"Berikan perhatian mu padaku sedikit saja, supaya aku tak pergi menghilang. Dan tetap berada di sisimu"
***
"Terus kenapa? Maumu apa?"
Jelas jelas kamu bisa jalan sendiri -yoongi
Menurut yoongi, seharusnya jimin sudah cukup senang karna ia membawakan tas cewek itu.
Bagi yoongi, melihat jimin dengan wajah cemberut dan tatapan hampa, kata kata yang akan cewek itu lontarkan terdengar bagai boom.
"Gendong aku, yoongi"
Yoongi melemparkan pandangan aneh pada jimin yang berdiri dengan membuka lengannya lebar lebar.
"Banyak tingkah, deh..."
"Aduh, di hari yang mengharukan ini, saat temanmu ini pertama kali masuk sekolah setelah mengalami kecelakaan, kenapa kamu harus berkata kasar?.."
Melihat jimin mulai bicara dengan nada tinggi tanpa bisa dipastikan kapan berhentinya, yoongi memilih untuk diam.
Tanpa tau isi hati Yoongi, jimin mengeluarkan senyum mautnya penuh percaya diri. Kedua lesung pipitnya muncul dan matanya menyipit.
"Mau aku ambilin tongkat?"
"Buat apa?"
Senyum lebar di bibir jimin hilang dalam sekejap. Ada bekas kerutan di garis senyumnya.
"Kalau ngak, kursi roda?"
"Memangnya aku nenek nenek!?"
"Benar, Kamu kan bukan nenek nenek. Makanya cepat jalan kalau ngak mau kutinggal."
Sambil mandang tajem yoongi, jimin berjalan terburu buru menuju jalan besar. Mengikuti langkah lebar cowo itu. Ia menggembungkan pipi kesal
Kenapa sih kamu harus seperti itu! Kamu pikir aku ngak tau kalau kamu pura pura ngak suka aku, padahal sebenarnya suka -jimin
Walau begitu, yoongi akan selalu berada di genggaman jimin. Mau terbang atau merangkak sekalipun, cowok itu akan kembali ke sisinya. Jimin berharap yoongi segera menyadari hal itu.
"Min Yoongi, tunggu aku!!"
Baik dulu maupun sekarang, jimin berjalan tergesa gesa untuk menyamakan langkahnya dengan langkah yoongi yang cepet, yang tak memikirkan orang lain
Menyesuaikan langkahnya
Jimin yang berusaha payahJimin yang bersusah payah menyesuaikan langkahnya dengan
Cowok itu tampak seperti anak anjing yang berlari mengejar tuannya.
To be continued....