1.

918 77 14
                                    

"dia orang apa hantu sih?"





sooyoung meletakkan tasnya di meja lalu duduk di sebelah lisa. dia menunjuk keluar jendela dengan dagunya. "itu si bule kutu buku." katanya.

lisa menoleh mengikuti arah yang ditunjuki sooyoung dan mendapati seorang cewek tinggi dengan rambut blonde sedang berjalan melewati kelas mereka. "park chaeyoung?" tanya lisa yang dijawab anggukan oleh sooyoung.

"iya. bayangin, kulit pucat, nggak pernah bersosialisasi, ke sekolah cuma berinteraksi sama buku, trus pulang. kan gue curiga."

"emang ya omongannya nggak bisa direm." kata lisa.

"loh? fakta kok." seru sooyoung. "anak-anak yang lain juga setuju kalau dia itu hantu."

"kecuali gue." sanggah lisa.

"oh iya, lo sekelas sama dia kan di kelas bahasa inggris?"

lisa mengangguk.
"udah ah sana gue belum bikin pr." usir lisa, mengibas-ngibaskan tangannya.

"kan gue teman sebangku lo." bingung joy. "tuh tuh kim sonsaengnim datang." tunjuk joy.

murid-murid lain yang sedang menggila di kelas ㅡmaksudnya benar-benar gila, seperti seongwoo yang sedang meludahi meja guru dan dahyun yang mencurahkan sisi keseniannya dengan mencat kuku kucing penghuni sekolah buru-buru menyudahi kegiatan mereka dan duduk manis di kursi masing-masing.

"buka buku kalian halaman 108, kerjakan tugas 5!" titah kim sonsaengnim.











di akhir pelajaran, kim sonsaengnim berkata,
"lalisa manoban, ulangan susulan di ruangan saya sepulang sekolah."

"hahahaha ulangan sendiriㅡnggak bisa nyontek dong." ejek joy.

lisa mendengus.
"bodo." tukas lisa.









kamis sore, disaat anak-anak lain menikmati pulang lebih awal ke rumah masing-masing atau pergi pacaran, lisa harus berpikir keras mengerjakan soal-soal ulangan matematikanya.

lisa kira dia bakalan ulangan sendirian, tapi perkiraannya salah saat dia ngeliat meja di sebelahnya duduk seorang murid dengan rambut blonde.

ya, park chaeyoung.

gadis korea blasteran australia pencetus berdirinya anti social social club cabang SMA waiji darussalam, si gila belajar, cantik dengan kulit putih porselen, sekarang sedang ulangan susulan matematika dengannya.

lisa tertawa ㅡpasalnya, melihat park chaeyoung sedang ulangan susulan sama seperti mengajak korea utara berperang.

chaeyoung melirik lisa galak. "apa lo liat-liat? ketawa sendiri lagi." sinisnya.

"kok bisa sih seorang park chaeyoung ulangan susulan?" ejek lisa. "apa jangan-jangan matahari udah terbit dari barat?"

"sakit." jawab chaeyoung singkat, menyedot ingus.

"ew," lisa memasang tampang jijik. "setahu gue sih orang gila nggak bisa sakit HAHAHAHAHAHA" lisa tertawa keras, tidak memperdulikan guru yang sedang mengawasi mereka di depan.

"iya ketawa aja terus. dasar jidat lebar."

"lalisa jangan ketawa. kerjakan soalnya! saya juga pengen pulang." ujar kim sonsaengnim, yang dijawab dengan cengengesan khas lalisa.

"jangan nyontek loh." ucap lisa, kembali mengerjakan ulangannya.

"dih males banget nyontek ke orang bego." balas chaeyoung.

"eits, ngatain nih. taruhan ayok," tantang lisa

"siapa takut?"

"yang nilainya lebih tinggi boleh minta apa aja ke yang kalah. deal?"

chaeyoung terlihat menimang-nimang perkataan lisa.
ia menarik napas sebelum menjawab,
"deal."

tanpa tahu taruhan ini akan membuat hidup chaeyoung menjadi sedikit lebih manis ㅡdan lebih pahit.

bittersweet should we say?
.
.
.
.
.
TBC.

















today's tmi: chapter ini dipublish ketika saya lagi pup.

heartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang