Warning : 🔞 Adult Content!!!
"Pertemuan kita berdua seperti sebuah takdir, takdir yang membuat kita saling membutuhkan tubuh satu sama lain" ─ Veera.
"Aku hanya mencintai tubuhnya saja, tidak lebih dari itu. Tubuhnya bagaikan heroin untukku, yang m...
Kuhela nafasku dengan kasar, dan berjalan menuju kamarku. Lalu sesampainya di kamar, aku segera mendudukkan tubuhku di tepi tempat tidur, dan melempar tas ku dengan sembarang, sehingga membuatnya entah terjatuh kemana.
Aku baru saja pulang berkerja, dan rasanya begitu lelah. Namun aku sangat kesal dengan Jung Woo, karena ia tidak bisa pulang bersama denganku, dikarenakan ia masih ada meeting.
Ah, aku hampir saja lupa memperkenalkan diri. Namaku Veera Mook Upaiprom, dan umurku baru menginjak 23 tahun, aku seorang wanita keturunan Korea dan Thailand, namun saat ini aku tinggal dan berkerja di kota Seoul.
Nam Jung Woo, atau yang sering kupanggil Jung Woo, adalah seorang pria yang merupakan teman dekatku, ia adalah seorang pria asal Korea Selatan, dan ia merupakan seorang pemilik dari salah satu perusahaan terbesar di kota Seoul ini. Aku dan dirinya sudah kenal cukup lama, yaitu sudah hampir 2 tahun, bahkan kini aku berkerja di perusahaan miliknya.
Awalnya, aku tidak mau saat ia mengajakku untuk berkerja di perusahaannya, karena aku takut jika nanti ia jadi mengistimewakanku, karena aku adalah teman dekatnya. Dan hal tersebut, tentu akan membuat karyawan lain menjadi iri padaku. Namun Jung Woo terus saja memaksa, dan memohon padaku agar aku mau berkerja di perusahaan. Hingga akhirnya aku luluh, dan mau berkerja diperusahaan miliknya, tapi dengan syarat, kalau ia tidak boleh mengistimewakanku, dan membedakanku dengan karyawan lain.
Hubunganku dengan Jung Woo, memang hanya sekedar teman dekat saja, tidak lebih dari itu, bahkan kami sama-sama tidak memiliki perasaan satu sama lain, meskipun sudah beberapa bulan belakangan ini kami sering melakukan hubungan intim bersama. Namun hal itu kami lakukan, hanya atas dasar sama-sama senang saja, bukan karena cinta.
Kembali kuhela nafasku, dan melirik ke layar ponselku yang sudah menunjukkan pukul 6 sore. Sudah sesore ini, namun Jung Woo masih belum pulang juga, padahal aku sedang rindu akan sentuhannya, pada setiap inchi tubuhku.
Kukerucutkan kedua bibirku, dan beralih menatap ke arah kemeja yang kupakai. Dan, aku baru menyadari, kalau kemeja yang kupakai saat ini cukup ketat juga ,sehingga membuat kedua payudaraku terlihat begitu menonjol dan menggoda. Ditambah rok pendek berwarna abu-abu yang kukenakan, yang membuat paha mulusku terekspos. Pantas saja, tadi saat dikantor, semua mata tertuju padaku, terkecuali Jung Woo, karena ia sedang berada di luar kantornya sejak tadi pagi, jadi kami tidak sempat bertemu saat di kantor.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiba-tiba sebuah ide jahil terlintas di dalam pikiranku. Dengan cepat aku meraih ponselku dari atas kasur, dan menekan ikon kamera. Lalu aku segera berdiri di depan cermin, dan mengambil sebuah foto diriku.
Setelah selesai, aku mengirimkan foto tersebut pada Jung Woo, tanpa memakai caption satu katapun, agar jika nanti saat ia melihatnya, ia jadi ingin cepat-cepat pulang untuk menyentuhku.
Sebuah senyuman miring pun, terukir di wajahku, saat pesan tersebut sudah berhasil terkirim kenomornya Jung Woo.
Aku pun kembali duduk di tepi tempat tidur, seraya menunggu pesan balasan darinya.