Chanyeol benar-benar marah dengan ayahnya. Tapi ayahnya juga sangat marah dengannya. Nilainya semester ini buruk dan membuat ayahnya harus dipanggil ke sekolah. Kalau nilai Chanyeol masih seperti ini untuk semester depan, terpaksa dia harus tinggal kelas. Ayahnya menyalahkan semua alat Band nya dan saat ini semua barang itu tiba-tiba menghilang.
Chanyeol setidaknya harus masuk peringkat 10 besar untuk mengembalikan semuanya. Tidak ada liburan, tidak ada senang-senang, tidak ada festival musik, mulai lusa dia harus masuk kelas les privat. Ayahnya tidak peduli, itu sudah keputusan final.
Belum selesai rasa kesal Chanyeol, pagi ini dia dikejutkan dengan suara-suara aneh dari ruangan sebelah kamarnya, ruangan yang dulunya adalah tempat untuk semua alat-alat Band kesayanganya.
Chanyeol bukan tipe orang yang gampang terbangun tapi suara bising dari ruang sebelah benar-benar mengganggu tidurnya. Dengan terpaksa dia terbangun, mengecek dan dia melihat beberapa tukang sedang sibuk dengan pekerjaannya.
Chanyeol tertegun sejenak, apa ayahnya sedang memberi kejutan untuknya? Memperbaiki ruangannya kemudian mengembalikan semua alat Band nya? Ruangan ini memang sedikit tidak terawat, cat nya juga sudah luntur, dan jika diingat-ingat bulan depan adalah ulang tahunnya, apa itu alasannya? Chanyeol sedikit mengernyitkan mukanya.
Chanyeol kembali ke kamarnya, menutup diri dengan selimut mencoba menghilangkan pikiran-pikiran konyolnya tadi. Mencoba tidur kembali tapi rasa kantuknya sudah hilang. Kini pikirannya malah berkelana kemana-mana. Tiba-tiba kamarnya didobrak dengan tidak etisnya oleh seseorang yang ternyata adalah adiknya.
"Chanyeol! Bangunnn!"
"Apa kau benar-benar tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar orang? Pintu kamarku lama-lama bisa jebol kalau seperti ini cara mu."
"Ini lebih parah daripada sekedar pintu jebol. Ini masalah serius."
"Apa coba aku dengar?"
"Semua alat Band mu hilang!"
Chanyeol menghela nafas kemudian menyelimuti dirinya lagi."Ya! Kenapa kau biasa saja?"
"Beritamu basi! Sudah balik sana ke kamarmu!"
"Hah? Lalu, kau tidak berbuat apa-apa? Hanya berbaring tidak jelas seperti ini?"
Chanyeol hanya berdecih.
"Wuaahh...Kenapa kau berubah seperti ini? Katanya kita sekngkol, kau benar-benar lupa dengan perjanjian kita?"
"Apa hubungannya?"
"Ruangan itu akan dipakai anak sialan itu, kau masih tanya apa hubungannya?"
"Hah?"
"Dengar Chanyeol, Ayah sengaja membuang barang-barangmu itu dan merenovasi ruangannya. Ini bukan karena nilai-nilai mu itu, coba ingat-ingat lagi, bahkan nilaimu sudah jelek sedari dulu, tapi apa ayah peduli? Tidak kan? Baru kali ini kan? Apalagi coba kalau bukan demi anak sialan itu?"
"Beberapa minggu lagi ayah akan menikah dengan perempuan itu dan menurutmu dimana anak itu akan tinggal kalau bukan di rumah ini? Kita harus bertindak Chanyeol!" lanjut Sohyun emosi.
Chanyeol yang semula tiduran tak berminat kini sudah duduk dengan tatapan tak percaya. Kenapa ayahnya bisa sejahat itu, menyingkirkan semua barang kesayangannya hanya demi anak orang lain. Ayahnya benar-benar dibutakan oleh cinta. Apa ibunya dulu juga disingkirkan dengan cara seperti ini? Chanyeol benar-benar tak habis pikir.
"Jangan khawatir Sohyun, aku punya rencana bagus." ucap Chanyeol dengan seringai mengerikan
🍂🍂🍂🍂
"Hai dude! Lama tak jumpa. Apa kabar?" ucap Sehun tersenyum lebar
"Kulitmu terlihat lebih halus dan cerah, wow kau terlihat sangat menawan." tambah Baekhyun sambil tertawa
"Ck... Jangan mengejek!"
"Jadi ini yang katanya pesta sederhana? Wah... Aku tak bisa membayangkan bagaimana kalau ini pesta besar." ucap Jongin masih dengan melahab makanannya.
"Sungguh aku benci pesta ini. Tapi cuma dengan ini aku bisa bertemu kalian. Aku stres! Lihat bahkan sepertinya berat badanku turun beberapa kilo."
"Sudah jangan terlalu berlebihan. Kau tampak baik-baik saja. Omong-omong dimana Sohyun?" ucap Jongin sambil celingukan.
"Kenapa yang ada di pikiranmu hanya wanita? Aku adukan ke Jenny!" ucap Chanyeol mengancam
"Mereka sudah putus." timpal Baekhyun
"Wow, ini bahkan belum ada sebulan? Keren sekali." jawab Chanyeol tersenyum meremehkan
"Syuut! Diam! Jangan bahas itu lagi, aku tidak mau mendengarnya."
"Hahaaa, apa seorang playboy seperti Kim Jongin bisa patah hati juga?" sindir Chanyeol
"Lihatlah sebuah hubungan dari kualitasnya bukan kuantitasnya. Entah lama entah sebentar yang namanya berpisah itu tetap menyakitkan, jangan mudah menjudge orang."
Chanyeol hanya bisa terdiam. Jongin memang terkenal playboy, tapi entah kenapa dia yang paling bijaksana diantara mereka. Mungkin karena Jongin sudah banyak mengalami manis pahit kehidupan. Uups.
"Hei Chanyeol, apa ibu tirimu sudah pernah menikah sebelumnya?" tanya Baekhyun tiba-tiba.
"Memangnya kenapa?"
"Apa dia memiliki anak ?" tambah Baekhyun sambil menaik turunkan alisnya
"Aku tahu arah pembicaraanmu."
"Apa dia cantik? Please kenalkan padaku!" ucap Sehun kegirangan dan bertepuk tangan tidak jelas.
"Tidak-tidak! Kenalkan padaku saja, aku yang sudah lama menjomblo." Baekhyun menutup mulut Sehun.
"Ck.. bukan urusanku. Lagian dia laki-laki, bodoh!" ucap Chanyeol malas
Baekhyun dan Sehun menghentikan kegiatan saling toyornya, "Huh?"
"Ya Tuhaan... apakah aku akan jomblo selamanya?" ucap Baekhyun memelas.
"Itu sudah nasibmu, terima saja." ucap Jongin santai
🍂🍂🍂
TBC
Maaf ga jelas
Kangen Kyungsoo banget😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionKyungsoo sudah nyaman dengan hidupnya. Semua kebutuhan terpenuhi meski tak kaya raya. Hidup berdua bersama ibunya, bisa sekolah, memiliki teman, sudah sempurna menurut Kyungsoo. Dia sudah CUKUP bahagia. Tapi bagaimana jika semua itu berubah? Apakah...