagi juga mari sarapan,kamu pasti belum sarapan"
"Tidak pa,tidak ada waktu lagi aku sudah terlambat ke kuliah ini juga gara gara tu anak" ucap sandra menujuk elis
"Kamu ini memang suka membuat orang susah,sudah sana kamu pergi"
Mendengar perkataan papanya elispun pergi dengan menahan air matanya.
Elis pergi ke sekolah dengan mengendarai mobil yang berwarna biru,ya warna yang paling dia sukai adalah biru.
Sampainya dia di sekolah SMA 3 GARUDA.
"Pagi teman" sapa perempuan kepada elis
Namanya meta sahabat elis di sekolah.
"Hai" sapa elis kembali
"Tumben datang siang"
"Oh gak papa lagi pengen aja,yok ah ke kelas"
Mereka pun pergi menuju kelas,saat dikelas elis melihat bahwa mejanya sudah tidak ada di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect(psycho)girl
FanfictionAku ingin merasakan kebahagian yang nyata kebahagian yang benar bisa aku nikmati, tetapi itu hanyalah menjadi mimpi dalam diriku. Jujur aku sangat takut Takut atas apa yang ku lakukan ketakutanku membuatku kehilangan arah. Wahai angin bertiup kencan...