"My first instinct when I see an animal is to say 'Hello'. My first instinct when I see a person is to avoid eye contact and hope it goes away"
-Rebel Circus
Aku benci akan adanya keramaian, aku benci ketika orang-orang berlalu-lalang dan tak pernah memperhatikan sekelilingnya, menabrak seseorang seenaknya, kemudian memaki orang yang ia tabrak. Kau pikir jalan ini punya mu?, sungguh jelas jalan ini milik Bersama. Kau tak pernah berpikir bagaimana sakitnya seseorang, yang kau tau hanya kau ingin segera sampai ke tempat tujuan dengan cepat.
Mau kah kau ku samakan dengan hewan?. Ah, sudah jelas kau pasti tak mau di samakan dengan hewan, tapi mengapa sifatmu seperti hewan? dan mengapa hewan lebih mulia dari mu?. Kau pikir siapa dirimu? berlaku seenaknya bak raja di istana, menginjak orang lemah dan orang yang berbeda kasta dengan mu. kau pikir kau hebat? sudah biasa mengalahkan tuhan?. Ah rupanya kau lebih di bawah dari pada yang di bawah.
"Mengapa kau tulis semua kejahatan yang mereka lakukan?" Tanya Tarisya, seorang sahabat yang selalu ada ketika seribu orang menjauhiku.
"Agar bisa ku buku kan"
"Kamu yakin, kereka akan berubah?"
"Setidaknya aku sudah berusaha sesuai kemampuanku"
"Okelah, aku akan mendukungmu, mari kembali ke kelas, jam istirahat akan segera berakhir"
"Hmmmm"
Bel, masuk telah berbunyi, aku melangkah memasuki kelas dan duduk di bangku ku. Guru jam ketiga telah masuk dengan ekspresi wajah yang sedikit berbeda. "ia tak seperti biasanya" gumamku. Dia benar-benar beda hari ini, cara jalan, ekspresi wajah, senyumnya. Apakah dia sakit?. Ah, sudahlah ku tak peduli lagi pula aku tak begitu menyukai pelajarannya, sungguh membosankan berada di kelasnya. Duduk dan mengkhayal adalah kegiatan yang kulakukan ketika tak ingin mendengarkan pelajarannya, dan itulah yang ku lakukan saat ini, mengkhayal suatu yang mungkin takkan pernah terpikirkan oleh orang lain, dan aku mengkhayalkan posisiku ketika berada di antara seorang pembunuh, apakah aku akan jadi pembunuh juga?.
Khayalan itu terus berputar-putar di kepalaku, aku berfikir jika aku menjadi pembunuh juga siapa, yang aku bunuh?. Orang-orang paling lemah yang selalu berlaku seenaknya, atau membunuh orang yang tak memiliki harapan untuk hidup lagi? Agar mereka tak perlu merasakan
sakitnya berada di dunia yang semakin kejam ini. Ah, lebih baik ku bunuh dulu orang yang lemah dan selalu berlaku seenaknya. Akan ku cabut satu-persatu kukunya, kemudian memotong lidahnya secara perlahan. Sungguh kesenangan yang tak bisa tergantikan, kau takkan pernah menduga jika aku menjadi seorang pembunuh.
"Alisya, jangan mengkhayal yang aneh-aneh" Ucap Tarisya sambil menyenggol lenganku.
"Kalem lah"
"Jangan mengkhayalkan kau menjadi seorang pembunuh lagi, kau sudah membunuh satu ekor kodok di belakang rumah karena mengkhayalkan itu"
"Hmmm, semua terjadi tanpa aku sadari" Aku membuka buku catatanku, yang berisikan catatan gilaku, bukan catatan pelajaran ataupun yang bersangkutan dengan ilmu pengetahuan, semua berisikan gambar dan tulisan-tulisan yang kubuat atas perintah otakku.
Pelajaran ke tiga selesai dan sudah saatnya kembali ke rumah mengistirahatkan diriku sekaligus mengistirahatkan otak ku agar tak terus memikirkan hal-hal aneh, dan melanjutkannya keesekoan hari, agar lebih banyak ide yang masuk walaupun aku masih tak bisa memastikan semua akan berjalan lancar atau tidak, setidaknya aku sudah memiliki rencananya.
Mataku terasa berat, dan sulit untuk terbuka rasanya ingin sekali memejamkan mata dan tertidur dengan pulas. Aku baringkan tubuh ku di kasur kemudian memeluk salah satu bantal yang ada di sana. Satu detik, dua detik, tiga detik kesadaran ku hilang dan pergi ke alam bawah sadar, Aku berharap aku tak bermimpi.
Waktu terus berputar dan tak dirasakan perputarannya. Jam telah menunjukkah pukul 5 sore. Ku buka mata ku secara perlahan, tak ada yang berubah dari kamarku sama seperti awal sebelum aku tidur. Hanya saja, sejak kapan ada bunga di atas meja bejarku??, Siapa yang menaruh bunga itu??. Karena merasa penasaran aku berjalan dan mengambil bunga itu dan ternyata terdapat sepucuk surat di bawahnya.
"Selamat sore alisya sayang, tatapan matamu yang indah mengisyaratkan kau akan menjadi seseorang yang mengejutkan, aku mendukung semua khayalan mu:) temui aku di hutan belakang rumah dan kita akan membahas semuanya disana"
-Mr.TomSurat yang mengejutkan, bagaimana orang ini memasukkan bunga dan surat ini??, Jangan-jangan ini hanya jebakan, tapi jika jebakan kenapa ia mengetahui segala khayalan ku??.
Rasa penasaran menggerogoti perasaanku, ingin rasanya ku menghampiri nya dan membahas semuanya, namun jika itu jebakan aku akan sangat kecewa, karena tak ada orang yang akan mendukung khayalan ku. Ya, aku tau itu khayalan yang berbahaya sekaligus gila, tapi menurut ku semua orang lemah harus mendapatkan nya.
"Ah, sepertinya aku harus menghampiri nya" Gumam ku sambil berjalan keluar kamar melewati pintu yang langsung mengarah ke belakang rumah. Saat itu langit terlihat mendung, sepertinya akan hujan, namun aku tak peduli dengan apa yang akan terjadi jika aku harus kehujanan di tengah jalan itu tak masalah.
Aku terus berjalan menelusuri hutan, dan yang pertama kali ku lihat saat di hutan adalah sebuah rumah pohon dengan hiasan boneka di pintunya.
"Sepertinya ini rumahnya" gumamku, dengan langkah cepat aku menaiki tangga dan membaca setiap tulisan-tulisan yang berada di tangga itu, tulisan yang sulit dimengerti.
Saat aku sampai di depan pintu rumah pohon itu, terdapat tulisan "bukankah ku suruh kau datang esok pagi?" Begitu tulisannya, aku di buat bingung dengan tulisan itu, sejak kapan dia menyuruh ku untuk datang besok pagi?.
Aku semakin yakin jika ini bukanlah sebuah jebakan, ini nyata, dia mengetahui khayalan ku dan mulai sekarang aku mempercayainya. Dengan langkah tegas, aku turun dari rumah pohon itu dan berjalan keluar dari hutan, kembali kerumah dan menunggu hingga besok pagi.Hello!
Dengan siapa saya bicara??
Ah, dengan kau rupanya, hai chapter 1 telah selesai mari kita tunggu chapter 2 nya:)
Disini aku tidak menjadwalkan kapan cerita ini akan update, karena aku sedikit sibuk:( biasalah belajar:)Ya, kubuat ini secara tiba-tiba:) terdengar aneh yaaa:v
YOU ARE READING
Hariku
Teen FictionIntrovert?? Bisa jadi kaulah salah satu di antara ribuan introvert di dunia ini yang bisa berpura-pura menjadi ekstrovert. Kau banyak bicara namun di balik semua itu kau adalah pembunuh paling keji dan paling di takuti. Kau sadis dalam memilih kata...