01

26 3 2
                                    

Happy reading!!

====================

sehebat apapun aku menyembunyikan bangkai tapi aku tidak bisa menyembuyikan baunya, mungkin itu la pepata yang cocok untuk diriku yang mencoba menghapus secuil kebaikan..

aku Dhea gadis cantik dan kaya di sekola Citra Bangsa, banyak siswa lain memujiku tapi parasku bertolak belakang dengan sifatku yang buruk, aku mengakuinya karna ini kesenangan ku untuk mencari perhatian mereka yang melupakan ku.

==========

Hari senin menjadi hari paling buruk untuk siswa siswi Citra Bangsa, menghadiri upacara, melakukan rapat panitia dan pembelajaran tanpa henti.

Banyak yang mengelu tapi tidak bisa menghindar itula mereka

Berbeda denga Dhea siswa cantik dan kaya banyak yang mengilainya berharap mendapatkan cintanya adapula yang membenci sekumpulan siswi yang merasa iri padanya tapi tak berani menganggu ketenangan Dhea di sekolah.

Ia tenga berjalan dengan santai di pinggir lapangan, Saat siswa yang lain heboh menghindari teriknya matahari.

Tiba-tiba saja ada sebua lengan dan menariknya ke tenga lapangan ia tidak memberontak ataupun berusaha melepaskan diri.

Bagi Dhea ini sudah terlalu biasa.

"Kalian hanya parasit yang terus menempeliku!" Ujarnya kepada salah satu siswa yang tengah duduk berjongkok di hadapanya.

Mendengar lontaran Dhea membuat siswa laki-laki itu bingung dengan maksud perkataannya.

"Kau pikir dengan mengundang semua siswa disini aku akan terima rasa cinta mu itu? Ohh tentu tidak!! Karna kau menjijikan!"

Mulut manis tapi menusuk tepat di hati siswa laki-laki itu ia bangkit dari jongkoknya dan memandangi Dhea yang mulai menjauh dari lapangan.

Samar-samar ia juga mendengar nada mengejek dari siswa lain yang sempat menjadi penonton.

Pukk

Tepukan pelan ia rasakan di pundaknya.

"Kau terlalu berani menyatakan nya Rehan.." salah satu teman Rehan hanya bisa menggeleng kepala.

"Aku tau" ujarnya dan memilih meninggalkan lapangan basket dan teman-temanya yang kini menatap sendu pada dirinya.

==========

Bel masuk sudah berbunyi menandakan tak ada satupun yang berkeliaran di luar ruangan selain jam olahraga.

Dhea dengan santai memasuki kelas tanpa menghiraukan tatapan tak suka dari gurunya.

"Nona Dhea bisa jelaskan kenapa anda bisa terlambat masuk kelas saya?"

Tak menjawab pertanyaan gurunya ia malah melemparkan tatapan sinis pada yang lebih tua.

"Lanjutkan saja materimu Bu" perintahnya, tak ingin di ganggu lagi ia memilih memakai earphone di telinga dan membaca buku novel bukan buku pelajaran.

Karma ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang