M.1

264 26 0
                                    

Siang hari ini jisoo terlihat setia dengan senyum dibibirnya, membuat para pengunjung toko roti terlihat ramai

"Jisoo istrihatlah kau pasti lelah seharian mengurus toko" ujar ibunya
Jisoo tersenyum sambil merapikan cangkir cangkir indah, lalu menghadap ibunya
"Tidak bu besokkan hari minggu jadi sekarang kita harus melayani para pengunjung dengan ekstra" ia hanya tersenyum menanggapi celotehan putrinya
.
.
"Ibu roti ini untuk meja nomer berapa?"
"Nomer 9 pemuda tampan dengan jaket hitamnya" ibunya menunjuk ke seorang pemuda tampan yang sedang menunggu.
Melihat putrinya tersenyum merona membuatnya bahagia. Baru kali ini ia melihat putrinya menyukai seorang pria
"Cepat sana antarkan tidak baik membuat seseorang menunggu" jisoo mengangguk melangkah dengan gugup ke meja nomer 9
"Silahkan dinikmati" ucapnya sambil tersenyum. Melihat pesanannya lelaki tadi langsung mengambil rotinya tanpa berniat membalas senyuman wanita didepannya.
Jisoo berbalik kembali ke tempat semula dengan wajah kecewa
"Kau kenapa? Apa putri ibu menyukai pria tampan itu?" goda ibunya membuat pipi jisoo merona, ini untuk pertama kalinya ia merasakan tertarik terhadap seorang pria, cinta pandangan pertama mungkin.
.
.
.
Hujan turun besar siang ini pemuda berjaket hitam ini memakirkan motornya di toko kue
Sembari menunggu reda ia juga ingin mengisi perutnya dengan makanan ringan.

Setelah memesan kepada pemilik toko ia menunggu di meja nomer 9 matanya tak sengaja melihat gadis cantik dengan senyuman tulusnya disana.
'Terlalu lemah' pikirnya
Ia tak suka wanita lemah lembut membuatnya terlihat lemah, mudah untuk di tipu, mudah untuk di rusak.

Tak lama gadis tadi mengantarkan roti ke mejanya sambil tersenyum, tanpa berniat membalas senyuman itu ia langsung menarik roti itu dan memakannya.
.
.
Hujan belum reda walau hari sudah sore menjelang malam jisoo dan ibunya sudah membersihkan toko

Saat sedang mengunci toko mata gadis itu tak sengaja melihat pemuda tampan tadi sedang menunggu hujan reda di toko sebelahnya

"Ibu" panggil jisoo
"Iya nak?" ibu jisoo memasukan kunci toko ke sakunya lalu melihat ke arah pandangan jisoo
"Kau menyukainya?" goda ibunya sambil mencubit gemas pipi jisoo
"Bukan itu bu tapi sepertinya ia tak membawa mantel"
Ibunya mengangguk lalu memberikan mantel ke tangan jisoo
"Berikan ini padanya, kita bisa memakai payung berdua" jisoo mengangguk lalu berjalan ke arah pemuda tadi dengan degub jantungnya
"Hmm maaf kau sedang menunggu hujan reda?" tanya jisoo malu, pemuda itu menoleh ke arahnya dengan tatapan dinginnya
"Hmm" kemudian ia menatap lurus kedepan
"Ini ibuku mengatakan untuk memberikannya kepadamu kau pasti membutuhkannya" jisoo memberikan mantelnya
Pria itu menggeleng
"Tak perlu" kemudian ia berjalan memakai helm dan melajukan motornya membelah jalanan kota busan

Jisoo yang sedikit sedih tersentak mendapat sentuhan lembut dipundaknya
"Ayo sebelum hujannya membesar" jisoo mengangguk lalu berjalan pulang bersama ibunya.
.
.
"Malaaaam yang indahh hari yang tenangggg... Bersama ibu tercinta ku hidup bahagia... Lalalala" jisoo bernyanyi sambil menyapu lantai
Melihat putrinya senang ia tersenyum, baru kali ini ia melihat putrinya jatuh cinta
Tak jauh berbeda dengan dirinya dulu saat pertama kali bertemu pria yang dicintainya, ayah jisoo.
"Ayo ibu ikut menari bersama" jisoo menarik ibunya sambil menari mengikuti irama musik audio tuanya
"Ibu tidak bisa menari sayang" jisoo menggeleng
"Aku jisoo-nim akan mengajarkan ibu cara menari yang benar dan bagus, jadi ayo mulai menari"
Malam itu mereka habiskan dengan tertawa sambil merapihkan rumahnya

.
.
"Nak kalau kau sudah lulus ingin melanjutkan kuliah dimana?" tanya ibunya sambil mengusap lembut kepala anaknya di dalam pelukannya
"Aku mungkin akan cari beasiswa dulu bu, aku tidak akan kuliah jika tidak mendapat beasiswa" ibunya menggeleng melihat kelakuan anaknya yang terlalu mengkhawatirkan kondisi ibunya.
Padahal kebanyakan remaja seusianya lebih cenderung banyak meminta sesuatu, atau ego remaja seusianya sedang dimasa paling tinggi.
"Ibu akan berusaha agar kau bisa masuk kuliah ditempat terbaik, kau jangan khawatir"
Jisoo semakin mengeratkan dekapan ke ibunya.
"Jisoo sayang ibu"
Ibunya tersenyum lalu mencium kening putrinya
"Ibu juga sayang malaikat kecil ibu"
dengan perasaan bahagia jisoo langsung berdoa dan tidur memeluk ibunya.
Jisoo adalah kebaikan tuhan yang dikirim untuknya ia sangat bersyukur memiliki putri sebaik dan secantik jisoo. Jisoo adalah malaikat kecil bagi banyak orang.
.
.
.
'Tringg tringg' Bel istirahat berbunyi jisoo dan naeyon keluar kelas menuju kantin.
Awalnya jisoo menolak tetapi atas paksaan naeyon ia pasrah ditarik sahabatnya.
"Hai princess" sapa boby tersenyum memamerkan gigi kelincinya
"Hai bob" jawab jisoo
Naeyon yang merasa diabaikan menginjak kaki boby kesal
"Aww heh kelinci galak!"
Boby melototi naeyon, mereka berdua beradu tatap menjadi pusat perhatian.
Jisoo yang melihat pertengkaran keduanya bingung harus berbuat apa
"Hey bob ayok anak futsal udah nunggu" hanbin teman boby datang memisahkan pertengkaran kedua temannya
"Bawa aja bin si kelinci jelek" sungut naeyon
"Apa kau bi-.."
"Sudah ayo jangan ganggu mereka, nay jis kita duluan" hanbin menarik paksa boby yang masih kesal pada naeyon
"Sudahlah nay ayo sebentar lagi bel masuk, kau tak ingat jam sekarang ada ulangan harian" naeyon menepuk jidatnya tanda ia lupa
Lalu menarik jisoo untuk segera membeli makanan.
.
.
'Tringg tringg'
Bel pulang sekolah berbunyi
Semua siswa segera bergegas keluar kelas
Tidak dengan naeyon yang masih diam dengan wajah pucat dan keringat dingin di dahinya
"Nay kau kenapa?" tanya jisoo khawatir sambil mengelap keringat di dahi sahabatnya, naeyon menggeleng sambil memegangi perutnya
"Jis ini hari pertamaku haid, sakit sekali" pitih naeyon, jisoo yang bingung harus bagaimana langsung meneriaki nama boby yang kebetulan lewat didepan kelasnya
"Boby!"
Boby langsung tersenyum dan berlari memasuki kelas jisoo
"Ada apa jis? Eh kelinci galak kau kenapa?" boby mendekat ke arah naeyon
"Hari pertama haid jadi naeyon sakit"
Naeyon hanya diam menahan sakit sambil memperhatikan kedua temannya
"Bob bisa aku minta tolong" tanya jisoo
Boby mengangguk
"Tolong gendong naeyon dan sekalian antarkan pulang yah, pak yo supir naeyon belum menjemput" boby sedikit tersentak tapi sedetik kemudian ia tersenyum
Kemudian membawa naeyon di gendongan punggungnya.
.
.
.
Jisoo menggoel sepedanya sambil tersenyum senang tak sabar bertemu ibunya.
Ia ingin segera memeluk ibunya, menceritakan keberhasilannya mendapatkan nilai seratus ulangan tadi, ingin segera mencium keningnya, melihat senyum ibunya, dan mendengarkan suara indah ibunya memanggil namanya.
.

Di jarak 10 meter didepannya ia melihat ibunya seketika senyum jisoo mengembang.
Tapi seketika itu juga senyumnya hilang ketika melihat ibu tercintanya dengan gerakan cepat berlari ke tengah jalan
Mendorong wanita seumuran ibunya yang akan tertabrak sebuah truk 

'Brukk'

"IBUUUUU!!!"

.
.

.
.
Vote yahh, buat yang baru mampir jangan lupa vote hehe

Mianhe .. Please [O.S.H×K.J.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang