II • Pengantar Bolu

4 1 0
                                    

Andini masih teringat kelakuan menyebalkan junior songong itu. Andai ia bertemu lagi, ingatkan Ia untuk menceburkannya ke rawa-rawa

Bukannya bersikap baik pada anak Komandan, si songong itu malah sok kecakepan. Mana si Keira muji-muji ganteng lagi. Kan makin songong

"Ting nong Ting nong"

"Ting nong Ting nong"

"Huh! siapa lagi malem malem dateng ke rumah? bikin kesel aja kayak si songong itu"

"Andini, tolong bukain pintunya Nak, Bunda mau ke dapur dulu!"

Bukan bermaksud durhaka. Hanya saja, kalian tau gak sih, rasanya berat kaki ini untuk melangkah. Apalagi di malam yang dingin ini

ditambah kesendirian menyelimuti

"Iya Bun" pada akhirnya

"Ya Allah, mudah-mudahan tamu ini memberikan kebahagiaan dan senyuman Aamiin"

✨✨✨

"Ceklek"

Nampak punggung seorang pria berkaos polo biru navy, dengan celana bahan selutut warna cream

Asli

dari belakang cakep banget! badannya tinggi tegap, mana punggung nya sandarable, pasti perut nya kotak kotak pelukable! Uh, siapa sih si ganteng ini?

Apa jangan-jangan... dia mau ngapelin aku? jerit kejombloan Andini meronta-ronta

Tapi kok, postur tubuhnya kayak... kenal?

"Permisi? siapa ya? Ada perlu apa?" tanya Andini dengan suara menahan hasrat kesendirian

Uh, sepertinya dia pria sibuk. Buktinya sedang mengangkat telepon. Tapi tidak lama pria itu menutup telepon nya dan berbalik

JRENG JRENG

"S-Ssss-Songong!"

Pria itu mengangkat sebelah alisnya
"Song Jong Ki? Tidak usah berlebihan, Saya sudah terbiasa dibilang tampan. Bocah kecil, Pak Komandan ada di dalam?"

ARRRRGGGHHH

"Amit amit ya Allah, kagak jadi muji ganteng" ucap Andini pelan dengan mengepalkan tangannya

"Masih kedengaran loh ucapan kamu"

"Ih!!! Selain songong Lo narsis juga ya!"

"Yang sopan dek, meski Junior Ayah kamu, Saya lebih tua loh"

"O iya lupa, Sorry ya Om. Eh, udah tua ya? Upsssss!! Maaf Kakek"

Haha rasain lu, so kecakepan banget sih dasar obeng karatan!

"Bocah seperti kamu itu, langka ya. Soalnya gak terpesona sama ketampanan Saya"

Lagi lagi Andini merasa ingin muntah, namun ketika melihat pria itu tersenyum dan matanya sedikit menyipit

Maka mana nikmat Tuhanmu yang kau dustakan?

Eaaaaakkk

Masoook Bu Eqooo

"Terus malem malem gini mau ngapain ke rumah gue? mau maling?!"

"Maling kok bilang bilang"

"Ya terus mau ngapain SUMANTO?!"

Pria itu mengulum senyum

"Mau anter bolu dari Mama saya"

WHAT THE HELL

"Maaf, gue ga butuh bolu beracun"

"Eh! Kok tamunya ga disuruh masuk Din!"

"Selamat malam Bunda"

Bunda?

SOK KENAL BANGET LU MANDRA

"Loh loh? ini... Pandu?"

Pria itu tersenyum dan mengangguk
"Iya Bun, ini Pandu anak Bunda yang paling gede"

"Yaampun Nak!"

Segera Bundanya memeluk Pandu dengan senang hati

dan sedikit terharu?

"Ish! Bunda apa-apan sih?! Lo lagi! sok akrab banget Om Songong!"

"Ssssttt!!! Andini, jangan ngomong gitu! dia ini Kak Pandu kamu!"

"Kak Pandu? setau aku Pandu itu hewan gembrot yang suka makan bambu!"

"Itu Panda Zheyenggg!" ujar Bunda sambil melotot dan mencubit pinggang Andini

Ralat. Bukan mencubit. Tapi memelintir

"Haduh Bun! Sakit!"

"Oh iya Nak Pandu, yuk ke dalem kita makan malam. Bunda udah siapin makanan spesial"

Ketika Pandu akan masuk kedalam, dengan sengaja ia melirik Andini dengan mengangkat sebelah bibirnya dengan tersenyum smirk

seolah berkata

RASAIN LU BOCAH INGUSAN



✨✨✨✨✨✨
this is my first novel
THANKS FOR READING

don't forget
VOTE & COMMENT

love,
Intan Diana
✨✨✨✨✨✨

I Love You My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang