LAUTAN LARA

18 1 0
                                    

Senja kali ini akan menjadi senja yang paling kutunggu-tunggu. Menyenangkan, karena setelah beberapa bulan akhirnya aku akan bertemu lagi dengannya. Bahkan aku datang lebih cepat dari waktu bertemu, tak peduli dengan rasa letihku setelah 3 hari 3 malam berlayar. Tak peduli dengan setelan kebanggaanku yang masih ku kenakan. Usai kapal bersandar langkahku bergegas ke tempat ini, tempat yang sudah 4 tahun menjadi tempat favoritku. Tempat awal aku menjalin hubungan dengannya.

Deburan ombak terdengar bersahutan menghantam karang yang berjajar seperti membentuk benteng. Hancur terpecah dan layu bergulung kearah bibir pantai. Buihnya membelai pasir dan ujung kaki ku dengan lembut seperti mencoba merayuku untuk bermain dengannya. Jujur, ada sedikit rasa tergoda untuk bermain ke sana.. Berenang, bermain-main dengan buih. Dan berujung tertawa lepas.

Ahhh.. Lautan. Selalu saja membuatku bahagia . Sepertinya, Sea. Gadisku. Entah sihir apa yang ia berikan kepadaku sampai hatiku benar-benar takluk dengannya. Bukan, bukan hanya hatiku tapi hidupku. Matanya yang hitam pekat, tajam namun meneduhkan, membuatku tenggelam dalam pesonanya. Tawanya yang merdu selalu membuatku ingin cepat-cepat kembali di dekatnya. Surainya yang lembut, menarikku untuk selalu membelainya setiap ia bersandar di pundakku.

Ah, masih 30 menit lagi, namun seperti 3 tahun ku menunggunya. Maaf aku berlebihan, karna rinduku sudah benar-benar tak terbendung. Ini pertemuan yang sangat ku tunggu-tunggu setelah 6 bulan aku berlayar dari pulau ke pulau. Karna aku berencana melamar Sea kekasihku, setelah 4 tahun menjalin hubungan aku ingin menikahinya dan berencana memulai hidup baru dengannya di kota kecil ini, sungguh banyak sekali hal-hal yang ingin kulakukan dengannya. Mewujudkan mimpi-mimpi kecil kita, membuat kelas cerita, kelas musik, toko bunga, dan kedai kopi di sini. Semua itu mimpi-mimpi yang pernah kita buat beberapa waktu lalu. Sea suka sekali dengan anak-anak.

Aku tak menyangka awal pertemuanku yang sederhana berujung pada kisah-kisah manis ini, apa perlu ceritakan awal pertemuan kita? Baiklah akan ku ceritakan sedikit awal pertemuanku dengan gadisku. Waktu itu, di pertengahan musim panas, di sore yang hangat setelah pelayaranku yang pertama di negeri seberang aku berjalan-jalan di sekitar pinggir kota menikmati udara yang hangat dan kota kecil yang nyaman, berpindah dari toko ketoko bukan untuk berbelanja hanya untuk memanjakan mata, hingga langkahku membawa pada pengamen jalan yang sedang memainkan lagu My Way milik Frank Sinatra dengan biolanya begitu indah, aku yang mengagumi permainan anak kecil itu tersadar ketika suara halus di sebelahku ikut menyanyikannya, dia begitu cantik suaranya yang benar-benar merdu menyihirku memberikan tepuk tangan kecil di penghujung lagunya. Dia membalasku dengan senyumannya, dan setelah itu perkenalan kita berlanjut hingga ke hubungan kami yang terjalin.

"Sky.. " Lamunanku buyar ketika mendengar suara Sea di belakangku. Seketika aku berdiri merengkuhnya, memberikan senyum terbaikku. Sampai dia mengurai pelukanku senyumku masih bertahan. Sungguh aku merindukannya.

"Kamu apa kabar? " tanyaku sembari menuntunnya duduk di atas pasir.

"Tidak ada yang lebih baik dari sekarang" ucapnya di iringi senyum manisnya.

Sungguh aku tak akan berhenti memujinya, gaun biru mudanya semata kaki dengan cardigan rajut putihnya benar-benar cocok dengannya, indah seperti lautan. Mataku jatuh memandang wajahnya, dia sedikit tirus dari terakhir ku lihat dan matanya aku merasa ada kesedihan di dalam sana. Ahh.. Mungkin dia sedang lelah usai mengajar di kelas membaca, karena setauku hari ini adalah jadwal kelas membaca mingguan nya.

"Bagaimana pelayaranmu? " tanyanya kepadaku setelah keheningan di antara kami. Sungguh aku merasa ada perbedaan di diri Sea, mungkin karena dia tak seantusias biasanya di pertemuan ini.

"Melelahkan, tapi tak sebanding dengan perjumpaan kita yang selalu kutunggu-tunggu" jawabku sambil mengambil tangannya untuk ku genggam. Mataku tak bisa berpaling sedikit saja dari Sea, rambut panjangnya kini di pangkas menjadi sebahu, menambah kesan imut di wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

lautan laraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang