SA-01 HEARTBEAT

47 3 0
                                    

Basa-basi sedikit ya sebelum lanjut membaca hehehe.

Ini cerita pertama yg murni aku karang sendiri jadi mohon maaf kalau penulisanku masih kurang bagus/enak dibaca karna masih harus banyak belajar lagi dan juga mohon maaf kalau terdapat kesamaan cerita.

Kalau ada kesalahan penulisan atau ada bagian yg gak kalian paham tinggal komentar aja biar bisa aku ralat, sekalian aku jelaskan bagian yg gk kalian paham itu.

Untuk teman-teman semua jangan sungkan-sungkan buat ngasih masukkan, kritik atau sarannya pasti aku terima.

Jangan lupa kasih vote, komentar dan dishare juga boleh hehehe. Mohon dukungan teman-teman semua yg suka sama cerita aku biar aku makin semangat lanjutin ceritanya hehehe.

Mungkin nanti dibeberapa bagian bakal aku revisi buat memperbaiki kata/kalimat biar lebih enak lagi membacanya.

Udah ya sampai sini aja basa-basinya, lama-lama gak jadi baca malahan hehehe.


». Happy Reading .«

.______________________________.
.______________________________.

★★★

Udara pagi dingin menusuk masuk kepori-pori hingga ketulang. Surya mulai menampakkan diri cahayanya menembus awan tipis hitam tampak akan turun hujan. Embun-embun didedaunan mulai berjatuhan.

Surya perlahan naik menyingsing pelan. Embun pagi mulai menghilang, awan hitam berganti putih terang mengurungi diri untuk meneteskan air kehidupan. Lautan biru langit pekat terang terhampar luas mata memandang.

Bunyi kendaraan terdengar riang menyesaki jalanan tanda aktifitas akan dimulai.

"Dek bangun, ini hari pertama adek masuk sekolah jangan sampai telat," ujar Abangku terdengar dari luar pintu kamar.

"Iya," balasku dengan suara pelan karna masih nyaman berbaring diatas kasur.

Hatiku berbisik pelan menggoda untuk tidak beranjak dari tempat tidur. Kasur persegi itu dengan mudahnya menariku kembali dalam tidur "U-hh enaknya."

"Adeeeeek!! Banguun!! Buruan sana mandi biar nanti Abang yg antar kesekolah," suaranya tegas sambil masih memanjakanku.

"Dasar kebo udah dibangunin masih aja tidur, sana cepet mandi!!"

"Iyaaa.. Abang ah ganggu aja, lagi enak tidur ini," balasku sambil menggerutu yang bahkan tanpa sadar sejak kapan abangku masuk kedalam kamar.

"Bangun gak?! Mau Abang siram pakek air? Hah?!"

"Iya iya iyaaa.." sahutku kesal masih berbaring belum beranjak dari tempat asalku.

Begitu mudahnya kasur ini mengambil alih alam bawah sadarku. Iya, aku tertidur kembali tanpa mengacuhkan orang yg ada didepanku. Abangku orang yg selalu membuat aku jengkel.

Sreeeekk!!
Dengan cepat ditariknya badan ini didekap kepangkuannya. "B-ba..," belum sempat aku bicara ditepisnya bibir ini dengan telujuknya.

"Dek? Adek kenapa? Jangan tinggalin abang duluan dek. Tidaaaaaaaakk~" dengan dramatisnya mengejekku seolah-olah mati.

"Adek jangan mati duluan? Siapa nanti yg bakal menemani abangmu ini?" tidak kalah dramatis dari sebelumnya agak dilebay-lebaykan sambil memasang ekspresi sedih palsu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suddenly Attack (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang