"Hei."Char membalas sapaannya singkat sebelum Nell melangkah ke arahnya.
"Gue tadi ke tempat nyokap lo, gue pikir lo di sana," ujar Nell, menggaruk belakang telinganya sekilas.
"Oh ya?"
"Kata nyokap lo, lo masih di studio makanya gue samperin ke sini."
Saat itu sudah hampir pukul sepuluh malam. Nell datang ke restoran milik mama Char sekitar satu jam sebelumnya karena tempo hari Char berkata dia biasa berada di sana pada malam hari.
"Iya, hari ini gue beresin stok makanya gue di sini sampai malem," jawab Char, meraih pintu studio dan melanjutkan, "Gue udah mau tutup, coba lo dateng sorean tadi."
"Gue baru pulang kerja soalnya, sorry, kalo lo udah mau balik, gue bisa dateng lagi lusa."
"No, I mean ... gue bukannya ngusir," Char mengoreksi maksudnya."Em ... di belakang ada tempat minum kopi, kita duduk di sana aja gimana?"
"Oh, ya udah."
"Kan nggak mungkin juga lo minta ditato sekarang?"
Nell membenarkan.
"Tunggu bentar."
Diawasinya Char masuk dalam studio dan menutup pintunya, tidak bahkan menyuruhnya masuk, tapi dari luar dinding kaca studio Nell bisa melihatnya bergegas meraih tas, sebuah buku, dan mematikan lampu.
Wanita itu lalu keluar dan mengunci pintu, memandang pada Nell. "Mobilnya taruh sini aja nggak apa-apa."
"Oke."
Nell memastikan mobilnya terkunci dan dia melangkah mengikuti Char menuju kafe yang berada tepat di balik studio.
"Alie!""Hei," Char mengangkat tangan sekilas pada pria jangkung yang baru meletakkan gelas di satu meja, yang spontan menyapa ketika Char menapakkan kaki di tempat itu.
Nell membuntutinya ke satu meja kosong dan pemuda jangkung tadi bergegas menarik kursi untuk Char.
"Tumben malem masih di sini?" tanya pria itu, menunduk memandang Char sementara Char menengadahkan wajah padanya. Maklum saja, Char hanya setinggi dadanya dan pria itu berdiri tepat di belakang kursinya.
"Gue yang tutup," jawab Char.
"Oh ... tumben juga nggak sama Wildan?" pria itu bertanya lagi setelah melempar pandangan sekilas pada Nell yang telah duduk manis di kursi di seberang Char.
"Wildan lagi K.O udah seminggu ini."
"Iya? Pantes nggak pernah kelihatan," ujar pria itu, mengangguk-anggukkan kepala cepat, lalu melanjutkan, "Minum apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INK
Fanfiction"Udah yakin 'kan buat ditato?" "Yakin." "Jangan nyesel." "Nggak ada apa-apanya dibanding apa yang udah dirajah idup ke diri gue." Wanita itu, Char, seketika menatap dengan mata indahnya yang tajam. "Kenapa?" Harnell bertan...